Lompat ke konten

Tips Menerapkan Feeding Rules agar Bayi Lahap Makan

Tips Menerapkan Feeding Rules

Melihat si kecil makan dengan lahap, tentu menjadi keinginan setiap orang tua. Salah satu cara membuatnya makan lahap agar nutrisinya selalu terpenuhi, yakni dengan menerapkan aturan makan atau feeding rules. 

Feeding rules dapat mencegah masalah anak susah makan. Orang tua wajib melihat tips menerapkan feeding rules berikut supaya si kecil lebih lahap makannya!

Tujuan menerapkan feeding rules

Selama masa golden age, si kecil membutuhkan banyak asupan nutrisi untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Selain perlu membuatnya makan lahap dan teratur, ini tujuan menerapkan feeding rules yang perlu diketahui.

1. Mengatasi masalah GTM (Gerakan Tutup Mulut)

Tujuan menerapkan feeding rules salah satunya guna mengatasi masalah GTM (Gerakan Tutup Mulut). GTM ini terjadi bisa karena beberapa penyebab, misalnya bosan, sudah kenyang, atau mungkin merasa trauma.

GTM membuat bayi enggan membuka mulutnya karena tidak berselera. Apabila hal ini terus terjadi, ia tidak dapat memperoleh nutrisi maksimal dari makanannya dan akhirnya terbuang sia-sia. Ayah dan ibu perlu mencari tahu terlebih dahulu mengapa ia melakukan GTM.

Dengan menerapkan feeding rules, bayi menjadi lahap sehingga nutrisinya dapat terserap maksimal. Apalagi jika didukung dengan menu MPASI sehat, lezat, dan bergizi.

2. Mencukupi kebutuhan nutrisi anak

Tujuan feeding rules lainnya, yaitu mencukupi kebutuhan nutrisi anak selama masa MPASI. Anak membutuhkan makanan bergizi seimbang demi memaksimalkan tumbuh kembangnya.

MPASI yang dibuat harus sesuai porsi dan teksturnya agar penyerapan nutrisinya bisa berlangsung baik sekaligus mencegah masalah GTM. Itulah mengapa, feeding rules penting demi membuatnya makan lebih lahap untuk memperoleh lebih banyak nutrisi dari makanan. Apabila kebutuhan nutrisinya terpenuhi, badannya pun menjadi sehat.

Tips Menerapkan Feeding Rules agar Bayi Lahap Makan

Menerapkan aturan/perilaku makan memang sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. Caranya bukan hanya dengan memberlakukan keteraturan waktu dan variasi menu MPASI, simak tips menerapkan feeding rules agar bayi bisa makan dengan lahap. Bisa dimulai sejak awal MPASI, yakni saat bayi berusia 6 bulan.

1. Terapkan konsep responsive feeding

Responsive feeding adalah metode yang digunakan untuk mengetahui apakah bayi sudah lapar atau kenyang. Jadi ketika sudah menghidangkannya MPASI, Anda bukan hanya membiarkan makanannya masuk mulut, tetapi juga perlu melakukan komunikasi/interaksi bersamanya supaya ia bisa makan lebih nyaman.

Cara menerapkan konsep responsive feeding, misalnya menanyakan apa yang ingin disantapnya, membiarkannya mengeksplorasi isi piringnya, dan lainnya intinya komunikasi. Bila ia terus memasukkan makanannya ke mulut, merengek, maupun meraih isi piringnya berarti porsinya sudah sesuai kebutuhannya.

Berbeda dengan jika Anda membiarkannya makan sendiri ataupun menyuapinya tanpa terjadi komunikasi dua arah. Bayi pasti lebih memilih bermain dengan makanannya atau malah hilang nafsu, sedangkan Anda tidak mengetahui apa keinginannya.

2. Tidak terlalu memaksanya menghabiskan makanan

Tips menerapkan feeding rules, tidak perlu terlalu memaksanya menghabiskan isi piringnya. Daripada memaksanya, lebih baik mengetahui tanda-tanda bahwa ia sudah kenyang dan tak ingin memasukkan apapun lagi ke mulutnya. Cirinya, antara lain memalingkan wajah, menutup mulutnya, bermain dengan isi piringnya, atau menangis.

Apalagi memaksanya menghabiskan saat bayi sedang GTM, justru membuatnya trauma dan tak ingin makan lagi. Rata-rata anak perlu dikenalkan makanan baru sampai 10-15 kali baru mau menerimanya dengan baik.

Tunggulah sekitar 10-15 menit baru menyuapinya kembali. Apabila si kecil masih tidak mau, cobalah memberikan menu alternatif lain yang tak kalah bergizi tapi lebih ringan, misalnya bubur bayi instan, MPASI tunggal, ataupun lainnya.

3. Biarkan anak mengeksplor makanannya

Orang tua memang perlu mengajarkan anak bagaimana cara makan yang benar. Pada saat awal-awal MPASI, masih harus disuapi karena teksturnya masih semi-liquid dan tak memungkinkan dipegang. Tetapi, ada saatnya membiarkan si buah hati mengeksplor makanannya sendiri, terutama ketika Anda memberikan finger food atau yang bisa digenggam pakai jari tangan.

Membiarkannya memegang makanannya sendiri dapat melatih kemampuan motorik sensoriknya. Dengan begitu, bayi dapat merasakan tekstur serta rasa sajian di piringnya secara lebih bebas. Pada masa ini, Anda tetap harus mengawasinya agar ia tetap fokus makan, bukan malah terus bermain-main dengan sajian di piringnya.

Jika ingin membuatnya menyantap hidangan pakai piring dan sendok, sebaiknya tidak perlu terlalu buru-buru. Saat usianya sudah 13-15 bulan, lakukan latihan memegang sendok sebagai selingan agar ia terbiasa makan pakai sendok sendiri.

4. Buat suasana rileks dan nyaman

Tips menerapkan feeding rules selanjutnya yang tak kalah penting adalah harus membuat suasana rileks, nyaman, serta minim distraksi. Ruangan terlalu banyak distraksi dapat mengalihkan perhatiannya, sehingga ia jadi tak melanjutkan menghabiskan makanannya.

Apalagi memberikan gadget (HP, televisi, tablet) dengan tujuan membuatnya lebih lahap, sebenarnya hal ini sangat tidak dianjurkan. Memberikan screen time selama waktu makan membuatnya lebih fokus ke tontonannya daripada hidangan di piringnya. Ia pun akhirnya malas melanjutkan makan karena bosan dan sudah merasa kenyang di awal.

Sebisa mungkin hindari distraksi. Buat suasana nyaman dan tenang, namun tetap terapkan konsep responsive feeding guna menjaga interaksi dua arah. Ini tentu jauh lebih baik karena dapat membangun bonding antara orang tua dan anak daripada memberikannya screen time.

Cobalah mengajaknya makan berdampingan dengan anggota keluarga lainnya. Cara ini efektif membuatnya termotivasi melakukan hal serupa, sehingga lebih lahap dan ingin menghabiskan sajian dalam piringnya.

5. Terapkan durasi makan tidak lebih dari 30 menit

Tips menerapkan feeding rules supaya bayi bisa makan lahap, yakni menetapkan durasi makan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Sebab ketika terlalu lama makan, justru membuatnya bosan lalu enggan menghabiskannya.

Terutama anak yang melakukan GTM, cobalah menerapkan feeding rules 2-30-2. Metode 2-30-2 artinya 2 jam sebelum waktunya makan bayi tak boleh minum ASI, kemudian biarkan makan selama maksimal 30 menit. 

Jika tidak habis dalam 30 menit sebaiknya jangan memaksanya dan segera hentikan. Lalu 2 jam setelahnya hindari memberikan ASI, susu, maupun cemilan. Lebih baik berikan air putih dalam jumlah sedikit.

Metode feeding rules 2-30-2 ini efektif mencegah GTM. Selain itu, juga membuat anak dapat makan lebih teratur serta terbiasa disiplin terhadap jam makannya.

6. Buat jadwal makan teratur

Cara menerapkan feeding rules supaya anak terbiasa teratur, buatlah jadwal atau rutinitas sehari-hari. Isi rutinitas tersebut termasuk waktunya sarapan pagi, makan siang, snack time, sampai makan malam.

Anda perlu membiasakannya sejak dini agar ia terbiasa dengan keteraturan, sehingga kebiasaan positif tersebut dapat terbawa sampai ia nanti dewasa. Melatihnya tepat waktu juga membuatnya terhindar dari berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan pencernaan.

7. Buat variasi menu MPASI bergizi

Ada kalanya anak bosan dengan menunya, kemudian memilih mogok makan karena sudah kehilangan selera. Biasanya pada tahap ini ibu membuat variasi menu MPASI berbeda. Sebenarnya ini boleh-boleh saja dilakukan, tetapi sebaiknya mengganti menu MPASI berbeda-beda tak dilakukan dalam waktu berdekatan.

Mengganti menu MPASI dalam jangka waktu terlalu dekat (misalnya setiap hari), justru membuat buah hati Anda susah mengeksplor rasa serta tekstur. Ini dapat semakin membuatnya melakukan GTM karena tak berselera. Lebih baik beri jarak 5-7 hari untuk mengganti ke menu berbeda.

Variasi menu MPASI harus bergizi seimbang. Sebab tujuan MPASI adalah memenuhi kebutuhan nutrisi demi mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Boleh memberikan menu tunggal di awal (asalkan lengkap gizinya), kemudian secara bertahap tingkatkan ke menu MPASI 4 bintang.

8. Tidak memberikan cemilan sebelum makan ataupun di tengah-tengah

Snack time atau waktu memberikan cemilan boleh-boleh saja dilakukan sebagai selingan. Meskipun begitu, snack time ada aturannya. Anda tak dapat memberikannya pada waktu tertentu karena membuatnya lebih memilih cemilan daripada yang tersaji di piringnya.

Jadi, tips feeding rules mengenai snack time, yakni usahakan tidak memberikan cemilan sebelum makan ataupun pada waktu ia sedang menyantap hidangan utama. Memberikannya pada waktu tersebut, membuatnya merasa kenyang duluan sebelum menyantap hidangan utama.

Apabila ingin snack time, lakukan ketika usianya sudah menginjak 6 bulan karena sudah mulai bisa mencoba tekstur lebih kasar. Berikan padanya setelah makan menjelang siang ataupun saat siang menjelang sore.

9. Hindari memberinya imbalan demi merayunya agar mau makan

Sebagian ibu merasa memberinya imbalan atau hadiah sebagai rayuan demi membuatnya mau makan merupakan solusi terbaik, seperti “Ayo habiskan ya, nanti ibu hadiahkan mainan baru”. Ini sebenarnya kesalahan yang sebaiknya tak dibiasakan karena membuat anak terbiasa pamrih serta membentuk kebiasaan makan yang buruk.

Memberinya sekali-kali boleh-boleh saja. Tetapi jika terlalu sering, malah membuat anak menganggap cemilan lebih berharga dibandingkan hidangkan utama. Daripada imbalan untuk merayunya, lebih bagus memberikan pujian bila ia berhasil menghabiskannya.

10. Sajikan porsi dan tekstur menu MPASI sesuai usianya

Dalam feeding rules, menghidangkan menu MPASI harus sesuai usianya. Begitu pula dengan tekstur MPASI, apabila tak sesuai tahapan usianya dapat membuatnya susah menyantapnya sampai kehilangan selera.

Menurut IDAI, porsi MPASI bayi 6 bulan adalah 2-3 sendok makan, usia 9-12 bulan ½ mangkuk 250 mL, kemudian usia 1-2 tahun ¾ mangkuk ukuran 250 mL. Sesuaikan teksturnya secara bertahap supaya si buah hati dapat beradaptasi.

Cara feeding rules di atas dapat diterapkan supaya bayi lebih lahap makan. Menerapkannya harus konsisten serta butuh kesabaran, jadi ayah dan ibu tak boleh menyerah demi membentuk kebiasaan makan baik untuk anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *