Lompat ke konten

Mengenal Karakter Anak: Karakteristik dan Cara Membentuknya

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

Mengenal Karakter Anak dan Cara Membentuknya

Mengenal karakter anak adalah hal yang perlu diketahui orang tua sekaligus membentuk kepribadiannya. Anak memiliki karakter berbeda-beda dan perkembangannya dipengaruhi dari didikan orang tuanya.

Walaupun di sekolah diajarkan pendidikan karakter dan moral, tetapi orang tua juga memiliki tanggung jawab utama dalam pengembangan karakter anaknya. Apabila orang tua mampu membentuk karakternya dengan baik, maka ia akan memiliki kepribadian baik.

Membentuk karakter si buah hati memang bukanlah perkara mudah, sehingga orang tua wajib mengetahui karakteristiknya terlebih dahulu. Berikut ini adalah macam karakter anak beserta cara dalam membentuk kepribadiannya:

Macam Karakter Anak

Setiap anak memiliki karakter berbeda-beda, sehingga cara berpikir, penyampaian emosi, dan sifatnya pun juga berbeda. Tetapi pada umumnya, karakter anak terutama usia dini adalah sebagai berikut ini:

1. Rasa ingin tahunya tinggi

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa setiap anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu, ia sangat suka menanyakan banyak hal mengenai sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Ketika masih bayi, ia menunjukkan rasa ingin tahunya hanya dengan cara menyentuh dan meraih barang di sekitarnya. Namun seiring dengan berjalannya usia, ia sudah bisa mulai bertanya banyak hal, bahkan mencoba melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya.

2. Memiliki kepribadian yang unik

Karakter anak terutama usia dini memang memiliki banyak kesamaan antara satu dengan lainnya. Meski begitu, tentu setiap anak memiliki keunikan tersendiri, baik dari gaya belajar, berinteraksi, minat, bakat, dan lain-lain.

Kepribadian yang unik ini juga memiliki beberapa tipe, yakni sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis. Tipe kepribadian ini mempengaruhi cara si kecil dalam berpikir dan berperilaku.

Pada tipe kepribadian sanguinis, cenderung bersifat mudah bergaul, banyak bicara, energik, humoris, dan sangat imajinatif. Meskipun begitu, anak tipe sanguinis cenderung cepat bosan konsentrasinya sangat mudah teralihkan.

Pada tipe kepribadian melankolis biasanya ambisius, keras kepala, dan banyak perhitungan. Tetapi juga selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan kurang menyukai perubahan secara mendadak.

Selanjutnya tipe koleris, yaitu tipe bersemangat dan suka berpetualang. Anak dengan kepribadian ini biasanya cenderung tidak sabaran, keras kepala, dan suka memerintah.

Kemudian ada tipe plegmatis, yaitu kepribadian yang tenang, pemalu, penuh perhatian, serta tidak ingin terburu-buru. Anak dengan tipe ini biasanya jika minat dan bakatnya terus dikembangkan, dapat membangkitkan motivasinya.

3. Berpikiran sederhana

Sebagian besar orang dewasa dan remaja memiliki pemikiran sangat luas bahkan cenderung rumit dan mampu mengembangkan pikirannya dalam skala lebih luas.

Berbeda dengan anak usia dini, pemikirannya sangat sederhana dan hanya berpikir pada makna sebenarnya. Mereka mungkin belum mampu berpikir hal yang lebih rumit dan bercabang, tetapi mereka dapat menyimpulkan sesuatu secara sederhana sesuai apa yang diketahuinya.

4. Imajinasi dan fantasinya tinggi

Imajinasi dan fantasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakter si kecil. Fantasi yaitu kemampuan dalam membentuk tanggapan baru terhadap sesuatu yang sudah ada, sedangkan imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan hal baru di pikirannya tanpa didukung fakta atau data yang nyata.

Saat usia dini, anak sangat senang bermain dan berfantasi menjadi suatu karakter atau sesuatu lain yang dilihatnya. Bahkan tak jarang, beberapa anak sampai bisa membuat teman imajinasi sendiri.

5. Suka melakukan eksplorasi atau berpetualang

Rasa ingin tahu anak yang sangat tinggi membuatnya senang melakukan petualangan atau eksplorasi. Sebab, ia ingin banyak tahu tentang terjadinya sesuatu atau menjelajah lingkungan sekitarnya untuk menemukan banyak hal yang belum diketahui olehnya.

Tak hanya itu, ia juga senang mencoba berbagai hal demi memuaskan rasa penasarannya. Misalnya seperti bermain air, mencoret dinding rumah, bermain dengan tanah, menangkap hewan yang dilihatnya, maupun hal lain yang ingin dilakukannya.

6. Cenderung aktif dan energik

Anak usia dini dan balita biasanya sangat aktif dan energik. Rasanya seperti selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu, bergerak tanpa kenal lelah, serta suka melakukan berbagai macam aktivitas.

Rasa ingin tahu dan jiwa eksplorasinya yang tinggi itu membuatnya cenderung aktif dalam melakukan banyak hal guna memecahkan rasa penasarannya.

7. Sedikit sulit dalam hal berkonsentrasi

Macam karakter anak lainnya adalah sedikit sulit dalam berkonsentrasi. Si kecil sangat mudah teralihkan pikirannya ketika ia sedang melakukan sesuatu.

Ketika pikirannya sudah terlanjur teralihkan oleh hal lain, biasanya ia akan lebih fokus memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk meningkatkan konsentrasi anak melalui cara yang efektif agar nantinya ia terbiasa fokus saat melakukan tugasnya.

8. Senang belajar dengan gerakan tubuh

Bermain sambil belajar adalah hal yang tidak bisa dilepaskan dari karakter si buah hati. Mereka sangat suka belajar melalui gerakan atau indera perabanya, seperti menyentuh, merasakan, dan memahami dengan bantuan gerakan tubuh.

Tak jarang, anak kecil sangat suka belajar mengenal hewan sambil memperagakannya atau menirukan gerakan orang lain.

9. Bersikap spontan dan apa adanya

Anak kecil adalah pribadi yang spontan dan jujur dalam mengungkapkan perasaannya. Mereka mengatakan apa yang dilihat dan dirasakan secara apa adanya.

Karakteristik anak usia dini yang spontan ini benar-benar apa adanya tanpa rekayasa. Maka dari itu, si kecil memang cenderung ceplas-ceplos atau jujur dalam hal berbicara atau berkomentar terhadap sesuatu yang ditemuinya.

10. Kemauan belajarnya tinggi

Ketika si kecil melihat sesuatu yang diinginkannya, biasanya ia akan berusaha keras untuk dapat mencapai hal itu. Bahkan tak akan bosan untuk mempelajari banyak hal.

Saat usia dini adalah masa emas (golden age) di mana anak sangat senang mempelajari banyak hal. Semangatnya sangat besar ketika ia menghadapi hal yang baru dilihatnya.

Cara Membentuk Karakter Anak

Setelah mengetahui macam-macam karakter anak tersebut, orang tua wajib mengetahui cara membentuk karakternya. Sebab, hal ini merupakan tanggung jawab utama bagi setiap orang tua.

Membentuk karakter anak dapat dilakukan melalui cara berikut ini:

1. Menjadi contoh yang baik bagi si kecil

Orang tua adalah role model atau panutan bagi si kecil. Bersikap baik di hadapan anak akan membuatnya mencontoh sikap baik tersebut hingga ia dewasa nanti.

Sebaliknya, jika terbiasa melakukan hal buruk di hadapan si kecil, ia akan mencontoh sekaligus mewajarkan bersikap buruk karena orang tuanya seperti itu.

Sangat penting juga untuk mengajarkan pada si kecil soal berbuat baik kepada siapapun. Tanamkan padanya bahwa berbuat baik akan selalu membawa kebaikan dan ketenangan dalam hidup.

2. Bersikap konsisten dalam mendidik anak

Bersikap konsisten adalah hal penting pembentukan karakter anak. Jika Anda konsisten berbuat banyak hal baik di depan buah hati, maka jangan melakukan hal kebalikannya di hadapan mereka.

Misalnya, ketika Anda mengajarkan anak tentang buruknya membuang sampah sembarangan atau harus meletakkan barang pada tempatnya. Di mana suatu ketika Anda justru membuang sampah sembarangan dan meletakkan barang secara sembrono, ia juga akan menirunya dan menganggap bahwa hal itu tidak masalah jika dilakukan.

3. Memanfaatkan momen tertentu untuk membentuk karakter anak

Dalam pembentukan karakter anak, memanfaatkan momen tertentu bisa dilakukan. Misalnya ketika ia sedang menyakiti teman bermainnya, ajarkan ia untuk meminta maaf dengan tulus.

Dengan begitu, si kecil jadi paham bahwa ketika ia salah harus meminta maaf. Lalu, ketika si kecil dihadiahi sesuatu, ajarkan ia mengucapkan terimakasih kepada orang yang memberikannya hadiah.

4. Tidak terlalu memanjakan

Memanjakan anak sebenarnya tidak masalah, tetapi masalahnya adalah ketika orang tua terlalu memanjakannya.

Terlalu memanjakan anak membuatnya jadi tidak mandiri, mudah bersikap seenaknya, dan selalu bergantung pada yang lain. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui cara melatih kemandirian anak agar tidak terlalu manja.

5. Mengajarkan tentang moral dan agama

Ajaran moral dan agama masing-masing tak boleh dilepaskan dalam membentuk karakter anak. Sebab, mengajarkannya kedua hal ini akan mengajarkannya bagaimana ia harus bersikap di lingkungan dan kepada Tuhannya.

Orang tua wajib mengajarkan anak tentang moral, supaya ia memiliki sopan santun dalam bersikap maupun bertutur kata saat berada di lingkungan ia berada. Ajarkan ia tentang agama sesuai keyakinan, supaya ia selalu mengingat Tuhan.

6. Mengajarkan hal kecil yang bermakna

Melakukan sesuatu yang sederhana mungkin kedengarannya sepele bagi orang dewasa, tapi bisa jadi bermakna bagi anak. Misalnya, mengatakan terima kasih saat diberi sesuatu, mengucapkan permisi ketika bertamu, meminta maaf jika salah, dan lain-lain.

Bagi anak kecil, hal tersebut bermakna dan dapat membuatnya terbiasa hingga dewasa. Anda juga dapat mengajarkannya mengenai etika sambil bercerita mengenai kenyataan dalam kehidupan supaya ia lebih paham menerapkannya.

7. Katakan salah jika memang si kecil berbuat salah

Si kecil kerap kali berbuat kesalahan, tak jarang membuat orang menjadi kesal padanya. Sebagai orang tua, hindari terlalu sering mewajarkan kesalahannya dengan mengucapkan, “Ya, wajar. Namanya juga anak kecil”.

Terlalu mewajarkan anak jika berbuat salah, justru dapat membuatnya menjadi pribadi yang seenaknya sendiri dan sering melakukan kesalahan karena ia yakin orang tuanya pasti membelanya.

Katakan padanya jika ia salah dengan tegas tanpa memarahinya. Jelaskan bahwa sikapnya itu tidak benar, lalu biasakan ia untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan.

Itulah penjelasan mengenai karakteristik anak terutama usia dini beserta cara membentuk karakternya. Tentunya karakter tersebut dapat diasah dan dipantau supaya perilakunya tidak menyimpang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *