Lompat ke konten

8 Cara Melatih Kemandirian Anak, Cepat dan Efektif

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

/ Diverifikasi oleh: Tim Better Parent

Cara Melatih Kemandirian Anak

Melatih kemandirian anak perlu dilakukan sejak dini, agar ketika semakin usianya bertambah ia bisa melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa terlalu bergantung pada orang lain. Anak yang mandiri akan lebih mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan baru dan tidak manja.

Kemandirian yang tertanam pada anak membuatnya mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik. Anak seperti itu akan tumbuh dengan rasa percaya tinggi, bertanggung jawab, solutif, serta tidak mudah tergantung pada orang tua.

Kemandirian juga membuat anak menjadi tidak egois dan tidak mudah merengek jika keinginannya tidak dituruti. Inilah yang membuatnya lebih unggul dan berkualitas.

Berikut ini cara melatih kemandirian anak secara cepat dan efektif:

1. Tidak Selalu Membantu Anak Melakukan Tugasnya

Membantu anak mengerjakan tugasnya atau melakukan banyak hal mungkin sudah menjadi kebiasaan orang tua karena sudah terbiasa sejak anak baru lahir hingga usia balita. Pada usia tersebut pula, anak memang masih banyak tergantung pada orang tuanya.

Ketika si kecil sudah menginjak sekolah dasar, secara alami kemandiriannya akan muncul dengan bertahap. Perkembangan setiap anak berbeda-beda, sehingga hal ini bisa muncul lebih cepat bisa juga lebih lama.

Supaya lebih cepat mandiri, Anda dapat melatihnya sejak dini dengan membiasakan ia melakukan tugas sederhana sendirian. Misalnya, secara bertahap biarkan ia melakukan tugas sehari-harinya seperti memakai pakaian, sepatu, atau merapikan kamarnya tanpa dibantu sama sekali. Ajarkan juga permainan mengasah kreativitas anak untuk stimulasi otaknya.

Anda boleh membantunya hanya ketika ia memang benar-benar tidak dapat melakukan sesuatu sendiri, misalnya saat si kecil meminta bantuan untuk mengambilkan barang yang letaknya tidak bisa dijangkau.

Saat awal melakukan segala tugas sehari-harinya tanpa dibantu orang lain, mungkin buah hati Anda merasa kesusahan dan banyak merengek, tapi cara ini efektif untuk membuatnya memahami bahwa ia harus bisa melakukan sesuatu secara mandiri dan percaya pada kemampuannya.

2. Ajak Anak untuk Membantu Membersihkan Rumah

Saat akhir pekan dan ketika si kecil sedang tidak ada kegiatan bermain dengan teman atau mengerjakan tugas sekolah, melibatkannya untuk membantu membersihkan rumah adalah hal yang baik. Misalnya, menyapu, menjemur pakaian, membersihkan kamarnya, berkebun, atau pun menata barang.

Berilah ia kepercayaan untuk melakukan sesuatu tersebut sendiri. Akan tetapi, jika ia meminta bantuan, Anda dapat membantunya sedikit karena tentu saja si buah hati belum bisa sesempurna itu untuk melakukan beberapa hal sendirian.

Mengajak si buah hati untuk membantu membersihkan rumah dapat menjadikannya memiliki rasa tanggung jawab sekaligus melatihnya agar ia terbiasa melakukan hal tersebut saat dewasa nanti.

3. Buat Kesepakatan Bersama

Ketika memutuskan untuk mendidik anak untuk mandiri, Anda dan satu keluarga perlu membuat kesepakatan dengan anak. Misalnya kesepakatan untuk pembagian tugas tertentu di rumah atau mengenai pekerjaan rumah anak.

Kesepakatan yang telah dibuat tidak boleh dilanggar dan harus konsisten. Tetapkan konsekuensi apabila ada yang melanggarnya. Cara ini efektif untuk membuat anak lebih disiplin, tidak lagi melalaikan tugas, dan tidak mudah bergantung pada orang lain

4. Munculkan Rasa Tega

Saat awal memutuskan untuk mengasah kemandirian anak, rasanya tidak tega jika membiarkan si kecil melakukan semuanya sendiri. Apalagi ketika ia merengek dan memohon bantuan untuk mengerjakan tugasnya.

Rasa tega sangat diperlukan supaya anak dapat mencari tahu dan melakukan sesuatu sendiri. Dengan begitu, ia akan terbiasa percaya pada kemampuannya tidak hanya di rumah dan sekolah, tetapi juga di kehidupan sehari-hari.

Ketika ia meminta bantuan untuk mengerjakan tugas sekolah, tolak permintaannya dengan tegas. Bersikap tegas padanya secara efektif dapat membuatnya mengerti bahwa terlalu bergantung pada orang lain justru membuat ia tidak dapat mengembangkan diri dengan baik.

5. Beri Anak Dukungan dan Pujian

Memberi anak dukungan dan pujian berpengaruh pada tumbuh kembangnya karena dapat membiasakannya terus berbuat hal baik.

Saat anak berhasil melakukan suatu hal secara mandiri, berilah ia pujian atau apresiasi karena bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa perlu dibantu orang lain. Adanya pujian ini dapat membuatnya sadar bahwa kemandirian adalah hal baik yang harus dibiasakan.

Akan tetapi, apabila si buah hati belum bisa melakukan semuanya secara mandiri, jangan pernah sekali pun memarahi atau membentaknya. Bantulah sedikit dan perlahan secara bertahap biarkan anak melakukan segala sesuatunya sendiri sembari memberikannya dukungan seperti, “Kamu pasti bisa” atau “Kamu harus percaya dengan kemampuanmu”, atau dukungan semacamnya.

Dukungan yang baik dan terselip ketegasan mampu meyakinkan si kecil bahwa bersikap mandiri bukanlah hal buruk, tetapi sebuah keharusan yang mampu mendewasakannya perlahan dan membawa pada kebaikan di masa mendatang. Misalnya, puji jika sudah tidak ngompol lagi untuk memberi afirmasi positif.

6. Biarkan Anak Menyiapkan Keperluannya

Saat anak baru pertama kali masuk sekolah, orang tua biasanya akan membantunya untuk menyiapkan peralatan sekolah dan bekal untuk dibawa. Hal ini biasanya berlangsung hingga anak memasuki sekolah dasar.

Anak saat sekolah dasar biasanya cenderung lebih mandiri daripada sebelumnya, bahkan sejak ia sudah berumur 4-5 tahun. Anda dapat mulai melatihnya dengan cara menyuruh ia menyiapkan segala keperluan sekolahnya sendiri supaya terbiasa agar tidak manja dan selalu bergantung pada orang tua.

Meskipun anak bersikeras dan merengek supaya dibantu menyiapkan keperluannya, tegaskan padanya bahwa ia harus mampu menyiapkannya sendiri. Jika ia tetap tidak mau, biarkan saja jika ia tidak jadi menyiapkannya karena tidak ada yang membantunya.

Saat anak sudah mendapatkan resiko atas kelalaiannya tidak mau menyiapkan semuanya sendiri, ia akan menyadari bahwa tidak semua orang bisa selalu membantunya dalam segala hal, sehingga perlahan akan memahami bahwa bersikap mandiri diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Biarkan Anak untuk Mengambil Keputusan

Melatih kemandirian anak memang bukanlah hal yang mudah. Kesabaran yang tinggi sangat diperlukan untuk menghadapinya, terutama pada si kecil yang tidak percaya pada dirinya sendiri.

Butuh berkali-kali meyakinkan supaya ia tidak ragu dengan keputusannya. Anda dapat mengajarkannya untuk mengambil keputusan sendiri secara bertahap dan dimulai dari hal-hal sederhana. Misalnya, menanyakan bekal apa yang ingin ia bawa ke sekolah, baju apa yang ingin dipakai untuk liburan, atau hendak ke mana atau melakukan apa saat akhir pekan.

Menanyakan hal-hal sederhana tersebut dapat membuatnya terlatih untuk tegas dalam mengambil sebuah keputusan. Terutama saat akhir pekan, biarkan ia memilih kegiatan yang ingin dilakukan untuk menikmati waktu berkualitas bersama famili.

8. Tanamkan Kemandirian Sejak Dini

Mengasah kemandirian anak sejak dini selain butuh kesabaran tinggi, juga membutuhkan ketegasan dan rasa tega demi keberhasilannya untuk menjadi anak yang mandiri.

Kesulitan saat mencoba menanamkan kemandirian pada anak adalah saat menghadapinya tantrum apabila tidak dituruti atau diabaikan keinginannya. Menghadapi anak tantrum dan terlalu manja bukanlah hal mudah.

Saat suasana hati anak sedang tenang atau tidak tertekan, berikan ia pengertian bahwa sikap mandiri itu sangat penting untuk membantunya beradaptasi dengan lingkungan saat ia dewasa. Selain itu, jelaskan padanya bahwa selalu ingin dituruti dan marah jika tidak dituruti dapat merugikan dirinya maupun orang lain karena akan membuatnya susah mendapat teman.

Tanamkan secara terus-menerus sikap mandiri pada anak. Bersikap tegas demi kebaikan adalah sebuah cara menyayanginya sekaligus membuat ia memiliki kepribadian lebih baik.

Itulah cara melatih kemandirian pada anak secara efektif dan cepat. Selalu tegaskan pada anak bahwa menjadi mandiri bukanlah hal menakutkan, tetapi hal baik yang harus terus dilakukan demi kebaikan dirinya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *