Lompat ke konten

Apa itu Codependent Relationship dan Tanda-Tandanya

Codependent Relationship

Ketika menjalin hubungan dengan orang yang dicintai, dunia terasa indah. Bahkan sampai rela memberikan apapun demi membahagiakan pasangan. Kelihatannya memang romantis, padahal sebenarnya bisa menjurus ke hubungan yang tidak sehat, loh!

Rela memberikan apapun demi menyenangkan pasangan tapi tak memikirkan diri sendiri, dapat terjebak ke hubungan kodependen atau codependent relationship. Apa maksudnya istilah itu? Yuk, bahas tentang codependent relationship dan tanda-tandanya supaya lebih menghargai diri sendiri!

Apa itu Codependent Relationship?

Hubungan kodependen atau codependent relationship adalah suatu hubungan di mana seseorang berusaha melakukan apapun demi membuat pasangannya senang, namun mengorbankan keinginan serta kebutuhan diri sendiri. Sayangnya, pengorbanan tersebut seringkali tak mendapat respon positif, sehingga keuntungan hanya dirasakan oleh pasangan, bukan Anda.

Meskipun kedengarannya sangat romantis, membiasakan perlakukan tersebut justru dapat mengarah ke hubungan tidak sehat. Terlalu banyak berkorban hanya demi membahagiakan pasangan dikhawatirkan menjadi korban breadcrumbing yang sewaktu-waktu dapat ditinggalkan seenak hati.

Kebanyakan orang melakukan codependent relationship karena membutuhkan perhatian. Selain itu, mereka juga merasa takut ditinggalkan oleh pasangan, sehingga berusaha semaksimal mungkin demi membahagiakan pasangannya meskipun itu harus menyakiti Anda.

Melanjutkan hubungan kodependen tidak baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Bagaimanapun juga, hubungan sepihak seperti ini dan terus berkorban demi kebahagiaan orang lain hanya akan menyakiti diri sendiri pada akhirnya.

Tanda-Tanda Codependent Relationship

Di awal, kebanyakan orang tidak sadar bahwa dirinya masuk ke codependent relationship akibat dibutakan oleh perasaan cinta. Akan tetapi guna mencegah masuk ke hubungan tak sehat tersebut, ketahuilah seperti apa tanda-tanda codependent relationship berikut.

  • Selalu mengorbankan segala hal demi membahagiakan pasangan atau bisa disebut people pleaser. 
  • Selalu merasa bersalah ketika tak berhasil memenuhi kebutuhan, keinginan, maupun ekspektasi pasangan.
  • Berusaha menjaga orang lain.
  • Berusaha memenuhi ekspektasi orang lain.
  • Mengesampingkan kebutuhan dan keinginan sendiri.
  • Merasa takut ditinggalkan.
  • Tidak ingin diperlakukan kasar atau KDRT.
  • Tidak memikirkan soal diri sendiri, khususnya perihal meraih kebahagiaan.
  • Pasangan sering merendahkan harga diri Anda karena dianggap tak ada batasan.
  • Mudah menurut meskipun yang dituruti belum tentu baik.
  • Merasa kurang bebas berekspresi.
  • Susah mengemukakan pendapat, sehingga sering tidak jujur mengenai keadaan Anda sebenarnya.
  • Susah mengatakan kebutuhan Anda kepada pasangan, bahkan lebih sering memendamnya.
  • Komunikasi kurang baik.
  • Bersikeras bertahan pada hubungan, meskipun tahu bahwa hal itu menyiksa.

Cara Mencegah Terjadinya Codependent Relationship

People pleaser paling rawan terjebak dalam codependent relationship, apalagi jika sebelumnya tak pernah menjalin hubungan asmara. Meskipun begitu, hubungan kodependen ini bisa terjadi pada siapa saja apabila tak waspada. Terapkan cara mencegah terjadinya codependent relationship berikut agar tak mudah dimanfaatkan pasangan.

1. Tetapkan batasan dan bersikap tegas

Sikap paling penting guna mencegah terjadinya hubungan kodependen, yaitu harus bisa menetapkan batasan dan bersikap tegas. Seringkali bersikap tidak enak hati dikhawatirkan mudah dimanfaatkan oleh pihak lain. Misalnya untuk menuruti keinginannya.

Menetapkan batasan sekaligus sikap tegas merupakan upaya dalam membentengi diri, sehingga pasangan tidak dapat berbuat seenaknya. Komunikasikan apa yang menjadi kebutuhan serta keinginan masing-masing dalam hubungan, jadi bukan dari satu pihak saja.

Anda pun berhak menolak secara tegas ketika pasangan melakukan perbuatan yang tidak nyaman. Apapun permintaannya jika Anda merasa kurang yakin ataupun kurang nyaman, lebih baik mendiskusikannya daripada langsung menurutinya. Intinya, berhentilah menjadi people pleaser supaya tak mudah dimanfaatkan seenak hati oleh orang lain!

2. Jangan terlalu mengontrol

Kebanyakan orang kodependen memiliki hati besar, sehingga seringkali mempunyai keinginan untuk menyenangkan orang lain daripada dirinya sendiri. Bahkan sangat peduli serta punya empati tinggi saat melihat yang lain sedang kesusahan.

Sikapnya tersebut memang banyak disukai, namun bisa membuat tak nyaman apabila kecemasannya berlebihan. Sehingga individu kodependen saat terlalu khawatir justru terkesan mengekang orang lain, alasannya demi memastikan semuanya baik-baik saja.

Jika Anda termasuk mempunyai kepribadian kodependen seperti ini, sebaiknya jangan terlalu mengontrol pasangan karena sikap tersebut bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Biarkanlah ia mengambil keputusannya sendiri dan jangan memaksakan solusi karena belum tentu baik baginya.

3. Pedulikan diri sendiri

Individu kodependen memiliki hati besar, sehingga ia sering berusaha mengutamakan kebahagiaan/kesenangan orang lain namun seringkali lupa pada diri sendiri. Meskipun ia sedang kesusahan, tak jarang memprioritaskan pihak lain terlebih dahulu baru kemudian dirinya.

Cara mencegah terjadinya codependent relationship, berhentilah selalu memprioritaskan orang lain kecuali memang dibutuhkan. Mulailah pedulikan diri sendiri, luangkanlah waktu demi menyenangkan sekaligus menghargai diri sendiri. Jika mencintai, maka mencintailah sewajarnya saja.

Anda pun pasti membutuhkan waktu untuk melakukan kesenangan, entah itu berolahraga, bermain, nongkrong, jalan-jalan, ataupun hal lain yang membahagiakan. Mempedulikan kondisi orang lain memang perlu, namun alangkah baiknya jika melihat bagaimana kondisi sendiri terlebih dahulu.

4. Hargai diri sendiri

Saking terlalu baiknya, pelaku hubungan codependent seringkali dimanfaatkan akibat kepribadiannya yang mudah merasa tak enak hati. Bahkan tak jarang sampai direndahkan oleh orang lain. Inilah yang membuat manusia codependent merasa takut perbuatannya tak mampu menyenangkan pasangannya ataupun takut dianggap salah.

Bagaimanapun, cara mencegah terjadinya codependent relationship adalah berusaha saling menghargai serta memberi batasan. Ketika pengorbanan Anda malah direndahkan, berhentilah berkorban kepadanya karena akan semakin menyakiti. Hargai diri Anda sendiri, sebab Anda berhak sepenuhnya atas hal itu.

Cara menghargai diri sendiri, bisa dengan melakukan berbagai kegiatan menyenangkan serta berkumpul dengan orang-orang yang selalu menghargai Anda. Selain itu, lepaskan hubungan sepenuhnya dari mereka yang menyakiti agar tidak membuat pikiran stres.

5. Minta bantuan jika benar-benar butuh

Individu yang terjebak dalam codependent relationship biasanya tak ingin terlihat lemah di mata pasangannya maupun orang lain, sehingga jarang meminta bantuan. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan sosoknya yang kuat serta tidak ingin dianggap remeh oleh sekitarnya.

Manusia merupakan makhluk sosial, pasti membutuhkan satu sama lain. Begitupun Anda yang terjebak dalam hubungan kodependen, tak ada salahnya meminta bantuan kepada lainnya jika sedang membutuhkan. Meminta bantuan itu sangat normal, sebab membantu mengurangi beban fisik maupun pikiran.

Beberapa hal mungkin tak dapat dilakukan seorang diri, jadi jangan pernah malu ataupun ragu meminta bantuan. Terus-terusan menjadi ‘paling kuat’ justru dapat menyulitkan nantinya.

6. Jika sudah mulai muncul tanda-tanda, segera akhiri

Cara mencegah codependent relationship adalah harus peka terhadap tanda-tandanya. Jika Anda menyadari sering dimanfaatkan oleh pasangan, susah meraih kesenangan, ataupun tanda-tanda hubungan kodependen lainnya yang disebutkan sebelumnya, segera akhiri!

Hubungan seperti itu sangat tidak sehat, semakin dalam menjalaninya maka dapat semakin menyakiti. Bersikap terlalu baik dan terlalu banyak berkorban dapat menjadi penyebab KDRT karena pasangan merasa memiliki kuasa, sehingga bisa bersikap semena-mena. 

Segeralah lepaskan diri dari hubungan tak sehat itu. Lebih hargailah diri Anda sendiri daripada melanjutkan hubungan yang sama sekali tidak ada timbal balik positifnya. Bagaimanapun diri Anda lebih penting daripada harus membahagiakan dia yang tak peduli.

Codependent relationship termasuk hubungan tak sehat (toxic) karena hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain harus lebih banyak berkorban. Berdasarkan bahasan ini dapat diambil kesimpulan bahwa mencintai sebaiknya dilakukan sewajarnya saja. Hubungan yang sehat adalah saling memberikan timbal balik positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *