Lompat ke konten

Mengenal Closure dan Pentingnya saat Memutuskan Hubungan

Closure

Siapapun yang hubungannya kandas, pasti menginginkan cepat move on dan melupakan masa lalu tersebut. Melupakan masa lalu tidak semudah yang dibayangkan, sebab perlu melewati masa di mana sudah benar-benar menerima bahwa semuanya sudah berakhir. Itulah yang disebut closure.

Closure adalah fase penting dari move on, ini terjadi ketika Anda memutuskan hubungan. Menerapkannya, membantu meraih kehidupan yang lebih baik. Kenali lebih jauh tentang closure dan mengapa begitu penting untuk membantu proses move on berikut.

Apa itu Closure?

Closure adalah suatu fase penutup setelah mengakhiri hubungan. Tujuan menerapkan fase ini setelah putus, yakni untuk menerima bahwa hubungan benar-benar berakhir sekaligus meyakinkan bahwa tidak ada lagi perasaan sakit maupun emosi yang masih tersisa. Dengan begitu, closure akan membantu proses move on dan melanjutkan kehidupan baru.

Setelah putus, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa alasan semuanya harus berakhir, apa yang salah dengan diri Anda, ataupun pertanyaan lainnya yang seolah-olah masih belum menerima bahwa semuanya telah usai. Terus memikirkan masa lalu dan hubungan yang telah berakhir, justru menimbulkan sakit hati berkepanjangan, overthinking, trauma, bahkan depresi. Inilah yang menyebabkan susah move on.

Banyak orang terburu-buru menjalin hubungan baru dengan orang berbeda, padahal belum sepenuhnya move on. Closure berperan penting setelah kandasnya hubungan karena membantu Anda melepaskan diri sepenuhnya dari kandasnya hubungan di masa lalu, namun tak perlu terburu-buru untuk melakukannya. 

Fase penutupan atau closure membuat Anda merasa lebih lega setelah putus, serta tidak ada emosi dan dendam tersimpan. Sehingga merasa bahwa keputusan tersebut memang yang terbaik, kemudian lebih tenang menjalankan kehidupan maupun menjalin hubungan baru.

Pentingnya Closure saat Memutuskan Hubungan

Closure berperan penting untuk membantu proses move on. Lebih lengkap, ini penjelasan mengenai pentingnya closure saat memutuskan hubungan.

1. Mempermudah proses move on

Kandasnya sebuah hubungan apalagi yang sudah dijalin lama ataupun menjadi korban breadcrumbing, tentu menimbulkan perasaan sakit hati. Rasa sakit berkepanjangan itu tidak baik bagi kondisi mental, sebab dikhawatirkan mengganggu proses move on dan ketenangan hidup.

Apabila Anda baru saja mengalami fase ini, cobalah menerapkan closure demi membantu proses move on. Anda tak perlu mempertanyakan kualitas diri sendiri, apa kesalahan Anda, ataupun hal lain yang menyudutkan diri sendiri karena semuanya telah selesai. 

Daripada menyalahkan diri sendiri, lebih baik menanyakan langsung kepada mantan pasangan untuk memperoleh jawaban. Ketika sudah menemukan jawabannya, terimalah kenyataan bahwa semua itu sudah berakhir kemudian lakukan introspeksi diri. Biarkan Anda fokus dengan diri sendiri daripada terus memikirkannya.

2. Tidak lagi sakit hati dan menyesal meskipun telah lama berlalu

Ketika baru saja putus hubungan, kemungkinan besar masih ada perasaan sakit hati serta emosi yang terpendam. Tak perlu terus-terusan menyalahkan diri sendiri, lebih baik menangis atau menuliskan kata-kata demi mengungkapkan emosi yang terpendam agar semakin lega.

Boleh-boleh saja sedih sambil menangis, ini bukanlah bentuk kelemahan. Melainkan sebagai ungkapan emosional yang terpendam agar tidak semakin menjadi dendam. Selama fase ini, putuskan komunikasi dengan mantan kekasih, tak perlu berbagai alasan lagi untuk menghubunginya, bukan?

Ketika Anda sudah benar-benar meluapkan emosi, perasaan menjadi lega karena perlahan mencapai closure. Dengan begitu, tak lagi ada perasaan sakit hati dan menyesal meskipun hubungan itu sudah lama berlalu. Sikap ini dapat membantu Anda berdamai dengan masa lalu.

3. Memahami bahwa ini keputusan terbaik

Melakukan closure sangatlah penting demi ketenangan diri. Pahamilah bahwa memutuskan hubungan dengannya adalah keputusan terbaik. Namun bukan berarti semua itu terjadi akibat kesalahan Anda

Setelah berakhir, mulailah berlanjut ke tahap pemulihan demi menemukan closure. Belajarlah untuk menerima rasa sakit dan pahit. Tidak selalu kisah asmara itu berjalan baik, pasti ada beberapa pertengkaran yang pernah dihadapi. Daripada menyalahkan diri, lebih baik berusaha menerima juga memaafkan diri sendiri.

Apalagi jika sebelumnya terlibat dalam hubungan toxic, ketahuilah tak ada yang disesali meskipun Anda melepaskan diri. Ini merupakan keputusan paling baik supaya tidak semakin menyakiti. Anda pun akan semakin bebas melanjutkan kehidupan tanpa tekanan dari mantan kekasih.

4. Membantu menjalin hubungan yang lebih sehat

Banyak orang menyepelekan pentingnya closure saat memutuskan hubungan sehingga menjadi susah move on. Susah berdamai dengan masa lalu, menyulitkan ketika menjalin hubungan baru sekaligus menyakiti pasangan baru . Anda tidak sepenuhnya terlepas dari mantan kekasih, sehingga masih sering terbayang-bayang luka serta kenangan masa lalu.

Ketika melakukan closure, Anda menjadi tahu bagaimana harus memaafkan masa lalu sekaligus memahami diri sendiri demi kedamaian hidup. Setelah fase penutupan itu tercapai, berarti Anda telah siap mencari orang baru untuk dijadikan kekasih. Sehingga, memulai kisah asmara benar-benar berdasarkan ketulusan, bukan sebagai pelampiasan apalagi demi memperoleh pengakuan dari mantan.

5. Melanjutkan hidup menjadi lebih tenang

Menemukan closure penting supaya lebih cepat move on sekaligus berdamai dengan perpisahan. Selama tahap ini, cobalah untuk menerima kenyataan sambil memaafkan diri sendiri. Tidak perlu terus mencari tahu mengapa perpisahan itu terjadi, sebab justru membuat pikiran semakin kacau.

Lakukan hal-hal menyenangkan yang selama ini ingin dilakukan. Tidak perlu buru-buru untuk mencari pasangan baru, temukan dulu kebebasan Anda hingga benar-benar siap menjalin kisah asmara. 

Memang membutuhkan waktu untuk berdamai dengan perpisahan. Namun saat waktunya tiba, pasti merasa lega setelah melalui semua fase sedih itu. Dengan berakhirnya fase penutupan itu, menjalani kehidupan menjadi lebih tenang dan damai tanpa terbayang-bayang luka maupun kenangan masa lalu.

6. Belajar dari kesalahan

Semua perpisahan yang berakhir pasti ada alasannya, entah disadari atau tidak. Kebanyakan tidak menyadari dan menyalahkan mantan kekasih yang tidak memberikan penjelasan saat putus. Padahal, jawabannya bisa ditemukan dengan introspeksi serta melakukan kilas balik apa yang pernah terjadi sebelumnya.

Contoh alasan putus yang seringkali tak disadari sampai akhir, misalnya kurang perhatian, bertindak abusive, tidak diprioritaskan, sering beradu mulut, selingkuh, banyak berbohong, dan sebagainya. Ketika mantan pasangan Anda tak menjelaskannya, cobalah melihat apa yang pernah terjadi sebelumnya. 

Pahami apakah kesalahan selama menjalin hubungan itu banyak dari Anda atau mantan, atau malah keduanya? Apapun itu, lakukanlah introspeksi diri. Jangan bersikap denial meskipun tahu bahwa Anda mungkin yang banyak melakukan kesalahan.

Belajarlah dari kesalahan itu demi menemukan closure. Setelah menemukannya, berjanjilah pada diri sendiri untuk tidak melakukannya lagi ketika nanti bersama orang baru. Perlahan perbaiki diri menjadi lebih baik demi kehidupan yang baik pula.

7. Memaafkan dan menerima diri sendiri

Setelah semuanya berakhir, lakukanlah closure demi mempermudah menerima kenyataan serta memaafkan dan menerima diri sendiri. Tidak semua perpisahan itu buruk, ada kalanya itu memang keputusan tepat demi mencapai ketenangan hidup.

Keluarkan segala emosi terpendam, bisa melalui tangisan maupun tulisan hingga benar-benar merasa lega. Namun jangan terlalu lama terpuruk akibat kesedihan, ingatlah bahwa hidup harus terus berjalan. Tanpa dirinya pun Anda pernah baik-baik saja, bukan?

Apabila ingin menemukan cara lebih positif untuk menyalurkan emosi terpendam, cobalah melakukan relaksasi. Misalnya dengan meditasi, atau sambil melakukan olahraga yoga untuk membentuk energi positif.

Closure adalah fase penutup yang membantu cepat move on sekaligus mencapai kedamaian hidup. Menerapkannya sangat penting setelah putus, sebab membantu Anda supaya tak terbayang-bayang lagi dengan luka dan kenangan dari masa lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *