Lompat ke konten

7 Cara Membangun Watak Anak yang Baik Sejak Dini

Cara Membangun Watak Anak yang Baik

Usia dini merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam pembentukan watak. Setiap anak memiliki watak atau karakter berbeda-beda, tergantung bagaimana lingkungan yang membentuknya.

Membentuk watak anak supaya menjadi pribadi baik merupakan tanggung jawab setiap orang tua, sebab akan menentukan seperti apa ia di masa depan nanti. Oleh karena itu, ayah dan ibu wajib tahu bagaimana cara membangun watak anak yang baik sejak usia dini melalui tips-tips di bawah ini.

1. Mencontohkan Kebiasaan Baik

Saat usia dini, si kecil sedang berada dalam masa-masa mengenali lingkungannya. Tak heran jika ia jadi banyak bertanya karena merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Bahkan ia pun masih belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk.

Pada masa tumbuh kembang, si kecil cenderung mencontoh apa yang dilihatnya tanpa bisa membedakan mana yang boleh dan tak boleh dilakukan. Jadi, sebagai orang tua harus mampu membimbingnya agar menjadi pribadi baik.

Mulailah dengan mencontohkan kebiasaan baik, terutama hal-hal sepele seperti membuang sampah di tempatnya, tidak berkata kotor/kasar, toleransi dengan perbedaan, dan sebagainya. Ketika Anda mengajarkan kebiasaan tersebut, contohkanlah di depan si buah hati langsung supaya ia dapat menjadikannya sebagai teladan.

Jika sudah mencontohkan kebiasaan baik agar diteladani oleh sang buah hati, maka hindari melakukan hal buruk di depannya. Namun jika ia tak sengaja melakukan suatu hal buruk, tegur dan beri nasihat dengan lembut supaya mengerti kemudian tak mengulanginya lagi.

2. Menanamkan Pemahaman Agama

Selain mencontohkan kebiasaan baik, cara membangun watak anak yang baik sejak dini jangan lupa mengimbanginya dengan menanamkan pemahaman agama. Tidak lengkap rasanya jika anak hanya mengenal urusan duniawi saja, sehingga orang tua wajib memberikan pemahaman tentang agama agar si kecil mengenal Tuhannya.

Menanamkan pemahaman agama tak hanya mencegahnya jauh dari Tuhan, tetapi juga mencegahnya berperilaku menyimpang. Penanaman keyakinan ini sebaiknya dilakukan sejak anak masih kecil supaya terbiasa dan semakin kuat imannya.

Tak sebatas mengenal Tuhan, berikan pemahaman agama mulai dari dasar, misalnya waktu beribadah, doa sehari-hari, hal yang dilarang dan dibolehkan oleh agama, dan lain-lain tergantung keyakinan keluarga masing-masing. Selain itu, ajarkan ia untuk bertoleransi dengan agama lainnya.

Sikap toleransi terhadap sesama harus diajarkan sejak kecil. Tujuannya, yaitu untuk memberikannya pemahaman tentang pentingnya menghargai perbedaan antar sesama manusia.

3. Hindari Melabeli Anak secara Negatif

Seorang anak memiliki perasaan yang lebih rapuh, sehingga bagaimanapun harus berhati-hati dalam berkata kepadanya. Salah satu cara membangun watak anak yang baik sejak dini adalah tidak sembarangan melabelinya secara negatif.

Melabelinya secara negatif justru mempengaruhi pikirannya, sebab ia belum mampu mempercayai mana yang benar dan salah. Contohnya ketika Anda melabelinya sebagai ‘anak bodoh, dapat membuatnya merasa yakin bahwa ia memang anak yang bodoh atau tidak pintar.

Ketika sudah diberi label demikian, ia pun menjadi malas belajar dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Selain itu, bisa jadi ia memilih menutup diri karena kekurangan rasa percaya diri.

Itulah mengapa, peran keluarga di rumah sangat penting. Lebih berhati-hatilah saat mengucapkan segala sesuatu, terutama ketika menyebut anak. Hindari melabeli anak dengan sebutan negatif karena label tersebut dapat mempengaruhi wataknya hingga dewasa nanti. 

Labeli anak dengan sebutan yang baik, terutama ketika ia berhasil melakukan hal baik. Misalnya, ‘pintar’, ‘rajin’, ‘dermawan’, dan sebagainya untuk memotivasinya agar terus terbiasa berbuat kebaikan.

4. Tidak Membandingkan Anak dengan Teman Sebayanya

Sadar atau tidak sadar, mungkin sebagian orang tua pernah membandingkan anaknya sendiri dengan teman sebayanya. Misalnya ketika si kecil memperoleh nilai 80, sedangkan anak tetangga mendapatkan nilai 100 di pelajaran matematika. Kemudian tanpa sadar malah berkata, “Lihat tuh, si A bisa dapat nilai 100. Kok kamu enggak bisa, sih?” langsung di depan si buah hati.

Anak usia dini memiliki perasaan peka namun rapuh, sehingga perkataan tersebut sudah pasti menyakitkan baginya karena membuatnya merasa tak cukup baik dari orang lain. Akibatnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri, takut tekanan, menutup diri, enggan bersosialisasi, ataupun lainnya.

Apabila ingin membangun watak yang baik, sebaiknya tak perlu sampai membandingkannya dengan teman sebayanya. Setiap anak memiliki minat, bakat, serta kemampuannya masing-masing. Tugas orang tua adalah mendukungnya agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik di masa depan.

Ketika orang tua selalu mendukung apa yang sedang dibutuhkan oleh buah hatinya tanpa membandingkannya dengan orang lain, ia pun dapat tumbuh menjadi pribadi yang positif. Namun saat si kecil tak sengaja membuat kesalahan atau terdapat kekurangan, beritahulah dengan lembut tanpa menyakiti perasaannya.

5. Tidak Memanjakan Anak

Cara membangun watak anak yang baik sejak usia dini, yaitu tidak terlalu memanjakannya. Sebagian orang tua mungkin menganggap bahwa menuruti semua keinginan buah hatinya adalah untuk membahagiakan dan membuatnya merasa nyaman. Padahal sebenarnya kebiasaan ini salah besar.

Terbiasa menuruti sekaligus memanjakan anak justru kurang baik, sebab dapat membentuk wataknya menjadi pribadi yang manja dan terlalu tergantung pada orang lain. Akibatnya, ia jadi tak percaya terhadap kemampuannya sendiri, malas berusaha lebih, mudah putus asa, emosi kurang stabil, egois, serta susah mandiri.

Ketika ia marah dan menangis karena tak dituruti kemauannya, jelaskan padanya bahwa Anda tak bisa menurutinya. Ajarkan padanya pula padanya mengenai pentingnya mengendalikan diri dan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, terutama sebelum meminta sesuatu.

Jika hendak membentuk watak yang baik padanya sejak dini, usahakan tak selalu memanjakannya dan menuruti segala keinginannya. Ayah maupun ibu harus berani berkata ‘TIDAK’ untuk beberapa hal. Misalnya larangan tertentu, kemudian berikan alasan mengapa hal tersebut tak bisa dituruti.

6. Jadilah Pendengar yang Baik Baginya

Setiap anak pasti ingin diperhatikan oleh kedua orang tuanya, sehingga ayah dan ibu sudah seharusnya memberikan perhatian kepada sang buah hati. Salah satunya adalah menjadi pendengar yang baik baginya.

Menjadi pendengar yang baik merupakan cara membangun watak anak yang baik, sebab mampu membangun kepercayaan dirinya. Si kecil pasti senang ketika Anda mendengarkannya bercerita tentang kesehariannya di sekolah, bagaimana teman-temannya, maupun hal lainnya. 

Ketika Anda selalu mendengarkannya bukan hanya watak baiknya saja yang berkembang, tetapi juga keterampilannya dalam berbahasa dan bersosialisasi. Tak hanya itu, hubungan emosional antara orang tua dan anak pun semakin erat.

Selama menjadi pendengar, berikanlah respon usai ia bercerita sambil mengajarkannya banyak hal tentang kehidupan. Respon tersebut, misalnya memberikan pujian, mengajarkannya tentang pentingnya sikap simpati dan empati, kejujuran, serta lain-lainnya.

Biasanya, seorang anak lebih mudah diajarkan sambil bercerita. Jadi, tak ada salahnya jika menanamkan banyak hal baik kepadanya di sela-sela bercerita.

7. Ajarkan Sikap Bertanggung Jawab Terhadap Apapun

Ketika seorang anak dididik dengan baik oleh keluarga maupun lingkungannya, maka ia pun tumbuh menjadi pribadi yang baik hingga dewasa. Selain mengajarkan kebiasaan baik sejak dini, ajarkan pula sikap bertanggung jawab terhadap apapun.

Tujuan menanamkan sikap tanggung jawab sejak dini adalah supaya ia tak menjadi seorang pengecut dan berani mengakui kesalahan. Selain itu, ia pun menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak karena harus memikirkan konsekuensinya.

Saat si kecil berbuat salah, tegaskan bahwa ia memang salah dan tak perlu membelanya namun tetap jelaskan apa kesalahannya. Ajarkan pula bagaimana caranya meminta maaf kepada orang lain dengan benar, mengakui kesalahan, hingga menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang diperbuat.

Mulailah dari hal kecil, seperti tanggung jawab untuk membereskan mainan, menyimpan barang, belajar, waktu bermain, maupun hal lainnya. Berikan alasan serta konsekuensi jika tak dilakukan supaya rasa tanggung jawab dari dalam dirinya dapat tumbuh secara bertahap.

Faktor pembentuk watak anak adalah dari lingkungan sekitar, terutama keluarga. Itulah mengapa, peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepribadian anak sejak usia dini meskipun tipe parenting yang dilakukan mungkin berbeda-beda setiap keluarga. Cara membangun watak anak yang baik bisa dengan ketujuh tips di atas yang dilakukan secara konsisten.

Hindari menunjukkan kebiasaan buruk di depan si buah hati. Bagaimanapun juga, anak adalah peniru yang baik. Jadi, usahakan menunjukkan lebih banyak kebaikan di depannya agar ia hanya meniru hal-hal baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *