Lompat ke konten

People Pleaser: Ciri-ciri dan Cara Berhenti

people pleaser

Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk menyenangkan orang lain atau menghindari konflik bisa digolongkan menjadi people pleaser. Jika Anda merasa sering demikian atau menemui orang disekitar yang melakukan hal demikian, maka perlu hati-hati. 

Pasalnya, orang dengan people pleaser biasanya lebih sering mengorbankan perasaannya sendiri demi menyenangkan orang lain. Tentu hal ini memberikan dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental. Selengkapnya simak pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara berhenti menjadi people pleaser berikut ini!

Apa itu People Pleaser?

People pleaser adalah sifat seseorang dimana ia cenderung berusaha memenuhi keinginan dan harapan orang lain, bahkan sering mengorbankan keinginan pribadinya. Orang seperti ini sangat sulit untuk berkata ‘tidak’ atas permintaan orang lain kepadanya. Ia biasanya juga terbiasa mencari persetujuan atau validasi dari orang lain.

Hal ini biasanya dilakukan untuk menghindari konflik dengan orang terdekat. Ia takut kehilangan teman atau sahabat karena tidak mampu untuk menuruti keinginan mereka. Jadilah ia melakukan hal semacam ini.

Sebenarnya, memiliki sifat people pleaser tidak selalu negatif apabila dijalankan sewajarnya saja. Tetapi kebanyakan orang dengan sifat ini biasanya berani mengorbankan dirinya dan menderita kerugian untuk melakukannya. Ini yang kemudian menimbulkan masalah dan dampak negatif. 

​​People pleaser sendiri bukanlah penyakit mental, melainkan pola perilaku atau kecenderungan interpersonal tertentu. Namun, kecenderungan untuk selalu berusaha memuaskan orang lain dan menempatkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan pribadi bisa menjadi bagian dari beberapa masalah kesehatan mental atau kondisi psikologis.

Ciri-ciri People Pleaser

Untuk menandai apakah diri Anda merupakan seorang people pleaser, perhatikan ciri-cirinya berikut ini!

1. Tidak bisa mengatakan ‘tidak’

Menurut literatur psikologi, salah satu ciri-ciri people pleaser adalah sulit mengatakan ‘tidak’ pada keinginan dan ekspektasi orang lain. Hal ini karena ia selalu mengedepankan orang lain dalam hidupnya dan mengorbankan dirinya sendiri.

Misalnya, saat menentukan makan siang, Dini sebenarnya menginginkan untuk makan di restaurant seafood namun karena teman-teman dekatnya menginginkan untuk membeli pizza dan burger Dini hanya mengikutinya saja, tidak berani untuk berkata ‘tidak’.

2. Selalu berusaha menghindari konflik 

Ciri lainnya seorang people pleaser adalah ia selalu berusaha untuk menghindari konflik. Mereka cenderung mempertahankan kelangsungan sebuah hubungan, entah itu pertemanan, persaudaraan atau pun dengan pasangan.

3. Merasa bersalah secara berlebihan 

Seorang people pleaser akan merasa bersalah secara berlebihan ketika ia tidak bisa memenuhi keinginan dan ekspektasi orang lain. Hal ini karena baginya orang lain dan perasaan adalah yang utama. 

Sehingga ketika ia tidak bisa melakukannya, maka ia akan merasa cemas mengenai hubungan antar orang tersebut. Perasaan ini akan ada secara berlebihan hingga merutuki diri sendiri. 

4. Selalu menempatkan ekspektasi orang lain 

Jika Anda selalu mengedepankan kepentingan, keinginan dan ekspektasi orang lain yang mengatur diri Anda, maka artinya Anda bisa jadi seorang people pleaser. Ia sangat takut membantah keinginan orang-orang tersayang bahkan meski ia merasa tidak setuju. 

5. Tidak bisa mengekspresikan pendapat secara terbuka

Karena selalu mengedepankan ekspektasi dan kepentingan orang lain, mengakibatkan seorang people pleaser tidak bisa mengekspresikan pendapat secara terbuka. Mereka cenderung pendiam dan setuju saja dengan pendapat sebagian besar orang. 

6. Cenderung membutuhkan validasi orang lain

Terakhir, ciri-ciri people pleaser adalah cenderung membutuhkan validasi orang lain. Seorang people pleaser cenderung mengaitkan harga diri mereka dengan bagaimana orang lain merespon atau menilai mereka. Mereka mungkin merasa bahagia dan bernilai diri saat mendapatkan validasi positif, tetapi merasa rendah diri atau bersalah ketika mendapatkan reaksi negatif.

Penyebab Orang Menjadi People Pleaser

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser, simak berikut ini.

1. Rasa rendah diri 

Penyebab seseorang selalu berusaha memuaskan orang lain adalh rasa rendah diri. Orang dengan rasa rendah diri cenderung mencari validitas dan penerimaan dari luar sebagai cara untuk meningkatkan perasaan harga diri mereka. Mereka mungkin berharap bahwa dengan memuaskan orang lain, mereka akan mendapatkan perasaan dihargai dan diterima.

2. Ketakutan pada penolakan 

Ketakutan akan ditolak atau tidak diterima oleh orang lain dapat mendorong seseorang untuk menjadi “people pleaser.” Mereka berusaha keras untuk menghindari konflik atau penolakan dengan selalu setuju dengan orang lain dan memenuhi harapan mereka.

3. Pendidikan dan pola asuh 

Pendidikan dan pola asuh juga bisa menjadi penyebab seseorang selalu berusaha memuaskan orang lain. Bisa saja ia tumbuh dan dididik dalam keluarga yang memintanya untuk selalu mengalah dan menghindari konflik. ini bukan hanya cerita, tetapi memang ada keluarga yang semacam ini. 

4. Persepsi terhadap pujian dan kritik 

Orang yang menjadi “people pleaser” mungkin sangat merespons pujian dan kritik. Mereka mungkin merasa perlu untuk selalu memuaskan orang lain agar tetap mendapatkan pujian dan menghindari kritik.

Cara Berhenti Menjadi People Pleaser

Jika Anda sudah terlanjur menjadi seseorang yang selalu berusaha memuaskan orang lain, ikuti cara berikut ini untuk berhenti menjadi people pleaser. Selengkapnya berikut ini!

1. Belajar untuk berkata ‘tidak’

Cara berhenti menjadi orang yang selalu memuaskan orang lain adalah belajar untuk berkata ‘tidak’. Dimulai dari hal-hal yang kecil, apabila hal tersebut tidak sependapat dengan nilai dan value diri Anda. 

Misalnya, Anda diajak teman untuk menonton basket padahal Anda memiliki kepentingan lain yang harus segera diselesaikan. Kini saatnya Anda memprioritaskan diri Anda sendiri, bilang ‘tidak’ dan katakan padanya bahwa Anda memiliki kepentingan lain. 

2. Latih diri untuk mengelola konflik 

Belajar untuk mengelola konflik merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki seseorang. Pasalnya, selain Anda fokus pada memuaskan dan menyenangkan orang lain, lebih baik Anda mencari solusi atau jalan keluar atas permasalahan yang ada. 

Misalnya, Anda berdebat dengan pasangan mengenai konsep pernikahan. Jika sebelumnya Anda hanya ikut saja dan menahan keinginan, kini Anda harus belajar untuk mengelola konflik yang timbul. Cari solusi agar keinginan Anda dan pasangan sama-sama terakomodasi. 

3. Bangun kepercayaan diri 

Salah satu cara efektif untuk berhenti menjadi people pleaser adalah membangun kepercayaan diri. Ketika Anda percaya pada kemampuan diri, nilai dan value yang dimiliki, maka tidak perlu lagi validasi dari orang lain.

Selalu lakukan hal-hal positif untuk menunjang pengembangan diri Anda sehingga kepercayaan diri Anda tinggi. Anda tidak perlu mendengarkan pendapat orang lain mengenai diri sendiri. 

4. Pahami bahwa Anda tidak bisa menyenangkan orang lain

Terakhir, pahami bahwa Anda sampai kapanpun tidak bisa menyenangkan orang lain. Selalu ada saja hal yang kurang dan mengecewakan. Jadi daripada demikian belajarlah untuk memprioritaskan diri Anda dalam semua urusan pada porsi yang cukup.

Nah, berikut di atas merupakan penjelasan dari people pleaser mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab hingga cara berhenti darinya. Anda tak perlu lagi bertopeng hanya demi membahagiakan orang lain. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *