Lompat ke konten

5 Tips Agar Tidak Menjadi Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

Tips agar Tidak Menjadi Orang Ketiga dalam Hubungan Rumah Tangga

Orang ketiga dalam rumah tangga adalah ancaman bagi keutuhan ikatan pernikahan. Menjadi seorang perusak rumah tangga juga merupakan hal paling buruk dan sangat susah untuk dimaafkan. Apalagi jika dilakukan secara sengaja untuk merebut pasangan orang lain.

Adanya orang ketiga, tidak mungkin muncul begitu saja. Pasti terdapat faktor-faktor pemicu seseorang bisa masuk untuk merusak rumah tangga orang lain. Misalnya karena seringnya berinteraksi di tempat kerja, salah satu pihak berniat mengambil kesempatan (mengincar harta kekayaan atau kenaikan jabatan), maupun jika salah satu pihak mulai berusaha menggoda atau bermain mata duluan.

Orang ketiga atau perusak rumah tangga merupakan cobaan berat bagi setiap pasangan yang sudah berkeluarga dan harus memiliki kesabaran sangat besar dalam menghadapinya. Perselingkuhan tidak akan terjadi jika tak ada yang memulai atau memicunya.

Apapun faktor pemicunya, merusak rumah tangga orang lain bukan sesuatu yang pantas dibenarkan. Tak seorang pun menginginkan rumah tangganya hancur karena ada penyusup yang merenggut kebahagiaan serta merusak kondisi mentalnya.

Baik pria maupun wanita bisa berpotensi menjadi orang ketiga atau perusak rumah tangga orang lain. Namun, jika merasa ada pria atau wanita yang sudah menikah mulai mendekati Anda, sebaiknya terapkan tips berikut ini agar tidak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga.

1. Selalu Bersikap Profesional, Terutama kepada Orang yang Sudah Menikah

Cara pertama agar tidak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga, selalu berusahalah untuk bersikap profesional dalam situasi dan kondisi apapun. Cara ini terutama sangat penting diterapkan pada rekan kerja atau atasan lawan jenis yang sudah menikah.

Selalu bersikap profesional dapat menghindari tuduhan bahwa Anda adalah seorang perusak rumah tangga. Jika berhadapan dengan lawan jenis yang sudah menikah, hanya bahaslah pembicaraan seputar pekerjaan. Hindari topik pembicaraan bersifat intim, termasuk jika sudah mengarah mengenai hubungan lebih dari sebatas rekan kerja.

Apabila Anda tahu bahwa pria atau wanita tersebut sudah menikah, cobalah bersikap tegas bahwa Anda dengan dirinya hanyalah rekan kerja, tidak lebih dari itu. Dengan bersikap demikian, Anda sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghargai pasangan sahnya dan menjauhkan diri sendiri dari perbuatan dosa karena merusak rumah tangga orang lain.

Maka dari itu, jangan pernah memancing apalagi menggoda pria atau wanita yang telah berkeluarga karena dikhawatirkan dapat terjadi hal-hal tak diinginkan. Meskipun memang berniat hanya untuk candaan semata, ketahuilah bahwa perasaan orang lain bisa berubah-ubah meskipun telah menikah. Pandai-pandailah dalam menjaga diri, sebab kita pun tak pernah tahu apa isi pikiran orang lain terhadap kita.

2. Hindari Melakukan Pertemuan Hanya Berdua

Ketika seseorang sudah menikah, pasti akan lebih membatasi untuk bertemu berduaan dengan lawan jenis yang bukan pasangannya. Akan tetapi jika memang berniat melakukan perselingkuhan, tentu ia tetap melakukan hal tersebut.

Jadi, apabila Anda dihadapkan dengan situasi demikian, misalnya diajak pria/wanita yang sudah berkeluarga untuk melakukan pertemuan berdua di luar jam kerja, Anda berhak menolaknya. Bahkan meskipun ia bersikeras bahwa janji temu tersebut membahas seputar pekerjaan, tolak dengan tegas dan jangan mudah percaya dengan ucapannya. Bagaimanapun juga, hal itu sudah sangat tidak wajar dilakukan oleh seseorang yang sudah menikah.

Namun jika seseorang itu bersikeras untuk membuat janji temu dengan alasan pekerjaan, jangan pernah datang seorang diri. Sebaiknya, ajak orang lain untuk menemani selama pertemuan tersebut. Tujuannya supaya dapat menghindari kejadian tak diinginkan karena belum tentu ia benar-benar mengajak untuk membahas seputar pekerjaan saja.

Adanya orang lain yang menemani juga bisa membuat Anda lebih merasa tenang dan aman. Namun, apabila Anda terpaksa menemui orang yang sudah menikah sendirian, sebaiknya jangan biarkan ia memilih tempat. Lebih baik biar Anda saja yang memilih tempat, usahakan tempat ramai dan tidak terkesan private atau intim supaya ia pun tak berani bertindak macam-macam.

Jangan mudah tergoda mengiyakan ajakan pertemuan dengannya. Apalagi dengan iming-iming naik jabatan, gaji, maupun tawaran untuk melakukan proyek besar menggiurkan. Jika memang benar niatnya untuk menawarkan hal tersebut, tetaplah waspada karena khawatir ia akan meminta timbal balik secara tak wajar nantinya.

Selain itu, jika terpaksa pergi sendiri, jangan biarkan ia menjemput ataupun mengantar pulang. Lebih baik gunakan ojek online, taksi, antar-jemput teman/kekasih, ataupun menggunakan kendaraan pribadi saja. Sebab, tak ada yang tahu ke mana ia akan membawa Anda dan khawatir terjadi sesuatu di luar dugaan.

3. Ketika Mencintai Seseorang, Pastikan Dirinya Belum Memiliki Pasangan atau Menikah

Perasaan mencintai seseorang adalah hal wajar yang bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Apalagi ketika sering bertemu dan saling memberikan perhatian. Namun hal tidak wajar yaitu ketika mencintai seseorang yang sudah menikah.

Mencintai pria atau wanita yang sudah berkeluarga, justru dapat memicu diri sendiri menjadi orang ketiga dalam rumah tangga. Hal ini sangat tidak dibenarkan jika dilakukan karena sama saja dengan menyakiti perasaan pasangan sah orang lain, baik secara sengaja maupun tak sengaja.

Ketika Anda mulai jatuh cinta kepada seseorang, pastikan Anda mengetahui latar belakangnya, termasuk status pernikahannya. Mengenal calon pasangan itu sangat penting, bahkan dari hal dasar sekalipun. Tujuannya supaya menghindari menjadi perusak rumah tangga, maupun jatuh cinta kepada orang yang salah.

Apabila sudah terlanjur mencintai seseorang tetapi tak sadar bahwa dirinya ternyata sudah menikah, sebaiknya mulailah jaga jarak. Tegaskan kepada diri sendiri bahwa Anda bukan perusak rumah tangga. Kemudian berniatlah untuk menghapuskan perasaan dan mintalah kepadanya agar bisa lebih menghargai pasangan sahnya dan mintalah juga ia tak lagi mengusik kehidupan Anda.

Hindari memutuskan hubungan dengan cara kasar dan tak bertanggung jawab. Sebab dapat menjadikannya sebagai bumerang yang menghancurkan diri sendiri. Jika ia tetap bersikeras mendekati, tolak dengan tegas, berikan jarak, serta berusahalah agar tidak memancingnya mendekat lagi.

4. Batasi Interaksi dengan Lawan Jenis yang Sudah Menikah

Membatasi interaksi dengan lawan jenis yang sudah menikah sudah seharusnya dilakukan. Sebab, jika terlalu dekat bahkan sampai berani melakukan skinship tentu saja ini sudah kelewatan. Jika tak berusaha membatasinya, dikhawatirkan dirinya akan berharap lebih kepada Anda lebih dari sekedar rekan kerja atau kenalan.

Pria atau wanita yang sudah menikah mungkin terlihat lebih menarik karena terlihat dewasa dan bertanggung jawab. Namun, sebisa mungkin jangan melakukan sesuatu untuk memancingnya agar melihat pada Anda. Bayangkan ketika Anda berada di posisi pasangan sahnya, bukankah hal tersebut sangat menyakitkan ketika mengetahui suami atau istrinya ternyata selingkuh di belakangnya?

Jika Anda masih memiliki empati, hindarkan niat untuk menaklukkan hati lawan jenis yang telah berkeluarga. Apalagi ketika ia sering curhat, mengajak makan siang bersama, serta sering mengobrol baik saat jam kerja maupun di luar kepentingan pekerjaan, sehingga komunikasi terjadi lebih intens. Sebaiknya sadari perilakunya, dan mintalah ia untuk lebih menghargai pasangan sahnya dan tidak sering mengajaknya berinteraksi berlebihan dengan Anda.

Bagaimanapun juga walaupun ia merupakan teman dekat ataupun sahabat, jangan mudah luluh dan tergoda. Maka dari itu, penting untuk mengontrol diri supaya tak terjerumus lebih jauh dalam hubungan rumah tangga orang lain. 

Tanamkan prinsip kuat bahwa ia adalah milik orang lain yang tak seharusnya terlalu dekat dengan Anda. Jangan sampai ia menjadikan Anda pelarian atau selingan ketika sedang jenuh dengan pasangannya, apalagi sampai sering mengajak bertemu berdua dengan alasan ingin curhat atau membicarakan masalah pekerjaan.

5. Tanamkan Prinsip Bahwa Menjadi Orang Ketiga dalam Rumah Tangga Bisa Mendapat Karma

Ketahuilah bahwa menjadi orang ketiga dalam rumah tangga bisa mendapatkan karma cepat ataupun lambat. Tuhan tak pernah tidur, Tuhan mengerti kelakuan hamba-Nya meski tak semua mengetahuinya.

Bentuk karma bisa bermacam-macam dan pasti akan datang kepada manusia yang telah menghancurkan kebahagiaan yang bukan miliknya. Contohnya jika saat ini seseorang sedang menjadi orang ketiga dalam rumah tangga, maka ketika dirinya nanti berkeluarga, pasangannya akan melakukan perselingkuhan.

Maka dari itu, dalam upaya menghindari karma tersebut, sudah sebaiknya jangan pernah merusak rumah tangga orang lain. Tanamkan prinsip bahwa hukum karma pasti berlaku karena Tuhan tak pernah tidur.

Sebisa mungkin, jangan pernah merebut pasangan orang lain yang sudah menikah sangat tidak dibenarkan karena dapat menyakiti pasangan sahnya sekaligus menjadi bumerang bagi Anda. Semoga kelima tips agar tidak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga bisa berguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *