Lompat ke konten

Mengenal Batasan Screen Time pada Anak dan Dampaknya jika Berlebihan

Batasan Screen Time pada Anak

Screen time adalah waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan gawai. Screen time memang bagus untuk merangsang perkembangan otak serta kemampuan berpikir anak, namun dampaknya pun kurang bagus jika dilakukan berlebihan.

Apalagi saat ini, sebagian orang tua merasa bahwa memberikan gawai merupakan solusi terbaik untuk menenangkan anak yang tantrum dan rewel, padahal sebenarnya tidak dibenarkan karena menimbulkan kecanduan. Orang tua wajib tahu batasan screen time pada anak dan bagaimana dampaknya jika berlebihan melalui bahasan berikut ini.

Berapa Batasan Screen Time pada Anak?

Sebagai orang tua, harus memberikan batasan screen time pada anak supaya tidak kecanduan. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2019, panduan batasan screen time anak sebaiknya menyesuaikan dengan usianya. Ini penjelasan masing-masing berdasarkan kategori usia.

1. Bayi di bawah usia 1 tahun

Bayi usia kurang dari 1 tahun tidak disarankan diberi screen time, meskipun hanya menonton kartun dan melakukan video call. Dibandingkan gawai, bayi membutuhkan lebih banyak aktivitas fisik guna menunjang tumbuh kembangnya. Misalnya bermain permainan interaktif yang dapat mengasah motorik dan sensorik.

Bayi berusia di bawah setahun sebisa mungkin jauhkan dari gawai meskipun hanya sebentar. Selain mengajaknya bermain permainan interaktif, juga disarankan membacakan dongeng sebelum tidur karena lebih bermanfaat daripada memberikannya gadget saat usia dini.

Tak hanya itu, ayah dan ibu sebaiknya tidak mengekang si bayi. Mengekang yang dimaksud adalah menggendong dan meletakkannya di stroller lebih dari satu jam. Disarankan melakukan tummy time yang bagus bagi tumbuh kembangnya.

2. Anak usia 1-2 tahun

Pada anak usia 1-2 tahun disarankan meningkatkan aktivitas fisik minimal 3 jam dalam sehari guna melatih perkembangan motorik dan sensoriknya. Perihal screen time sendiri sudah diperbolehkan, maksimal 1 jam per hari.

Meskipun boleh-boleh saja diberikan gadget, tetap harus dalam pengawasan orang dewasa. Termasuk jenis tontonannya, disarankan bertema hiburan yang edukatif agar dapat mengasah perkembangan otaknya.

Semakin sedikit penggunaan gadget justru lebih baik. Selain memaksimalkan aktivitas fisik, imbangi pula dengan tidur yang berkualitas. Anak berusia 1-2 tahun direkomendasikan tidur selama 11 hingga 14 jam sehari, ini juga termasuk tidur siang.

3. Anak usia 3-4 tahun

Batasan screen time pada anak berusia 3-4 tahun, WHO menyarankan tidak lebih dari 1 jam per hari (semakin sedikit semakin baik). Orang dewasa wajib memantau apa yang dilakukan maupun ditonton oleh si buah hati selama screen time, serta tetap lakukan interaksi aktif dengan si kecil.

Ketika si buah hati sudah berusia sekitar 3-4 tahun, aktivitas fisiknya dapat lebih ditingkatkan. Bermain di luar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sangat disarankan demi tumbuh kembangnya juga sambil mengajaknya mengenal lingkungan sekitar.

Pada usia ini, kebanyakan anak senang bermain dan menggunakan energinya. Oleh karena itu, tetap imbangi dengan tidur berkualitas. Setidaknya anak 3-4 tahun disarankan tidur selama 10-13 jam per hari, termasuk di siang hari.

Dampak Screen Time yang Berlebihan pada Anak

Memberikan gawai terlalu dini pada anak, dampaknya kurang bagus bagi tumbuh kembang dan emosionalnya. Sebagai orang tua, cari tahu apa saja dampak screen time yang berlebihan untuk anak.

1. Kualitas tidur menurun

Dampak screen time berlebihan yang pertama adalah kualitas tidur anak jadi menurun. Tontonan yang ada di gadget kebanyakan isinya menarik, sehingga tak heran jika ia selalu merasa penasaran dan ingin terus menontonnya.

Rasa penasaran berlebih itu nantinya berpengaruh terhadap kualitas tidur karena merasa selalu ingin menontonnya tanpa kenal waktu. Hal ini disebabkan oleh paparan blue light yang mempengaruhi produksi hormon melatonin. Semakin rendah kadar hormonnya, maka pola tidurnya dapat terganggu.

2. Mempengaruhi kemampuan berpikir

Dampak lainnya dapat membuat anak susah fokus, di mana hal ini bisa berpengaruh pula pada kemampuan berpikirnya. Gadget sebenarnya punya dampak positif, salah satunya memberikan banyak hiburan dan informasi secara instan.

Meskipun banyak manfaatnya, namun informasi yang diperoleh secara instan bisa membuat anak jadi malas berpikir. Ia lebih suka mencari jawaban langsung di internet daripada berpikir dari sudut pandangnya sendiri. Akibatnya, kemampuan berpikir kreatifnya jadi tidak terasah karena selalu tergantung pada jawaban dari internet. 

3. Mengalami gangguan penglihatan dini

Efek blue light pada layar smartphone dan perangkat gadget lainnya dapat mempengaruhi penglihatan. Screen time pada anak yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit mata, yaitu rabun jauh (miopi).

Rabun jauh apabila semakin parah dapat merambat ke masalah penglihatan lainnya. Misalnya mata mudah lelah hingga risiko mata silinder. Ini bukanlah hal bagus karena dapat mempengaruhi aktivitas si kecil sehari-hari dan harus memakai alat bantu penglihatan.

4. Emosi kurang stabil

Selain mengalami gangguan penglihatan di usia dini, efek screen time berlebihan juga mengakibatkan emosi jadi kurang stabil. Apalagi saat ini kebanyakan orang tua merasa memberikan gadget merupakan solusi terbaik untuk mengatasi anak yang sedang rewel. 

Sebenarnya sikap tersebut salah besar. Memberikan gadget terlalu dini justru menimbulkan rasa candu, meskipun sudah dalam pengawasan. Biasanya saat ayah dan ibu tak memberikannya gadget saat ia sedang menginginkannya, ia akan marah dan tantrum karena keinginannya tak dipenuhi.

Emosi kurang stabil tak hanya mengganggu orang lain, tetapi juga menyiksa dirinya sendiri karena membuatnya mudah stres sampai depresi. Akibatnya, proses tumbuh kembangnya jadi terganggu.

5. Kecanduan

Berkaitan dengan sebelumnya, dampak penggunaan gadget dan screen time terlalu lama memberikan efek kecanduan. Ketika si buah hati terlanjur kecanduan, ia hanya tertarik pada gawainya sendiri namun enggan bersosialisasi dengan lingkungan luar.
Hal ini tentunya tak baik, sebab terlanjur kecanduan membuatnya kurang memiliki rasa empati terhadap orang lain hingga menjadi pribadi yang antisosial. Jadi ketika ia berhadapan dengan orang baru, akan lebih susah bersosialisasi karena selama ini hanya terbiasa dengan dunianya sendiri.

6. Masalah obesitas

Kebanyakan orang tua merasa cara menenangkan anaknya yang rewel adalah dengan memberikannya gadget, padahal ini bukan solusi terbaik. Selain menimbulkan efek kecanduan, juga memicu masalah kesehatan lainnya, yaitu obesitas.

Jika sudah asik dengan gadget dalam waktu lama, anak jadi malas bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Rasa malas itu mengakibatkan pertambahan pada berat badan karena kurangnya aktivitas fisik.

Terus membiarkan berat badannya bertambah, bisa-bisa menjadi obesitas. Ini adalah penyakit berbahaya karena nantinya justru memicu masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, serta nyeri otot dan tulang akibat badan terlalu berat.

7. Adanya risiko speech delay

Banyak penelitian mengatakan, tidak memberikan batasan screen time pada anak usia dini (apalagi kurang dari 2 tahun) dapat memicu risiko speech delay atau gangguan terlambat berbicara. Sebab ketika ia memainkan gawainya, hanya terjadi interaksi satu arah saja tanpa adanya stimulasi dari pihak lain.

Cara Mengatur Screen Time pada Anak

Dampak tidak memberikan batasan screen time pada anak usia dini tidak bagus bagi tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus tahu bagaimana cara mengatur screen time pada anak supaya dapat mencegah dampak negatifnya.

1. Pantau anak saat bermain gadget dan tetap lakukan interaksi aktif

Screen time tidak disarankan pada anak yang usianya masih kurang dari 2 tahun. Apabila ia sudah berusia lebih dari 2 tahun, orang tua wajib memantaunya saat sedang bermain gadget agar mengetahui apa saja yang dilakukannya dalam perangkat elektronik tersebut.

Tak hanya memantau, pastikan ayah dan ibu tetap melakukan interaksi aktif supaya terjadi komunikasi dua arah, misalnya menanyakan apa yang sedang ditontonnya, memintanya menyimpulkan sesuatu dari tontonannya, ataupun interaksi lainnya agar si kecil tak hanya menonton saja. Ini bertujuan untuk meminimalisir risiko speech delay.

Oleh karena itu, disarankan menonton hiburan khusus anak dan bermain permainan edukatif jika ingin memberikan screen time. Terutama ketika bermain game, tetap ajak ia melakukan komunikasi sambil melatihnya berbicara dengan benar. Contoh game edukatif yang menyenangkan, misalnya belajar bahasa, puzzle, tebak-tebakan, dan belajar membaca.

2. Ajak si kecil melakukan kegiatan lain

Waktu menatap layar tidak disarankan lebih dari sejam karena dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko kecanduan. Jika sudah kecanduan dampaknya tak baik, jadi sangat disarankan melakukan lebih banyak aktivitas fisik dibandingkan menatap layar smartphone.

Ajaklah si kecil melakukan aktivitas lain guna meminimalisir penggunaan gadget. Melakukan aktivitas di luar lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan motorik serta sensoriknya. Contohnya, antara lain bermain di taman, menggambar, jalan-jalan, bersosialisasi dengan orang sekitar, berkebun, mengajaknya membereskan rumah, dan sebagainya.

3. Menjadi contoh bagi si kecil

Cara mengatur screen time anak paling efektif harus dimulai dari orang tua. Anak adalah peniru handal, ia akan mencontoh apa yang dilihatnya tetapi belum tahu hal tersebut baik atau buruk. Berikan pengertian bahwa main smartphone berlebihan itu tidak baik, jelaskan pula alasan mengapa hal tersebut tidak baik agar ia lebih memahaminya.

Sebagai orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi buah hatinya. Misalnya ketika Anda membuat larangan memakai gadget pada waktu berkumpul bersama keluarga ataupun momen tertentu, maka hindari melakukannya saat itu juga. 

4. Gunakan fitur untuk membatasi screen time

Adapun cara mengatur screen time paling efektif lainnya, yaitu menggunakan fitur khusus ataupun aplikasi untuk membatasi pemakaian gadget. Pada perangkat smartphone apapun, sudah terdapat fitur khusus untuk hal itu.

Apabila Anda mempunyai smart TV di rumah, bisa membatasi penggunaannya hanya melalui HP. Cobalah masuk ke pengaturan, kemudian carilah menu Screen Time. Atur berapa jam gawai tersebut mati atau memberikan peringatan dengan sendirinya ketika waktunya sudah mencapai batas.

Cara ini termasuk efektif karena dapat membuat anak tak dapat melakukan apapun saat perangkat gadget mati. Setelahnya, carilah kegiatan lain untuk mengalihkan pikirannya agar tak terlalu fokus pada gadget.

5. Tetapkan waktu screen time

Ayah dan ibu sebaiknya melaksanakan anjuran dari WHO untuk menetapkan waktu penggunaan gawai seperti pada penjelasan sebelumnya. Selain menetapkan waktu, tetapkan pula kapan boleh menggunakan gadget. Misalnya tak boleh digunakan saat sedang berkumpul dengan keluarga, sebelum tidur malam, ataupun lainnya.

Supaya lebih efektif, atur perangkat untuk membatasi waktu penggunaannya. Sehingga ketika waktunya sudah mencapai batas, si kecil tak akan bisa mengaksesnya.

Orang tua wajib memberikan batasan screen time pada anak usia dini supaya tak menimbulkan efek kecanduan yang dapat mengganggu psikologis serta tumbuh kembangnya. Sebagai pengganti demi mengalihkan pemakaian gadget, lebih baik memperbanyak aktivitas fisik dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar guna mengasah kemampuan motorik dan sensorik si buah hati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *