Lompat ke konten

7 Dampak Akibat Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Akibat Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Siapapun anak, pasti tak senang apabila dibanding-bandingkan oleh orang tua. Kebiasaan tersebut dampaknya tak baik bagi kondisi mental si buah hati, sebab dapat menyebabkan mereka mudah stres akibat tertekan oleh tuntutan ayah dan ibunya. Bahkan juga membuatnya kehilangan rasa kepercayaan diri karena tak mampu menuruti harapan orang tuanya.

Bagaimanapun juga, anak jugalah manusia yang mempunyai perasaan. Setiap orang tua wajib tahu dampak akibat membandingkan anak dengan saudaranya sendiri maupun orang lain. Baca penjelasan selengkapnya di sini!

Kenapa Orang Tua Suka Membandingkan Anaknya dengan Orang Lain?

Sebenarnya, secara sengaja atau tidak ayah atau ibu mungkin membandingkan buah hatinya dengan orang lain. Kira-kira apa saja alasan orang tua membandingkan anaknya?

1. Adanya tuntutan atau tekanan dari lingkungan sekitar

Alasan orang tua sering membandingkan anak, biasanya karena adanya tuntutan ataupun tekanan dari lingkungan sekitarnya, baik keluarga maupun tetangga. Biasanya, sikap tersebut muncul akibat adanya rasa iri ayah atau ibu terhadap pencapaian orang lain.

Salah satu contohnya ketika melihat tetangga yang anaknya selalu memperoleh ranking satu di sekolahnya dan selalu berkelakuan baik, sedangkan buah hatinya sendiri sering mendapatkan peringatan dari sekolah karena nilainya selalu jelek. Hal tersebut kemudian memicu orang tua untuk membanding-bandingkan supaya bisa seperti anak tetangga tersebut.

2. Ingin memotivasi anaknya

Sebenarnya, tak melulu orang tua membandingkan anaknya karena ada niat buruk. Bisa jadi berusaha ingin memotivasi anaknya agar bisa bergerak maju, namun caranya salah karena malah membuat ia kehilangan kepercayaan diri.

Banyak orang tua kurang mengetahui cara mendukung anaknya sendiri. Sehingga akhirnya malah membanding-bandingkannya dengan orang lain. Ini merupakan salah satu pemicu ia menjadi sakit hati dan menjadi tak dekat dengan ayah maupun ibunya.

3. Perbedaan lingkungan anak dan orang tua ketika dibesarkan

Mencoba melihat dari sudut pandang seorang anak, sering atau tak sering mungkin Anda merasa kesal ketika ayah atau ibu selalu membandingkan dirinya dengan Anda, bukan? Apalagi ketika mereka selalu mengunggulkan diri mereka di masa lalu dan kemudian meremehkan anaknya, padahal dulu dan sekarang adalah zaman yang sudah berbeda.

Lingkungan ketika ayah maupun ibu dibesarkan, tentunya berbeda dengan kondisi di mana Anda saat ini dibesarkan. Terlebih soal perjuangan, di mana setiap orang tentunya punya caranya sendiri untuk berjuang dalam kehidupannya. Sebagai seorang anak, pasti Anda merasa kesal karena akhirnya selalu tampak kurang di mata orang tua dan selalu merasa tak sebanding dengan masa lalunya.

4. Reaksi karena sedang emosi

Sengaja atau tidak, alasan orang tua membandingkan anaknya bisa jadi karena sedang emosi. Beberapa hal bisa jadi pemicunya, misalnya karena adanya tekanan dari luar, atau mungkin dipicu oleh kelakuan buah hatinya sendiri.

Tak semua orang tua pandai mengungkapkan emosinya ketika sedang marah. Sehingga, hal ini membuat mereka kelepasan lalu tanpa sengaja malah meremehkan anaknya dan membandingkannya dengan orang lain yang dirasa lebih unggul.

Misalnya saat ini Anda sudah bekerja, tetapi hanya bisa memberikan 1 juta rupiah per-bulan untuk orang tua. Namun kondisi tersebut ternyata malah tak memuaskan mereka karena sedang terlilit hutang, hingga akhirnya mereka menyalahkan Anda karena kurang memberikan jumlah uang bulanan, sambil membandingkan dengan orang lain yang penghasilannya lebih besar.

5. Menaruh ekspektasi lebih kepada anak

Alasan orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain yang cukup sering, yaitu karena mereka menaruh ekspektasi lebih kepada anaknya. Biasanya hal ini dipicu akibat ayah atau ibu ingin merealisasikan sesuatu namun belum bisa mewujudkannya hingga kini.

Bisa jadi juga karena melihat pencapaian orang lain dan ingin anaknya seperti itu. Jadi tak heran jika banyak orang tua selalu memberi tuntutan kepada buah hatinya supaya dapat memenuhi ekspektasinya.

Dampak Akibat Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Alasan orang tua membandingkan buah hatinya bisa karena memang baik atau mungkin tidak. Namun apapun alasannya, membandingkan si buah hati dengan orang lain tentunya bukanlah hal baik, sebab dampaknya pada kondisi mental anak.

Suka membandingkan anak dengan orang lain? Orang tua wajib tahu dampak akibat membandingkan anak!

1. Kehilangan rasa percaya diri

Dampak akibat membandingkan anak yang pertama adalah membuatnya kehilangan rasa percaya diri. Niatnya alih-alih membuatnya merasa termotivasi supaya menjadi pribadi lebih baik lagi, namun malah membuat ia gampang minder karena terlalu sering dibandingkan.

Mengapa bisa terjadi hal demikian? Hal ini karena ketika ayah atau ibu mengunggulkan orang lain, membuat sang anak merasa dirinya selalu kurang di mata kedua orang tuanya, bahkan ia merasa tak bisa seperti yang lainnya maupun ekspektasi ayah dan ibunya.

2. Lebih mudah stres

Dampak lainnya akibat membandingkan anak, yaitu membuatnya mudah sekali stres. Sebagian orang tua mungkin tak menyadari hal ini, atau bahkan terlalu menyepelekan kondisi mental si buah hati karena menganggap bebannya tak seberat itu.

Padahal, ia mempunyai perasaan sama seperti manusia lainnya, berapapun umurnya. Akibat banyaknya tuntutan membuatnya lebih mudah stres dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Daripada terus menuntutnya menjadi orang lain atau membandingkannya, lebih baik mencoba memahami perasaannya lalu berusaha mendukungnya, bukan?

3. Menghambat si buah hati untuk berkembang

Ketika seorang anak stres akibat ayah maupun ibunya sering bersikap membandingkannya dengan orang lain, hal ini merupakan salah satu penghambatnya untuk berkembang. Mungkin Anda berniat memotivasinya supaya bisa berbuat lebih baik, namun cara memotivasi seperti ini tentu saja tidak dibenarkan.

Setiap manusia tentu memiliki caranya sendiri dalam berkembang atau mencapai sesuatu, tak terkecuali anak. Ia lebih senang ketika apapun usahanya dihargai, bukan malah diremehkan sampai dibandingkan dengan yang lain. Jadi ketika Anda mendukungnya, dapat membantunya untuk berkembang dan lebih percaya diri.

Setiap anak punya bidang keunggulannya sendiri, sehingga hal terbaik untuk menghargai usahanya adalah dengan cara mendukungnya selagi itu benar. Ingatlah bahwa seberapa keras Anda mencoba membandingkannya, justru semakin melukainya. Jangan menjadi orang tua yang merusak masa depan anak apapun alasannya.

4. Enggan bersosialisasi

Anak biasanya malas bersosialisasi, apalagi jika diajak pergi bersama orang tuanya karena sudah merasa kurang percaya. Sebab ia merasa khawatir ketika ia berkumpul keluarga atau pergi ke acara bersama orang tuanya, malah nantinya akan dibanding-bandingkan dengan orang lain yang dianggap lebih unggul.

Hal itulah yang membuatnya enggan bersosialisasi dan memilih diam di rumah atau mencari kesenangan lain sendiri. Meskipun belum tentu benar terjadi, ia hanya merasa khawatir akan terjadi lagi hal demikian. Menurutnya, menghindari lebih baik daripada menanggung sakit hati karena merasa direndahkan.

5. Menjauhkan hubungan orang tua dengan anak

Salah satu pemicu jauhnya hubungan antara orang tua dengan anak yaitu karena sikap ayah dan ibu yang sering membandingkan buah hatinya dengan orang lain. Setiap anak tentunya ingin ayah maupun ibunya fokus pada kelebihannya, bukan kekurangannya.

Sering bersikap seperti itu, membuatnya jadi hilang kepercayaan kepada kedua orang tuanya. Akibatnya selain malah bersosialisasi, ia juga merasa malas berhubungan dekat dengan ayah ataupun ibunya karena keberadaan sekaligus usahanya selama ini seolah tak dihargai, bahkan selalu merasa orang tuanya selalu menyalahkannya.

6. Menimbulkan sikap iri hati

Dampak akibat membandingkan anak juga seringkali menimbulkan sikap iri dan persaingan kurang sehat. Hal ini membuatnya merasa kesal karena ayah dan/atau ibunya selalu merasa kurang puas terhadap hasil usahanya, sebab mereka malah fokus mengunggulkan orang lain.

Apalagi jika membandingkan dengan saudara sendiri (baik kandung maupun sepupu), ini bukanlah hal baik meskipun Anda berniat untuk memotivasinya. Sebab justru menimbulkan sikap iri hati dan kesal karena merasa diintimidasi oleh saudaranya sendiri.

7. Membuatnya menjadi orang lain

Sadar atau tidak, akibat ayah ataupun ibu sering membandingkan anak, dapat mengubahnya menjadi orang lain. Inilah yang membuat ia jadi merasa kurang bebas dan tak dapat melakukan kemauannya sendiri, sebab ia hanya fokus untuk memenuhi ekspektasi kedua orang tuanya daripada membahagiakan dirinya sendiri.

Ia takut selalu disalahkan dan dianggap kurang, sehingga lambat laun membuatnya tak bisa menjadi diri sendiri. Dampak lainnya yaitu menyebabkannya kebingungan menentukan tujuan atau arah hidupnya sendiri.

Sikap yang Dapat Dilakukan Saat Dibanding-bandingkan Oleh Orang Tua

Dampak akibat sering membandingkannya dengan yang lain bisa dikatakan sangat fatal. Sebab dapat menyebabkan hubungan keluarga menjadi renggang, hilang rasa percaya diri, merasa tak dihargai, menghambatnya berkembang, dan lain-lainnya seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. 

Sedang mengalaminya dan selalu merasa kesal? Berikut ini merupakan sikap yang dapat dilakukan ketika dibanding-bandingkan oleh orang tua.

1. Tunjukkan kemampuan

Tunjukkan kemampuan Anda sebenarnya ketika merasa diremehkan. Setiap manusia tentu punya bakat serta kemampuannya sendiri, jadi belum tentu sama dengan manusia lainnya.

Anda mungkin tak memiliki kelebihan yang orang lain miliki, namun dapat melakukan hal lain dengan sangat baik dibandingkan orang lain. Tunjukkanlah meskipun berbeda, asalkan masih positif. Tak perlu peduli dengan omongan manusia lainnya yang berusaha menjatuhkan karena hanya akan menguras energi, cukup fokus mengembangkan kemampuan diri sendiri.

2. Mintalah dukungan dari orang tua

Sudahkah Anda mencoba meminta dukungan dari orang tua ketika mereka bersikap membanding-bandingkan? Jika belum, cobalah untuk mengutarakan bagaimana perasaan Anda ketika mereka bersikap demikian.

Ajaklah untuk bicara dari hati ke hati supaya mereka paham perasaan Anda. Katakan bahwa Anda jauh lebih membutuhkan dukungan daripada dibandingkan dengan orang lain.

3. Atur target terbaik untuk diri sendiri

Tuntutan dari standar lingkungan sekitar memang tak akan ada habisnya. Meskipun begitu, tak melulu mengikuti standar orang lain, bukan?

Anda pun pasti mempunyai standar sendiri, sehingga jangan sampai terpengaruh oleh lingkungan. Fokuslah untuk mencapai target sekaligus standar yang sudah ditetapkan oleh diri sendiri, mengikuti kemauan lingkungan pasti tak ada habisnya, kan? Lagipula, hanya Anda yang tahu kemampuan diri sendiri.

4. Kontrol emosi, jangan melawan

Apapun alasannya, bersikap durhaka kepada orang tua memang tidak diperbolehkan. Jadi ketika merasa selalu diintimidasi dan diremehkan oleh mereka, sebaiknya jangan coba untuk melawan.

Bersikap tenang dan cobalah untuk mengontrol emosi. Cobalah pula mencerna setiap omongannya, tak melulu hal yang disampaikan itu buruk. Banyak hal baik yang bisa ditangkap oleh pikiran apabila dapat bersikap tenang ketika menghadapinya, jadi sebaiknya jangan sampai pikiran dipengaruhi oleh emosi.

5. Perbanyak rasa syukur

Terakhir, jangan lupa untuk memperbanyak rasa syukur atas apapun yang telah terjadi. Berusahalah sebaik mungkin dan fokus mencintai diri sendiri, serta berusaha pula menjadi lebih baik secara bertahap.

Mungkin tak semua ekspektasi dapat diwujudkan, namun setidaknya sudah berusaha untuk selalu menjadi lebih baik. Jadilah versi terbaik dari diri sendiri, bukan menjadi sama persis seperti orang lain.

Terlalu fokus membandingkan anak dengan orang lain, dapat membuat hatinya terluka. Cobalah lebih menghargai usahanya sekaligus mendukungnya, tanpa harus meremehkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *