Lompat ke konten

5 Alasan Jangan Remehkan Ibu Rumah Tangga

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

Alasan Jangan Remehkan Ibu Rumah Tangga

Banyak orang meremehkan ibu rumah tangga karena dianggap sangat santai dan seolah tak ada beban sama sekali. Tak semua orang, terutama wanita mampu menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga penuh waktu.

Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman banyak orang meremehkan ibu rumah tangga karena dianggap tak harus memiliki kemampuan khusus dan hanya di rumah saja ranah untuk beraktivitasnya. Padahal hal ini sama sekali tidak benar. Faktanya, dalam kesehariannya ia memiliki jam kerja tergolong sibuk meskipun hanya di rumah saja, jarang memiliki waktu untuk memanjakan dirinya sendiri, berperan sebagai role model untuk mendidik anak dengan baik, mengatur keuangan, mengurus suami, maupun pekerjaan rumah lainnya dalam satu waktu.

Pada zaman yang semakin maju ini, banyak perempuan memutuskan untuk menjadi wanita karir. Bagi mereka yang sudah menikah, bekerja dijadikan sebagai prioritas utama, sedangkan menjadi ibu rumah tangga hanya dilakukan paruh waktu saja.

Tidak ada salahnya menjadi wanita karir demi mampu memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Akan tetapi, jangan sampai melupakan tugas sebagai ibu sekaligus istri bagi keluarga kecil.

Oleh karena itu, ketahuilah alasan untuk jangan remehkan ibu rumah tangga berikut ini supaya dapat menghargai pilihan mereka.

1. Jam Kerja Tinggi, Sehingga Sedikit Memiliki Waktu untuk Diri Sendiri

Melihat perempuan lain yang menjadi ibu rumah tangga, kelihatannya sangat santai dan banyak menghabiskan waktu di rumah seperti tak memikirkan beban apapun. Padahal kenyataannya, jam kerjanya dapat terbilang tinggi, bahkan hampir 24 jam setiap harinya.

Akibat jam kerjanya yang tinggi, membuat dirinya hanya memiliki sedikit waktu untuk mengurus diri sendiri, atau mungkin tak ada waktu sama sekali. Prioritasnya adalah suami dan anaknya terlebih dahulu untuk diurus segala kebutuhannya.

Jam kerjanya mungkin lebih fleksibel karena tidak harus bangun pagi lalu tergesa-gesa pergi ke kantor. Tetapi, bangun pagi sudah menjadi kewajiban sehari-hari untuk membantu mempersiapkan kebutuhan suami untuk ke kantor serta kebutuhan anak untuk pergi ke sekolah. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan stresnya ibu rumah tangga jelas berbeda dengan wanita karir, jadi tak bisa disamakan apalagi diremehkan.

Sedikit memiliki waktu untuk diri sendiri membuat dirinya lupa akan penampilannya, tak jarang membuatnya dicap tidak pandai dalam mengurus diri. Bahkan mungkin perkataan tersebut sering diucapkan oleh suami sendiri yang juga membuatnya hilang rasa kemudian bersikap dingin kepada istrinya karena tak bisa menjaga penampilan.

Sama seperti wanita karir, meskipun hanya di rumah, faktanya ibu rumah tangga juga memiliki kesibukan yang bahkan hampir 24 jam. Meskipun pekerjaan yang dilakukan berbeda dan lebih banyak di rumah untuk mengurus keluarga, namun tetap saja tidak boleh diremehkan apalagi sampai dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Menjadi ibu yang memilih mengurus keluarga bukanlah suatu kesalahan, justru merupakan hal mulia karena tak semua orang mampu bertahan merasakan beratnya mengurus keluarga secara penuh waktu. Hal inilah yang membuatnya tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Sehingga, ada sedikit waktu santai untuk merawat diri, atau keluar sebentar guna melakukan relaksasi adalah kemewahan yang bisa jadi jarang didapatkannya.

Dedikasi dan perjuangannya dalam mengurus keluarga pun sangat besar, sehingga harus dihargai daripada diremehkan, apalagi dicaci maki karena adanya anggapan masyarakat, yaitu “Percuma kuliah tinggi-tinggi kalau cuma di dapur dan mengurus anak”. Padahal, ilmu juga dibutuhkan dalam mengurus keluarga, apalagi mendidik anak.

Maka dari itu, hargailah perjuangannya. Sebab dibalik itu tentu saja meskipun dirinya lelah, ia tak akan beristirahat barang sejenak apabila pekerjaannya belum selesai dilakukan.

2. Bertugas untuk Mendidik Anak dengan Baik

Banyak orang mengatakan bahwa ibu rumah tangga hanya duduk santai, menunggu anaknya pulang sekolah, dan menanti suaminya pulang bekerja. Itu hanyalah penampakan yang terlihat saja, sehingga banyak orang tak mengetahui yang terjadi sesungguhnya.

Meskipun pekerjaannya dilakukan di rumah saja, tetapi mereka juga memiliki tugas untuk mendidik anak dengan baik. Berbeda dengan asisten rumah tangga yang tugasnya hanya sebatas mengurus dan menjaga kebersihan area rumah, tidak perlu sampai mendidik buah hati.

Seorang ibu adalah role model bagi anaknya, sekaligus sebagai sekolah pertama. Darinya, si buah hati belajar untuk mengenal lingkungan, mengembangkan sifat, kepribadian, maupun mengenal nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Mendidik anak bukanlah perkara mudah, hal ini juga termasuk dalam ujian terberat dalam rumah tangga dan tidak boleh disepelekan. Apabila seorang ibu mampu mendidik buah hatinya dengan baik, maka anaknya pun akan bertumbuh dengan baik di lingkungan masyarakat.

Di luar sana, banyak orang meremehkan dengan mengatakan, “Untuk apa kuliah tinggi-tinggi kalau ujungnya cuma di dapur dan ngurus anak”. Padahal, menjadi ibu rumah tangga membutuhkan ilmu dalam mendidik anak, bukan sekedar masak-memasak di dapur atau mengantar anak sekolah. Perdebatan dalam mengurus anak sering terjadi antara suami dan istri, di mana perdebatan ini seringkali berkepanjangan dan membuat hubungan rumah tangga tak bertahan lama, sehingga harus ada kesepakatan antara suami dan istri untuk menentukan pola asuh yang tepat.

Seperti yang sudah dijelaskan, mendidik anak membutuhkan ilmu. Jadi, tidak bisa seenaknya dalam memberikan pendidikan kepada si buah hati. Sebab, jika salah dalam mengasuhnya, maka dapat berdampak negatif pada sifat dan perilaku anak di lingkungan masyarakat.

Orang tua, terutama ibu adalah sekolah pertama bagi anak, sebab mereka memperoleh ilmu dan pendidikan karakter juga dari orang tuanya terlebih dahulu. Mendidik anak bukanlah hal mudah, diperlukan kesabaran dan ketelatenan, di mana hal ini sesuatu yang harus dilakukan terutama oleh ibu rumah tangga.

3. Dituntut untuk Mampu Multitasking dan Multi Profesi

Menjadi ibu rumah tangga seringkali diremehkan oleh orang lain karena tidak bekerja di luar seperti wanita pada umumnya. Padahal, bebannya tidak dapat disamakan dengan wanita karir karena ia dituntut untuk mampu multitasking dan multi profesi dalam segala hal dalam keluarga.

Ibu rumah tangga bertindak sebagai manajer keuangan keluarga. Dalam perannya tersebut, dirinya dituntut untuk mampu mengelola keuangan keluarga secara baik dalam segi pendapatan maupun pengeluaran supaya tidak terjadi pemborosan. Sehingga, keuangan keluarga dapat terkontrol.

Ibu rumah tangga bertindak sebagai ahli gizi keluarga. Artinya, sang ibu berusaha sebisa mungkin untuk memastikan kesehatan dan konsumsi makanan untuk anak maupun suaminya agar tetap sehat dan bugar dalam menjalani hari.

Ibu rumah tangga pun juga bertindak sebagai guru bagi anak-anak di rumah. Sehingga, mendidik anak sudah merupakan tugasnya sehari-hari supaya buah hatinya berkelakuan baik, terdidik, dan tidak menyimpang dari nilai sosial di masyarakat.

Tak hanya itu, dirinya pun juga harus mampu mengurus segala kebutuhan rumah tangga dengan baik. Misalnya seperti mengurus suami, anak-anak, serta menjaga agar rumah tetap nyaman untuk dihuni.

Dituntut untuk mampu multitasking dan multi profesi tentunya membuat lelah. Maka dari itu, tidak seharusnya ia diremehkan hanya karena menjadi ibu penuh waktu.

4. Sering Merasa Kesepian

Meskipun sering banyak kesibukan yang dilakukan di rumah, ternyata ibu rumah tangga sering mengalami rasa kesepian. Perasaan itu muncul karena bisa jadi ia bosan dengan rutinitas sehari-hari sehingga merindukan belaian dari suaminya, ingin menghabiskan waktu bersama keluarga ataupun teman-teman, maupun penyebab lainnya.

Banyaknya tuntutan dan pekerjaan di rumah berdampak pada kondisi fisik maupun psikisnya. Tak hanya itu, berbagai permasalahan yang ada berusaha diselesaikannya sendiri supaya tidak merepotkan orang lain. Meskipun sedang stres ataupun depresi, ia tak akan membicarakannya supaya tak berpengaruh kepada orang lain.

Kesepian yang sering melanda membuatnya menjadi stres. Sebenarnya dirinya membutuhkan teman curhat, berbicara, maupun tertawa bersama. Sebagai suami, menjadi teman terbaik bagi istri sangat dibutuhkan untuk mengurangi rasa stres dan kesepiannya.

Bagaimanapun juga, seseorang pasti ingin didengarkan dan dihargai setiap perasaannya. Maka, menjadi pendengar terbaik bagi seseorang merupakan hal penting yang setidaknya dapat membuatnya sedikit lebih tenang dan merasa keberadaannya dihargai.

Apabila Anda sebagai ibu rumah tangga mengalami stres dan kesepian yang bertumpuk. Cobalah untuk mengutarakan keluh kesah daripada memendamnya sendirian. Anda dapat menjadikan suami, keluarga, ataupun sahabat dekat sebagai tempat bercerita demi mengurangi beban pikiran yang bertumpuk.

5. Menjadi Ibu Rumah Tangga adalah Suatu Kemuliaan

Berdasarkan sekian banyak alasan yang telah dijelaskan, menjadi ibu rumah tangga adalah suatu kemuliaan. Tidak semua orang mampu menjalani profesi tersebut secara maksimal.

Jangan remehkan ibu rumah tangga. Meskipun ia tidak bekerja di kantor atau di luar sana seperti wanita karir, cobalah untuk melihat perjuangan dan dedikasinya dalam membuat keluarganya tetap nyaman, anaknya terdidik dengan baik, serta mengelola rasa stres dan kesepiannya seorang diri.

Tingkat stresnya dengan wanita karir pun juga berbeda, sehingga jangan membanding-bandingkannya apalagi sampai meremehkannya. Lalu, bagi Anda yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang dapat disesali. Bagaimanapun juga, justru hal itu merupakan suatu hal mulia yang dapat dirasakan dampaknya di kemudian hari.

Seperti itulah alasan mengapa jangan meremehkan ibu rumah tangga. Meskipun hanya bekerja dari rumah dan mengurus keluarga, perjuangan dan dedikasinya juga perlu dihargai karena tak semua orang sanggup melakukannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *