Lompat ke konten

Cara Membantu Anak saat Dijauhi oleh Temannya

Seorang anak sedang duduk di lantai sambil menelugkupkan wajah dengan teman-teman di sekelilingnya.

Kenyataan pahit bahwa anak Anda dijauhi oleh teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan permainannya kerap kali menimbulkan rasa sakit hati dan perasaan bingung, terlebih jika Anda sebagai orang tua tidak tahu pasti apa penyebabnya. Namun, alih-alih berputus asa, penting bagi orang tua untuk tetap tegar dan bijaksana dengan mencari solusi terbaik demi membantu buah hati tercinta melewati masa-masa sulit ini dengan memberinya dukungan penuh dan memahami akar permasalahan yang sedang dihadapinya. 

Menghadapi situasi di mana anak Anda dijauhi oleh teman-temannya merupakan tantangan emosional yang tidaklah mudah. Meskipun demikian, tindakan tergesa-gesa dan frontal, seperti melarang interaksi anak dengan temannya, menghakimi, atau bahkan mengkritik anak jelas bukan solusi yang tepat. 

Langkah paling bijaksana adalah berupaya membimbing anak untuk memahami masalah lalu melepaskan diri dari situasi toxic friendship tersebut. Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membantu anak!

Alasan Anak Dijauhi oleh Temannya

Terkadang, tanpa Anda sadari bahwa anak Anda menghadapi tekanan emosional di sekolah akibat dijauhi atau dikucilkan oleh teman sebayanya. Sejatinya, beragam faktor bisa memicu fenomena ini, seperti:

  1. Perilaku anak yang tidak disukai oleh teman-temannya. Misalnya, anak terlalu pemalu, pendiam, sensitif, emosional, atau suka mengganggu teman-temannya.
  2. Penampilan fisik anak Anda yang berbeda. Misalnya, anak Anda gemuk, atau memiliki ciri fisik tertentu yang mencolok sehingga menjadi perhatian bahan ejekan teman sebayanya.
  3. Kemampuan akademik atau prestasi yang terlalu menonjol atau sebaliknya sangat rendah dibandingkan dengan teman sebayanya.

Alasan-alasan lain bisa menjadi penentu utama mengapa anak Anda dijauhi oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, apapun akar penyebabnya memanglah tak mudah bagi anak Anda ataupun dengan Anda selaku orang tua, namun sayangnya Anda-lah sebagai orang tua yang harus lebih peka dan bijaksana dalam membantu buah hati Anda untuk melewati masa-masa pelik ini.

Cara Membantu Anak Saat Dijauhi oleh Temannya

Membantu anak yang tengah dijauhi oleh temannya bukanlah perkara mudah namun juga bukan berarti mustahil. Sebagai orang tua, kuncinya terletak pada kepekaan Anda sebagai orang tua dalam memahami perasaan si anak dan kebijaksanaan dalam menuntunnya tanpa melukai harga dirinya. Ada beberapa cara dalam membantu anak saat dijauhi oleh teman-temannya:

1. Bicaralah dengan Baik

Jika Anda kerap menemui anak Anda menyendiri, enggan bercerita mengenai teman-temannya, atau bahkan menangis saat pulang sekolah, temui ia dan cobalah bertanya dengan bahasa yang baik. Pastikan bahwa anak Anda mau terbuka dengan Anda. Saat-saat inilah Anda harus memperhatikan tanda-tanda bahwa anak Anda sedang dijauhi oleh teman-temannya.

Jangan cepat menghakimi atau memberikan komentar negatif tentang temannya. Lebih baik Anda memberikan pertanyaan yang dapat membantu Anda dan anak Anda untuk mengevaluasi hubungan dengan temannya.

Dengarkan jawaban anak Anda dengan penuh empati, setelah itu tegaskan mengenai kriteria teman yang baik seperti apa, begitupun pergaulan yang positif yang selama ini Anda ajarkan di rumah.

2. Selidiki Penyebab Sebenarnya

Selaku orang tua, Anda boleh menyelidiki penyebab yang sebenarnya terjadi, baik dengan mengamati perilaku si anak maupun menanyakan gurunya secara bijaksana tanpa terkesan memojokkan atau menyalahkan pihak manapun. 

3. Berikan Dukungan Moral 

Anda dapat memberikan dukungan moral dan motivasi agar ia tidak putus asa. Yakinkan bahwa dirinya berharga, dan masalahnya bisa diatasi asal mau terbuka dan proaktif.

4. Ajarkan Anak Bersikap Tegas

Ajarkan pada anak Anda untuk berkata tidak pada teman yang membuatnya tidak nyaman atau menyalahi aturan, seperti menyontek atau tidak langsung pulang ke rumah, dan lain sebagainya.

5. Jangan Segan untuk Konseling

Apabila peristiwa yang dialami oleh anak Anda terlalu membekas di dalam hati dan ingatannya, mungkin Anda perlu mempertimbangkan konseling dengan pihak yang paham dengan kondisinya agar Anda maupun anak Anda bisa mendapat dukungan lain. 

Jika Anda sudah tidak bisa mengatasinya, cobalah meminta bantuan konselor, terlebih jika anak Anda menunjukkan perilaku yang tidak biasa bahkan mengarah pada gejala depresi.

Cara agar Anak Banyak Teman di Sekolah

Jika Anda telah melewati masa-masa pelik, terutama bagi anak Anda. Cobalah menyarankannya untuk bergaul dengan banyak teman di sekolah. Memang tak mudah di awal, namun tidak juga mustahil untuk dilakukan. Berikut beberapa cara agar anak Ana bisa memiliki banyak teman di sekolah:

1. Tanamkan Sikap Ramah

Didiklah anak Anda untuk memiliki sikap ramah, sopan, dan mudah bergaul. Ajarkan ia untuk selalu tersenyum dan menyapa lebih dahulu. 

2. Bantu Kembangkan Bakat Minatnya

Sebagai orang tua, Anda perlu membantu buah hati Anda untuk menemukan dan mengembangkan bakat minatnya agar memiliki topik yang menarik untuk dibagikan dengan teman-temannya. Apalagi jika anak Anda memiliki bakat dan minat yang serupa dengan teman-temannya, mereka juga dapat membantu anak Anda untuk semakin berkembang.

3. Dorong Anak untuk Aktif

Anda dapat mendorong anak Anda untuk tetap aktif di sekolah, misalnya dengan mengikuti kegiatan sosial di sekolah, seperti OSIS, pramuka, atau ekstrakulikuler lainnya.

4. Berikan Pujian

Anak kerap menginginkan pujian dari orang tuanya. Oleh sebab itu, sebagai orang tua pun Anda harus memberikan pujian dan dukungan saat buah hati Anda bercerita tentang teman barunya, atau bagaimana kesehariannya di sekolah. Jangan berlebihan dalam melarangnya. Sebab ia boleh berteman dengan siapapun.

5. Tingkatkan Kepercayaan Diri Anak

Anda harus memastikan bahwa ia memiliki kepercayaan diri yang baik dengan sering memberikannya motivasi dan melakukan aktivitas yang mengasah soft skill dan kemampuan sosialnya, seperti berpidato, drama, atau yang lain sebagainya. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Cukup berikan ia nasihat yang bijak jika memang diperlukan. Niscaya dengan sendirinya ia akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan diterima di lingkungannya.

Sejatinya, tidak ada jalan pintas bagaimana menangani dampak trauma yang mungkin timbul akibat perasaan dikucilkan. Butuh kesabaran ekstra dan ketekunan dalam mendampingi proses penyembuhan luka batinnya. 

Itulah sebabnya, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk senantiasa hadir memahami, memotivasi, dan menguatkan sang anak dengan rasa kasih tanpa batas. Yakinlah bahwa sang anak pasti mampu bangkit dan kembali percaya diri dengan karakter yang kokoh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *