Ada banyak aturan tidak tertulis di dunia ini yang sebaiknya tetap diikuti oleh si kecil supaya ketika dewasa dia tumbuh menjadi individu yang bisa berbaur dengan orang banyak. Salah satunya adalah tata krama atau manners.
Tata krama adalah serangkaian aturan tidak tertulis yang menyangkut bagaimana seharusnya sikap dan perilaku seorang individu di dalam masyarakat. Aturan mengenai tata krama di setiap suku, daerah dan bangsa bisa jadi berbeda. Misalnya, dalam Suku Jawa di Indonesia, anak muda dituntut untuk membungkukkan badan ketika berjalan melewati orang yang lebih tua, namun hal seperti ini dalam kebudayaan lain bisa jadi tidak ada.
Tata krama atau manners harus diajarkan kepada anak sejak dini, supaya dia bisa terbiasa hingga dewasa. Berikut ini 7 tata krama dasar yang harus diajarkan kepada anak:
1. Mengucapkan Maaf, Terima Kasih dan Tolong
Tiga kata ini merupakan salah satu kunci utama dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebab, ketiganya menunjukkan penghargaan diri anak tersebut terhadap sikap atau tanggapan orang lain.
Kata maaf diucapkan sebagai bentuk pengakuan atas kesalahan. Kata terima kasih diucapkan sebagai bentuk pengakuan atas jasa dan kata tolong diucapkan sebagai bentuk pengakuan kalau orang lain berhak untuk tidak melakukan apa yang anak minta. Namun Anda perlu ingat, kalau mengajarkan ketiga kata ini tidak seharusnya lewat mulut saja, tetapi juga lewat contoh.
Hal ini penting karena anak adalah peniru yang baik dan mengucapkan ketiga kata ini secara tidak langsung Anda juga mengakui anak sebagai individu yang terpisah dari Anda yang kelak berhak untuk menentukan sikapnya sendiri.
2. Mengucapkan Permisi
Selain tiga kata di atas, manners lain yang juga harus diajarkan kepada si kecil adalah mengucapkan kata permisi, entah itu ketika melewati orang yang lebih tua, sedang mengantri, saat ingin mengemukakan pendapat dan lain sebagainya. Meskipun sederhana, kata-kata ini juga bisa menunjukkan penghargaan anak kepada orang lain yang ada dihadapannya.
Sama seperti tiga kata sebelumnya, mengajarkan kata permisi kepada anak juga sebaiknya menggunakan contoh. Tujuannya adalah supaya si anak tahu kapan kata-kata tersebut harus digunakan dan mengapa sebaiknya digunakan.
3. Tidak Memotong Pembicaraan Orang Lain
Salah satu tata krama dasar yang bahkan hingga kini masih banyak orang dewasa yang kesulitan menerapkannya adalah tidak memotong pembicaraan orang lain. Terkadang karena ingin didengarkan entah itu karena merasa memiliki pendapat yang lebih baik dan ide bagus, banyak orang dewasa yang memotong pembicaraan lawan bicaranya, padahal hal ini bukan tata krama yang baik.
Memotong pembicaraan orang lain ketika omongan orang tersebut belum mencapai titik dapat membuat orang lain tersebut merasa kalau emosinya tidak valid, idenya kurang bagus dan dalam kasus tertentu bisa membuatnya lupa mengenai hal yang ingin disampaikan sebenarnya.
Ajari si kecil untuk menjadi pendengar yang baik, untuk mendengarkan pembicaraan orang lain sampai dia selesai bercerita, karena selain merupakan tata krama dasar, hal ini juga akan berguna di dunia kerja.
4. Merapikan Mainan Begitu Selesai Digunakan
Tata krama dasar penting lainnya yang harus diajarkan kepada si kecil sejak dini adalah merapikan mainan begitu selesai digunakan. Selain mengajarkannya mengenai sikap yang baik, hal ini juga mengajarkan kepadanya mengenai pentingnya menjaga kerapian dan kebersihan.
Selain mainan, Anda juga bisa menerapkan kebiasaan ini untuk benda lain, misalnya piring bekas makanan dan minuman, merapikan tempat tidur begitu bangun dan lain sebagainya. Membiasakan hal ini sejak kecil akan membuatnya terbiasa hingga dewasa.
5. Menghargai Makanan yang Disajikan
Dalam hal makanan, terkadang anak-anak menilai sebuah makanan enak atau tidak enak hanya dari penampilannya saja, dan ini tidak jarang membuat hati orang yang membuat makanan tersebut terluka. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengajari si kecil untuk menghargai makanan, baik itu yang dibuat oleh diri Anda sendiri maupun oleh orang lain.
Selain tidak menyebutkan kalau makanan tidak enak di hadapan pembuatnya secara langsung, contoh tata krama menghargai makanan adalah juga dengan menghabiskan makanan yang disajikan, atau mengambil secukupnya saja. Jika ditraktir oleh teman sebayanya, maka berilah contoh untuk memesan makanan yang harganya paling terjangkau alih-alih yang paling mahal.
6. Mencium Tangan Orang Tua dan Guru
Anak-anak sejak dini juga harus dibiasakan untuk mencium tangan orang tua saat berpamitan hendak ke sekolah atau pulang sekolah. Begitu sampai di sekolah, dia juga harus diajari untuk mencium tangan guru ketika masuk kelas maupun ketika berpamitan untuk keluar kelas.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, mencium tangan orang tua maupun guru adalah salah satu tanda menghormati orang yang lebih tua, khususnya orang yang telah berjasa mendidik jiwa dan raga. Membiasakan mencium tangan orang tua dan guru nantinya akan memberikan kesan positif ketika mereka sudah dewasa.
7. Tidak Meledek Orang Lain
Salah satu tantangan menjadi orang tua, khususnya ketika anak sudah mulai masuk usia sekolah, adalah mengawasi pergaulan anak tersebut. Bisa jadi, pergaulan anak di sekolah menyebabkan dia sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya, seperti meledek orang lain atau teman lainnya, entah itu karena penampilannya, latar belakangnya atau perilakunya.
Hal ini penting, sebab ledekan bisa berujung pada bully dan tidak jarang bully bisa berujung pada hal-hal yang lebih berbahaya, Oleh sebab itu, langsung tegurlah si kecil begitu dia ketahuan meledek dan menghina orang lain, termasuk saudara kandungnya sendiri. Pastikan hal ini tidak terjadi lagi, meskipun hanya dalam konteks bercanda.
Bayi yang baru lahir tak ubahnya seperti buku kosong yang siap ditulis. Tugas orang tua dan orang-orang di sekitarnya lah untuk mengisi lembaran-lembaran buku tersebut dengan teori, pelajaran dn contoh yang diberikan dengan kasih sayang dan cinta. Tujuannya adalah, supaya ketika si bayi beranjak dewasa, akan ada banyak memori yang bisa dijadikan bekal untuk menghadapi dunia.