Lompat ke konten

7 Cara Menjadi Pendengar yang Baik bagi Siapapun

Cara Menjadi Pendengar yang Baik

Mendengarkan adalah suatu bentuk dari proses komunikasi dan dikatakan sukses apabila penerima dan pembawa informasi menangkap kesamaan maksud dari suatu pesan yang disampaikan. Seni mendengarkan juga perlu diterapkan, supaya bisa memahami posisi lawan bicara sekaligus menerima informasi dengan baik.

Menjadi pendengar yang baik bagi siapapun adalah hal penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada pasangan ataupun keluarga. Bahkan pada dunia profesional sekalipun, sebab bertujuan supaya tercipta kelancaran sekaligus kenyamanan dalam pekerjaan. Di manapun dan kapanpun, hal ini sudah seharusnya diterapkan karena saat ini kemajuan teknologi membuat seni mendengarkan perlahan menghilang. 

Akan tetapi, pada kenyataannya menjadi pendengar yang baik bagi siapapun bukanlah hal mudah untuk dilakukan, sebab tak semua orang bisa menerapkannya. Meskipun sudah berusaha secara maksimal, tetap saja ada tantangan setiap kali melakukannya.

Padahal, menjadi pendengar baik sangat penting. Sebab siapapun pasti senang jika didengarkan cerita ataupun pendapatnya. Apalagi ketika jadi pendengar yang baik banyak mendatangkan manfaat, seperti mampu membantu memecahkan masalah orang lain, memiliki rasa empati, serta mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang.

Oleh karena itu, cobalah terapkan beberapa cara pada ulasan berikut ini supaya bisa menjadi pendengar yang baik bagi siapapun.

1. Biarkan Orang Lain Berbicara hingga Selesai, Usahakan Tidak Menginterupsinya

Cara menjadi pendengar yang baik yaitu ketika orang lain sedang berbicara, membiarkannya hingga selesai dan mengusahakan untuk tidak menginterupsi atau memotong ceritanya. Cara ini merupakan upaya menghargai lawan bicara karena memberikan kesan bahwa Anda peduli padanya dan memiliki niat tulus untuk mendengarkannya.

Tidak menginterupsi lawan bicara ketika sedang menyampaikan sesuatu, juga berguna supaya Anda lebih memahami maksud pesan atau ceritanya agar tidak kehilangan poin-poin penting. Akan tetapi, Anda baru diperbolehkan menyela (jika memang perlu) ketika benar-benar tidak memahami maksud dari pesan tersebut dan meminta lawan bicara untuk mengulangi kata-katanya lagi.

Hindari pula menginterupsi lawan bicara hanya untuk membanding-bandingkan nasib Anda dengannya. Sebab perbuatan seperti ini justru membuatnya seolah tak dihargai. Selain itu, sikap tersebut juga seperti mengisyaratkan bahwa nasib Anda lebih buruk darinya dan tentu saja hal ini bisa merusak suasana hati lawan bicara.

Mungkin Anda tidak tahan ingin menanggapi ceritanya, apalagi jika terlanjur seru. Namun, sebaiknya lebih menahan diri dan mendengarkannya dengan baik.

2. Tidak Sibuk dengan Hal Lain ketika Mendengarkan Seseorang Bicara

Ketika memutuskan untuk menjadi seorang pendengar yang baik, maka ketika melakukannya jangan pernah sibuk mengerjakan hal lainnya. Misalnya seperti bermain gadget, atau memperhatikan hal lain sehingga dapat memecah konsentrasi. Sibuk dengan hal lain ketika mendengarkan seseorang bicara, sama saja dengan tak menghargai keberadaannya.

Namun, ketika sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukannya, pasti ada saja hal mengganggu dan membuat susah fokus. Misalnya tiba-tiba ponsel berdering beberapa kali, ternyata ada panggilan penting. Jika terjebak dalam situasi seperti ini, sebaiknya segeralah meminta maaf dan meminta waktu sebentar untuk menjawab panggilan tersebut.

Selain itu, Anda juga bisa mengaktifkan mode senyap pada ponsel supaya tidak mengganggu niat Anda untuk mendengarkan lawan bicara. Ini juga termasuk etika, meskipun sepele tetapi bermakna bagi orang lain.

3. Ulangi Apa yang Tadi Dibicarakannya untuk Memastikan

Cara selanjutnya untuk menjadi pendengar yang baik yaitu mengulangi kembali tentang apa yang tadi disampaikan oleh lawan bicara. Hal ini penting selain untuk memastikan kembali, juga mengisyaratkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dengan baik setiap kalimat dari lawan bicara.

Mengulangi kembali informasi dari lawan bicara seperti ini sering diterapkan dalam dunia profesional atau pekerjaan, salah satunya oleh seorang customer service. Oleh karena itu, cara seperti ini lebih sopan daripada langsung menanggapi tanpa memahami poinnya.

Mengulangi informasi dari sang lawan bicara dan jika ia setuju terhadap sesuatu yang Anda sampaikan, maka komunikasi juga dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika tidak, mintalah ia untuk menceritakan kembali tentang poin-poin yang mungkin belum Anda pahami.

4. Jangan Memberikan Saran Apabila Tidak Diminta

Mendengarkan keluh kesah dari seseorang tak jarang membuat kita menjadi berempati kepadanya. Apalagi ketika ceritanya sangat menyedihkan, rasanya ingin membantunya atau paling tidak berusaha menenangkannya.

Menunjukkan sikap empati kepada orang lain memang perlu, apalagi setelah mendengar cerita sedih ataupun keluh kesahnya karena sedang tertimpa masalah. Sebab, menjadi pendengar bukan sebatas memahami seseorang saja, tetapi juga perlu merasakan bagaimana jika berada dalam posisi tersebut.

Selain pentingnya menunjukkan empati ketika mendengarkan orang lain, perlu diketahui bahwa tidak semua orang membutuhkan saran. Bisa saja mereka bercerita hanya karena ingin didengarkan saja supaya bisa lebih tenang.

Ketika ia tak meminta saran dari Anda, sebaiknya jangan memberinya saran agar dirinya tidak tersinggung. Lebih baik memberinya tanggapan positif dan membangun. Hal ini karena belum tentu saran dari Anda akan baik atau sesuai bagi dirinya.

5. Daripada Berasumsi, Sebaiknya Ajukan Pertanyaan agar Tidak Membuatnya Tersinggung

Mendengarkan cerita dari orang lain sepertinya sangat menarik dan membuat penasaran. Apalagi jika tentang pengalaman pribadi, kisah patah hati, kegelisahan, dan lain-lain.

Pengalaman seseorang pasti tidak akan sama persis dengan orang lainnya, sehingga memunculkan pemahaman terhadap suatu informasi atau cerita berbeda pula. Jadi, wajar saja apabila Anda memiliki asumsi atau penilaian tersendiri terhadap cerita tersebut.

Akan tetapi, sebaiknya Anda tak berasumsi ataupun terhadap cerita tersebut. Apalagi jika langsung memberikan penilaian negatif tanpa tahu kejadian sebenarnya. Sebaiknya mengajukan pertanyaan apabila belum jelas, supaya dapat lebih memahami situasinya.

Langsung berasumsi ketika seseorang baru selesai bicara, dikhawatirkan dapat membuatnya tersinggung karena bisa jadi ia tak setuju dengan asumsi Anda. Sebaiknya, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang memancingnya untuk bercerita lebih banyak agar semakin memahami situasi tersebut, barulah menanggapi sesuai dengan ceritanya. Selain itu, pikirkan terlebih dahulu kata-kata apa yang pantas diajukan untuk memberikan sebuah tanggapan agar tidak menyinggungnya.

6. Lakukan Kontak Mata dengan Baik

Kontak mata dalam berkomunikasi sangat penting untuk dilakukan. Sebab, adanya kontak mata mengisyaratkan bahwa Anda memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara dan benar-benar mendengarkan ceritanya dengan penuh minat. 

Melakukan kontak mata saat berkomunikasi juga membuat Anda jadi lebih fokus mendengarkan cerita seseorang. Sehingga, dirinya merasa sangat dihargai karena merasa bahwa ia didengarkan dengan baik dan tidak diabaikan.

Perlu diketahui bahwa menjadi pendengar yang baik membutuhkan adanya kontak mata. Dengan begitu, seluruh indera termasuk telinga dan mata hanya akan fokus kepada lawan bicara, sehingga lebih memahami apa yang sedang ia sampaikan.

7. Tunjukkan Respon Tubuh yang Positif

Pentingnya menunjukkan respon tubuh yang positif ketika orang lain sedang bicara yaitu sebagai upaya untuk menghargainya dan menunjukkan minat untuk mendengarkan ceritanya. Sehingga, ia merasa lebih semangat untuk melanjutkan ceritanya atau memberikan informasi kepada Anda.

Respon tubuh positif ini, antara lain melakukan kontak mata dan mencondongkan tubuh mendekati lawan bicara. Cara ini memberikan kesan bahwa Anda tertarik dengan pembicaraan tersebut dan benar-benar berminat untuk mendengarkannya bicara.

Jadi, itulah cara menjadi pendengar yang baik bagi siapapun. Bagaimanapun juga mendengarkan juga merupakan seni untuk memahami perasaan orang lain. Menerapkannya dalam sebuah hubungan juga penting supaya tidak terjebak dalam toxic relationship atau hubungan beracun, sebab seringkali mendengarkan pasangan akan menciptakan rasa saling percaya dan perhatian, sehingga membuat hubungan menjadi lebih harmonis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *