Lompat ke konten

Bahaya Sifat Posesif dalam Hubungan, Kenali Ciri dan Cara Mengatasinya

Ciri dan Cara Mengatasi Sifat Posesif

Adanya sifat posesif dalam hubungan bisa berbahaya bagi masing-masing pihak karena menyakiti keduanya. Sifat posesif atau selalu mengekang membuat seseorang menjadi tidak bebas karena selalu merasa diawasi sekaligus dikontrol oleh pasangannya.

Posesif adalah sikap mengontrol kehidupan orang lain karena merasa memilikinya, sehingga mudah sekali cemburu dan mendominasi hubungan karena adanya rasa ingin memilikinya secara berlebihan. Seseorang menjadi sangat posesif kepada kekasihnya, biasanya diakibatkan oleh beberapa penyebab, antara lain trauma masa lalu, terlalu bergantung pada manusia lainnya, ada rasa nyaman saat memegang kendali hubungan, rasa takut kehilangan berlebihan, dan tidak percaya pada pasangan.

Sifat posesif berbahaya karena dapat menghancurkan hubungan tersebut. Maka dari itu, kenali ciri sifat posesif dan cara mengatasinya di sini.

Ciri Pasangan Posesif

Sikap posesif artinya merasa bahwa seseorang merupakan pemilik dari pasangannya. Sehingga, hal ini membuat tidak nyaman akibat sering dikekang dan dikendalikan dalam sebuah hubungan. Ketahuilah ciri pasangan memiliki sifat posesif berikut ini.

1. Cemburu Berlebihan

Cemburu ketika melihat pasangan sering berduaan dengan lawan jenis lain memang wajar saja. Tetapi, seseorang dengan sifat posesif biasanya memiliki rasa cemburu berlebihan, bahkan untuk beberapa hal sepele.

Seseorang mudah cemburu bahkan untuk hal-hal sepele, kemungkinan sebelumnya mengalami trauma masa lalu. Salah satunya adalah diselingkuhi atau sering dibohongi oleh mantan kekasihnya. Sehingga, ia tak ingin terulang lagi kejadian serupa dan akhirnya bersikap posesif karena tak ingin kehilangan kekasihnya.

Cemburu berlebihan sebenarnya tidak baik bagi kelangsungan hubungan. Apalagi mengatasi kecemburuan tersebut dilakukan secara salah, misalnya sering membuntuti pasangan, melarangnya berkumpul dengan lawan jenis, dan memaksa selalu ikut dengannya. Hal ini berakibat dirinya tidak nyaman karena merasa tidak diberi kebebasan untuk melakukan interaksi sosial maupun kegiatan lainnya yang melibatkan lawan jenis.

2. Terlalu Banyak Mengekang dan Selalu Mengontrol Pasangannya

Khawatir terhadap pasangan karena tak ingin terjadi hal buruk padanya tidak ada salahnya supaya memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja. Akan tetapi, terlalu banyak mengekang dan selalu mengontrol jelas sudah tidak wajar.

Seseorang dengan sifat posesif biasanya terlalu banyak mengekang dalam hubungan, misalnya melarang melakukan sesuatu meskipun hobi ataupun kegiatan penting salah satunya. Berbagai hal tidak realistis dijadikan alasan olehnya agar pasangannya tidak melakukannya.

Selain itu, ia pun sering mengontrol kekasihnya dengan alasan demi kebaikan. Padahal, jika demi kebaikan pasti akan memberikan kekasihnya kepercayaan dan membebaskannya untuk melakukan sesuatu yang disukai asalkan tidak menyimpang. Perlu diketahui jika sering mengekang dan mengontrol orang lain menyebabkan toxic relationship.

3. Mudah Memberikan Ancaman

Pria dan wanita pasti ingin dimengerti perasaannya. Apalagi diperhatikan oleh pasangannya karena membuat dirinya merasa berharga. Namun, meminta perhatian berlebih sampai memberikan ancaman sudah bukanlah hal wajar.

Tak hanya soal perhatian, mengancam seseorang untuk berkomitmen atau melakukan hal lain merupakan tindakan yang tidak dibenarkan sama sekali. Ancaman membuat seseorang menjadi merasa terintimidasi, ketakutan, dan bisa menyebabkan depresi.

Posesif membuat seseorang sering memberikan ancaman kepada kekasihnya. Hal ini bukan solusi supaya dapat menarik perhatian maupun solusi agar pasangan menuruti kehendak. Justru hal tersebut sebaiknya tak dilakukan karena berdampak buruk bagi kondisi psikologisnya.

Banyak kasus orang posesif menimbulkan keresahan karena sering mengancam pasangannya agar menuruti kemauannya. Padahal jika tak menuruti kemauan, bisa jadi dirinya sedang mempertimbangkan banyak hal demi kebaikan dirinya sendiri maupun hubungannya.

4. Memiliki Emosi Tidak Stabil

Ciri selanjutnya tentang pasangan posesif yaitu memiliki emosi tidak stabil. Fakta ini ditunjukkan dari sikapnya yang sering mudah marah dan cemburu, suka mengontrol, mengekang, bahkan memberikan ancaman kepada pasangannya dengan alasan yang sebenarnya tidak perlu terlalu dipermasalahkan.

Memiliki emosi tidak stabil membuat orang posesif kesulitan mengendalikan emosinya. Sehingga menyebabkannya sering melakukan berbagai tindakan di luar nalar dan membahayakan dirinya maupun orang di sekitarnya.

5. Tidak Percaya kepada Pasangannya

Kepercayaan dalam hubungan merupakan hal penting. Namun, tidak semua orang mempercayai pasangannya. Terutama seorang posesif yang sering curiga berlebihan, hingga akhirnya malah mengekang dan terlalu mengontrol hampir segala aspek kehidupan orang lain.

Manusia posesif biasanya memiliki trauma masa lalu sehingga takut untuk terlalu percaya kepada pasangannya. Banyak ketakutan timbul dalam pikirannya yang membuat dirinya tidak tenang dan tak ingin kekasihnya direbut oleh orang lain. Ketakutan berlebihan tersebut pada akhirnya justru merugikan hubungannya.

6. Tidak Ingin Disalahkan atau Dikritik, tapi Selalu Mencari Kesalahan Pasangannya

Perasaan mudah tersinggung dan sangat sensitif identik dengan manusia posesif. Mereka tak suka diberi kritik walaupun sifatnya membangun, tak ingin pula disalahkan meskipun memang perbuatanya salah dan merugikan.

Dalam hubungan, manusia posesif enggan disalahkan, tetapi selalu mencari kesalahan pasangannya untuk membela diri. Apalagi jika dikritik malah memicu emosinya dan susah mengendalikannya.

Menjalin hubungan dengan pasangan yang tidak ingin disalahkan atau dikritik, tetapi selalu mencari kesalahan demi membela diri, benar-benar membuat tidak nyaman. Banyak orang terjebak dalam hubungan seperti ini merasa tertekan, tetapi tak segera melepaskan diri. Sebab, manusia posesif juga cenderung manipulatif sekaligus menjanjikan banyak hal.

Cara Mengatasi Sifat Posesif dalam Hubungan

Menghindari sifat terlalu mengekang dan mengontrol dalam hubungan perlu dilakukan agar tidak merusak hubungan itu sendiri. Setelah mengetahui ciri pasangan posesif, lakukan cara di bawah ini untuk mengatasinya.

1. Carilah Cara Menenangkan Diri agar Mudah Mengendalikan Emosi

Pertengkaran atau konflik dengan pasangan seringkali memicu emosi. Sebagian orang mungkin akan langsung marah meledak-ledak. Namun, demi mengatasi sifat posesif hentikan kebiasaan mudah tersulut emosi agar tidak membuat masalah dalam hubungan.

Sebisa mungkin usahakan untuk mengendalikan emosi. Carilah cara untuk menenangkan diri, lebih baik diam sejenak untuk mengatur emosi saat terlibat pertengkaran dengan pasangan. Hal ini karena jika dilampiaskan langsung tidak menyelesaikan apapun.

2. Jangan Mudah Mengikuti Emosi, Cari Tahu Akar Permasalahannya Dahulu

Seseorang yang terlanjur marah besar, biasanya emosinya langsung meledak-ledak dan mengeluarkan isi pikirannya. Terbiasa bersikap seperti ini justru tidak baik karena bisa membawa Anda pada sifat posesif yang dapat merusak hubungan.

Daripada mengikuti emosi, sebaiknya sebelum menyalahkan orang lain atas kesalahannya, cara tahu terlebih dahulu akar permasalahannya. Jangan mudah pula menilai orang lain karena perilakunya, kenali dulu karakternya dan penyebab dirinya melakukan hal tersebut.

Mulailah untuk melihat sesuatu dari berbagai sisi agar tidak mudah menyalahkan orang lain akibat terbawa emosi. Selain itu, mencari tahu akar permasalahan dalam hubungan merupakan bentuk komunikasi yang perlu dilakukan supaya bisa menyelesaikan masalah bersama sekaligus mengetahui kondisi pasangan sebenarnya.

3. Selalu Dengarkan Penjelasan dari Pasangan

Menjalin sebuah hubungan berarti harus siap menjadi pendengar yang baik bagi pasangan. Mendengarkan segala keluh kesah, cerita, dan penjelasan dari pasangan perlu dilakukan supaya terjalin komunikasi baik dalam hubungan asmara.

Ketika pasangan melakukan suatu kesalahan, jangan langsung memberikan penilaian negatif kepadanya. Pasti ada penjelasan darinya, dengarkan terlebih dahulu supaya lebih tahu kondisi sebenarnya.

Misalnya jika pasangan Anda sedang sibuk meniti karir agar sukses tapi hanya memberikan sedikit waktu bertemu akibat terhalang pekerjaan, dengarkan ia terlebih dahulu kemudian cari solusinya bersama bagaimana supaya tetap memiliki waktu berdua. Selalu mendengarkan juga merupakan kunci hubungan tersebut langgeng dan harmonis bahkan jika sudah berumah tangga.

4. Terapkan Sikap Saling Percaya dengan Pasangan

Terapkan sikap saling percaya demi mengatasi sifat posesif. Sebab, sifat posesif bermula ketika tidak adanya kepercayaan satu sama lain. Sehingga seringkali muncul rasa curiga setiap pasangannya melakukan sesuatu.

Adanya rasa tidak percaya bisa muncul akibat trauma masa lalu, misalnya perselingkuhan, masalah keuangan, maupun masalah lainnya yang memunculkan rasa tidak percaya lagi dengan pasangan.

Cobalah yakin untuk memberikan kepercayaan padanya. Namun pastikan pasangan Anda tak mengulangi lagi kesalahan tersebut, berikan kesempatan kedua padanya untuk memperbaiki diri. Mungkin awalnya susah, tetapi jika berusaha tidak selalu curiga akan membuatnya nyaman dan perlahan pula akan berubah menjadi lebih baik.

5. Lupakan Masa Lalu Penyebab Munculnya Sifat Posesif

Sifat posesif seperti berkali-kali disebutkan dalam ulasan ini, bisa terjadi akibat adanya trauma masa lalu. Adanya trauma masa lalu ini menyebabkan takut berlebihan jika kehilangan, tak ingin terjadi hal buruk pada pasangannya sehingga melakukan cara apapun untuk melindungi sekaligus mengontrolnya secara berlebihan.

Jika Anda ingin mengatasi sifat posesif yang merugikan hubungan, cobalah menerapkan berbagai cara berdamai dengan masa lalu supaya hidup lebih tenang. Bagaimanapun juga seseorang yang bersama Anda saat ini tidak akan mirip dengan mantan kekasih, jadi perlakukan dirinya secara layak dan lebih baik. Buatlah lembaran baru bersama, jangan kaitkan kenangan pahit sebelumnya pada kisah kasih saat ini.

6. Kenali Diri dan Lingkungan Pasangan Lebih Jauh

Setiap manusia pasti memiliki perbedaan karakter. Bahkan lingkungan tempat tumbuh seseorang juga berpengaruh pada pembentuk karakter dan pola pikirnya.

Demi mengatasi sifat posesif, sebelum Anda memutuskan untuk menjalin ikatan kasih dengan seseorang, kenali dahulu kepribadiannya, ketahuilah bagaimana lingkungan tempat tumbuhnya. Jika sudah terlanjur menjalin hubungan, belum terlambat untuk mengenal pasangan Anda lebih jauh. 

Ketahuilah bagaimana caranya dalam menghadapi konflik, tutur kata dan sikapnya ketika berada di lingkungan tertentu, maupun mengenalnya dengan cara mencari tahu dari orang terdekatnya. Hal ini akan membantu Anda untuk mengatasi sifat posesif karena tahu bagaimana cara untuk memperlakukannya dengan baik.

Begitulah penjelasan mengenai sifat posesif yang dapat merusak hubungan. Mengenali ciri dan cara mengatasinya berguna supaya terhindar dari bersikap posesif kepada pasangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *