Lompat ke konten

7 Dampak Negatif Orang Tua Pilih Kasih Pada Anak

Anak lelaki sedang duduk menyendiri sementara orang tua dan 2 saudara kandungnya sedang bermain bersama.

Orang tua memiliki tantangan sendiri dalam hal mendidik anak. Pasalnya, setiap pasangan tentu baru pertama kali menjadi orang tua sehingga perlu terus beradaptasi mengenai pembagian waktu dengan anak, kasih sayang, dan sebagainya. Pada akhirnya, terkadang orang tua cenderung menjadi pilih kasih pada buah hati mereka.

Padahal, seharusnya setiap anak mendapatkan kasih sayang dengan porsi sesuai kebutuhannya masing-masing. Timbulnya tindakan pilih kasih ini tentu akan berdampak negatif pada kondisi dan hubungan antara orang tua dan anak.

Lantas, apa saja dampak negatif tersebut? Mengapa orang tua bisa memilih tindakan pilih kasih pada anak? Mari simak penjelasan di bawah ini untuk informasi lebih lengkapnya, ya!

Mengapa Orang Tua Pilih Kasih?

Tanpa disadari terkadang orang tua justru memiliki sikap pilih kasih kepada anak. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Biasanya, hal ini bisa terjadi karena adanya kecenderungan memiliki anak favorit atau lebih disukai dibandingkan saudara kandung lainnya.

Anak seperti ini biasanya yang memiliki kepintaran atau kemampuan tertentu, berkebutuhan khusus, perbedaan usia antar saudara kandung, atau lainnya. Akibatnya, saudara kandung lain merasa perhatian orang tua teralihkan dan tidak peduli dengan mereka. 

Walaupun terkadang pasangan tidak menyadari bahwa mereka sudah pilih kasih kepada anak, ada beberapa ciri yang umum terlihat. Pertama, orang tua kerap kali hanya membicarakan salah satu anak tertentu saja ketika sedang bersama orang lain atau bersama keluarga besar. Biasanya anak yang dibicarakan ini yang lebih unggul dibandingkan lainnya. 

Kedua, intonasi saat berbicara kepada setiap anak berbeda. Anak yang bandel biasanya menjadikan pasangan akan berbicara dengan suara tinggi. Namun, sebaliknya, anak rajin dan pintar akan lebih lembut ketika berbicara. Hal ini tentu akan menimbulkan kecemburuan di antara sesama saudara kandung. 

Ketiga, pasangan cenderung pilih kasih dalam hal mendisiplinkan anak. Bagi yang sering bermasalah, umumnya orang tua sulit berkompromi dan memberikan hukuman besar. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi bagi anak yang disiplin dan tahu aturan. 

Dampak Negatif Orang Tua Pilih Kasih Pada Anak

Adanya tindakan pilih kasih tentu berdampak negatif pada kondisi buah hati. Apa sajakah dampak tersebut? Mari simak penjelasan di bawah ini: 

1. Emosi Anak Tidak Stabil dan Sulit Dikendalikan

Anak yang merasa tidak diperhatikan cenderung akan mudah emosi dan meluapkan amarahnya. Hal ini disebabkan karena mereka berusaha mencari perhatian orang tua agar melihat diri dan perkembangan mereka. 

Akibatnya, emosi mereka malah menjadi tidak stabil dan sulit dikendalikan. Apabila sudah terjadi hal demikian, kedua belah pihak akan sulit untuk memperbaiki keadaan dan bahkan menjadi semakin buruk. Pada akhirnya, orang tua hanya akan menganggap bahwa mereka hanya berusaha mencari perhatian dan mengganggu mereka. 

2. Rusaknya Hubungan dengan Saudara Kandung dan Orang Tua

Dampak berikutnya yang terlihat adalah rusaknya hubungan harmonis di dalam keluarga. Pihak yang merasa kurang diperhatikan akan berakhir pada tidak menyukai atau membenci saudara dan orang tua mereka. 

Mereka akan mempertanyakan banyak hal mengenai mengapa tidak mendapatkan hal yang sama dengan saudara mereka. Akibatnya, sesama saudara kandung berpotensi sering bertengkar dan berusaha mencari perhatian orang tua.  

3. Kurang Memiliki Motivasi

Karena merasa tidak mendapat kasih sayang dan kurang diapresiasi, anak akan kurang memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas. Misalnya, mereka cenderung kurang termotivasi untuk meraih juara kelas, memenangkan lomba tertentu, atau sebagainya.

Hal ini disebabkan karena mereka sadar bahwa usaha mereka tidak akan dilihat dan dihargai. Oleh karena itu, mereka tetap berada di dalam zona nyaman dan mempertahankan stereotip yang dibangun orang tua, seperti pemalas, pembangkang, dan sebagainya.  

4. Sukar Terbuka Terhadap Sesuatu

Emosi dan permasalahan yang dipendam terus-menerus tidak akan berbuah baik pada kesehatan mental anak. Inilah dampak yang dihasilkan apabila anak merasa tidak bisa terbuka dan membagikan isi hatinya karena fokus orang tua hanya pada anak tertentu saja.

Pada akhirnya, anak cenderung tertutup dan sulit mengomunikasikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Hal ini akan berdampak buruk pada jangka panjang karena mereka akan jadi sulit bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat.  

5. Tidak Percaya Diri dan Cenderung Rendah Diri

Terakhir, anak yang merasa terabaikan dan kurang diapresiasi akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan cenderung rendah diri. Mereka merasa bahwa apa pun yang diupayakan tidak akan sehebat anak tertentu yang dikasihi oleh orang tua mereka. 

Perasaan kurang berharga dan terabaikan akan muncul karena anak lain lebih banyak diperhatikan, seperti diberi pujian, apresiasi, dan sebagainya. Akibatnya, anak jadi kurang berkembang dan sulit mengetahui jati dirinya. 

6. Sulit Bersosialisasi 

Anak yang mengalami tindakan pilih kasih dapat mengalami perkembangan sosial yang terhambat. Alhasil, mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Hal ini menjadi salah satu dampak dari ketidakpercayaan diri sehingga sulit untuk mengekspresikan keinginan mereka. 

7. Perasaan Tidak Adil dan Tidak Aman

Seharusnya, keluarga menjadi tempat ternyaman untuk mengekspresikan emosi dan perasaan mereka. Namun, hal ini tidak terjadi pada keluarga yang pilih kasih kepada anak-anaknya. 

Mereka cenderung tidak bisa memprediksikan bagaimana orang tua akan memperlakukan mereka. Bahkan, tidak jarang juga anak-anak merasa takut dan tidak aman berada dalam lingkungan tersebut.

Setelah memahami dampak negatif orang tua pilih kasih pada anak, apakah Anda masih ingin melakukan tindakan tersebut? Walaupun memang terkadang orang tua tidak sadar melakukannya, Anda perlu lebih peka lagi terhadap kebutuhan dan keinginan setiap anak. Hal ini disebabkan karena setiap anak perlu perhatian dan kasih sayang khusus sesuai kebutuhannya masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *