Lompat ke konten

Apa itu Sleep Training dan Manfaatnya untuk Bayi

Sleep Training

Bila ingin si kecil punya jadwal tidur teratur dan bisa tidur sendiri terpisah dari orang tuanya, Anda perlu menerapkan sleep training atau latihan tidur. Manfaatnya tidak hanya bagus untuk melatih kemandiriannya, tetapi juga membuat tubuhnya lebih sehat.

Sleep training selain bermanfaat untuk bayi, juga bermanfaat bagi orang tua. Yuk, baca pembahasan lengkap mengenai sleep training beserta manfaatnya untuk bayi di bawah ini!

Apa itu Sleep Training 

Sleep training adalah latihan yang membantu bayi agar bisa tidur sendiri terpisah dari orang tuanya sepanjang malam. Tujuan melakukannya bukan hanya melatihnya lebih mandiri, tetapi juga meningkatkan kualitas tidur sehingga membuatnya lebih bersemangat menjalani hari esok.

Ketika menerapkan pelatihan ini, si kecil mungkin awalnya belum terbiasa lalu menangis karena pertama kalinya tidur sendiri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ia tahu bagaimana cara menenangkan dirinya sendiri hingga akhirnya terlelap kembali.

Sleep training bayi kurang populer di Indonesia, justru banyak diterapkan di negara barat sebagai bagian dari parenting untuk menumbuhkan kemandirian si buah hati. Salah satu selebriti yang menerapkan sleep training bayi adalah Nikita Willy.

Dilansir dari situs Sleep Foundation, metode sleep training sudah dapat diterapkan pada si buah hati ketika usianya sudah menginjak 4-6 bulan atau selambat-lambatnya usia 9 bulan. Sebab pada rentang usia tersebut, anak sudah mulai bisa belajar mengendalikan dirinya.

Melatih bayi supaya berhasil tidur teratur bukanlah hal mudah. Lima metode ini dapat diterapkan untuk sleep training pada bayi. Berikut penjelasannya.

  • Cry it out method: Metode ini diterapkan dengan membiarkan si bayi menangis saat terbangun di malam hari. Orang tua tak perlu merespon apalagi menggendongnya, biarkan ia mengontrol dirinya sendiri sampai tangisannya mereda kemudian tidur lagi.
  • Pick up, put down: Ayah atau ibu dapat menggendong saat bayi rewel/menangis di tengah-tengah tidur, setelah itu letakkan di tempat tidurnya ketika sudah tenang.
  • The chair: Pada metode ini, orang tua menemani bayi di kursi samping tempat tidurnya sampai ia benar-benar terlelap lalu perlahan tinggalkan ia sendiri. Apabila ia terbangun, kembali lagi duduk di samping tempat tidurnya sampai terlelap sendiri.
  • Ferber method: Orang tua menidurkan bayi di ranjangnya sendiri kemudian jika menangis tak perlu memeriksanya untuk jangka waktu tertentu. Tetapi baru mengeceknya setelah 5 atau 10 menit berikutnya, tidak perlu menggendongnya dan usahakan tidak terlalu lama berada di dekat tempat tidurnya.
  • Bedtime fading: Orang tua menidurkan bayi lebih awal atau mungkin lebih lambat guna menemukan waktu terbaiknya untuk tidur. Jika menerapkan metode ini, Anda perlu memperhatikan sleepy clue atau tanda bahwa ia mengantuk.

Kelima cara di atas belum tentu cocok untuk semua bayi. Orang tua dapat menerapkannya sesuai kebutuhan, bila metode satu gagal maka bisa mencoba metode lainnya. Waktu sleep training tidaklah cepat, namun tetap harus konsisten dan sabar melakukannya.

Perlu diketahui saat Anda meninggalkannya terlelap sendiri di tempatnya, bukan berarti harus ditinggalkan sepenuhnya. Khususnya ketika ia sedang sakit atau mengalami kondisi medis tertentu, yang mana ia perlu didampingi penuh untuk memantau kondisinya. Cobalah konsultasikan terlebih dahulu bersama dokter spesialis.

Manfaat Sleep Training untuk Bayi

Menerapkan sleep training membuat si kecil terlatih tidur teratur sekaligus menjadi mandiri sejak dini. Ketahuilah manfaat sleep training untuk bayi maupun orang tua.

1. Melatih anak tidur sendiri

Manfaat sleep training adalah melatih anak agar terbiasa tidur sendiri sejak masih kecil. Membiarkannya menangis selama masa latihan, membuatnya terlatih untuk mengontrol dirinya sendiri agar tidak semakin rewel.

Ia pun jadi terbiasa untuk tidak terlalu bergantung pada orang tuanya. Tentu saja proses pelatihannya membutuhkan waktu beberapa lama dan tidak instan begitu saja. Pada umumnya bayi baru mulai bisa tidur sendiri setelah beberapa hari.

Supaya ia bisa melakukannya sendiri, orang tua sebaiknya melakukan rutinitas sebelum tidur untuk membuat si kecil lebih rileks. Salah satu contohnya membacakan dongeng pengantar tidur, ataupun menyanyikannya lagu pengantar tidur.

2. Terbiasa tidur teratur

Melakukan sleep training tujuannya untuk membuat anak jadi terbiasa tidur teratur setiap harinya. Bayi membutuhkan jam tidur setidaknya 14-16 jam per hari, termasuk pada siang hari untuk memulihkan energinya. Pada malam hari membutuhkan waktu 8-11 jam sedangkan saat siang hari 3-8 saja.

Menerapkan latihan ini membuatnya tahu kapan waktunya tidur dan kapan waktunya harus bangun. Secara konsisten melakukannya dapat berdampak baik saat ia dewasa nanti, yaitu terbiasa hidup teratur sejak kecil.

Oleh karena itu, ayah dan ibu perlu menerapkan jam tidur teratur setiap harinya supaya kualitas tidur bayinya bagus sehingga lebih segar saat bangun keesokan harinya. Awal-awal menerapkannya mungkin susah karena ia terus menangis, tetapi Anda tetap harus konsisten dan sabar melakukannya demi membentuk rutinitas baru yang berdampak positif pada kehidupannya.

3. Meningkatkan kualitas tidur

Punya waktu tidur cukup membantu meningkatkan kualitas tidurnya, di mana hal ini dapat membuat badannya lebih segar sekaligus meningkatkan kematangan emosi serta kognitifnya. Selain itu, tidur berkualitas juga membantunya menangkal berbagai penyakit berbahaya saat ia nanti dewasa.

Buatlah kondisi kamarnya tenang dan nyaman. Hindari penggunaan lampu terlalu terang maupun suara-suara berisik yang mengganggunya. Jadi ketika ia berbaring jadi lebih rileks meskipun ditinggal sendirian di kamarnya.

4. Semakin banyak waktu berkualitas untuk orang tua

Manfaat sleep training ternyata juga bagus untuk orang tua. Menerapkannya mulai si kecil berusia 4-6 bulan secara efektif membantu ayah dan ibu memperoleh kualitas tidur yang baik serta semakin banyak quality time untuk dinikmati.

Hal ini sama dengan si bayi memberikan lebih banyak waktu istirahat kepada orang tuanya. Jadi, ayah maupun ibu dapat melakukan hal lain untuk diri sendiri tanpa terganggu oleh tangisan ataupun kerewelan dari si bayi. Misalnya punya lebih banyak waktu untuk bersih-bersih, istirahat setelah bekerja, hingga deep talk bersama pasangan.

5. Meningkatkan perkembangan kecerdasan otak

Manfaat sleep training lainnya, yakni meningkatkan perkembangan serta kecerdasan otak si buah hati. Latihan ini pun mencegah risiko si kecil terserang insomnia atau gangguan tidur yang nantinya dapat membuatnya susah fokus.

Pikirannya pun jadi lebih segar setiap kali bangun keesokan harinya karena terbiasa teratur. Fokusnya pun dapat terjaga, sehingga menerima serta menangkap informasi menjadi lebih baik dibandingkan bayi yang tidak memiliki keteraturan waktu tidur.

6. Mendukung tumbuh kembang anak

Anak yang menerapkan sleep training sejak usia dini, dapat mendukung tumbuh kembangnya secara optimal. Setelah tidurnya cukup dalam sehari, pada esok harinya ia bangun dengan perasaan lebih bahagia serta kondisi badan lebih segar.

Oleh karena itu, tidur berkualitas mampu mendukungnya melakukan segala aktivitas dengan sangat baik. Ia pun lebih cepat tanggap ketika melakukan sesuatu, bahkan tubuhnya pun terhindar dari serangan berbagai penyakit berbahaya.

7. Mencegah stres pada bayi

Adapun manfaat lainnya, yakni membantu mencegah stres pada bayi. Anak bayi yang waktu istirahatnya cukup terhindar dari masalah psikologis, misalnya stres sampai depresi, gangguan kecemasan, dan lainnya karena pikirannya lebih tenang.

Tak hanya itu, ia pun jadi semakin mandiri karena terbiasa ditinggal sendiri. Dengan demikian, kematangan emosinya dapat terbentuk sehingga lebih mudah baginya mengendalikan dirinya sendiri agar tidak selalu bergantung pada orang lain, meskipun itu orang tuanya sendiri.

Penjelasan mengenai sleep training serta manfaatnya bagi bayi di atas semoga dapat dipahami. Sebelum menerapkannya, lebih baik konsultasikan kepada dokter spesialis anak terlebih dahulu, terutama pada bayi yang memiliki kondisi medis tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *