Sebagai orang tua, melihat anak yang tidak patuh atau tidak disiplin terkadang mengarahkan mereka kepada mendidik dengan kekerasan dan emosi. Semakin anak memberontak, semakin besar tingkat kekerasan dan emosi yang dilimpahkan kepada mereka.
Padahal, cara ini justru sebenarnya tidak efektif karena akan membuat suasana semakin runyam dan anak tidak mau patuh sepenuhnya. Hubungan anak dan orang tua pun akan merenggang dan sulit terbangun kepercayaan. Tentu Anda tidak menginginkan hal ini, bukan?
Oleh karena itu, mulai sekarang, Anda harus mengetahui cara mendidik anak tanpa kekerasan dan emosi. Bagaimana caranya? Mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Pentingnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan
Kekerasan dalam mendidik anak bisa beragam rupanya. Ada kekerasan fisik, verbal, hingga mental. Sejatinya, semua orang baik anak maupun orang tua yang pantas mendapatkan jenis-jenis kekerasan tersebut. Mengapa demikian?
Setiap individu, terlebih anak, seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari lingkungan sekitar. Afeksi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pola perilaku dan sifat seseorang.
Anak yang dibesarkan di tengah keluarga penuh kekerasan tentu akan berbeda sifatnya dengan sekitarnya. Mereka akan cenderung meniru perilaku yang sering mereka lihat dan dapatkan untuk diterapkan kepada sekelilingnya.
Misalnya, Anda mendidik anak dengan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan dirinya. Setiap anak telat pulang sekolah, Anda akan menghukumnya dengan memberi pukulan. Apa yang akan terjadi pada anak?
Anak cenderung akan lebih memberontak dan takut untuk berhadapan dengan orang tuanya sendiri. Selain itu, mereka pun berpotensi untuk memproyeksikan perilaku Anda kepada orang lain agar sekelilingnya merasakan apa yang ia alami.
Nah, itulah mengapa pentingnya mendidik anak tanpa kekerasan yang perlu dijadikan perhatian untuk para orang tua. Walaupun terkadang mereka sulit diatur atau bandel, ada baiknya Anda memahami bagaimana pola mendidik yang efektif untuk diterapkan.
Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan dan Emosi
Lantas, bagaimana cara mendidik anak tanpa kekerasan dan emosi? Berikut ada beberapa langkah yang bisa diimplementasikan dalam keluarga Anda:
1. Berikan Contoh yang Baik
Ketika anak menginjak usia 3 tahun, mereka akan memasuki tahap meniru lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini, mereka meniru seluruh tindak-tutur yang dilakukan oleh keluarga, terutama orang tua. Inilah mengapa tahap ini menjadi cukup krusial karena akan berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
Mereka yang tinggal dengan orang tua sering berkata kasar dan melakukan kekerasan akan berpotensi besar menirunya dan menerapkannya pada kehidupannya. Mereka belum bisa menyaring tindakan mana yang baik atau buruk sehingga menyerap semua informasi yang ada tanpa adanya evaluasi atau seleksi.
Oleh karena itu, Anda perlu memberikan contoh tindak-tutur yang baik kepada anak apabila tidak ingin melakukan kekerasan dan meluapkan emosi. Dengan begitu, mereka pun akan tumbuh sebagai pribadi yang berperilaku baik tanpa adanya paksaan berupa kekerasan dari orang tua.
2. Biarkan Anak dan Orang Tua Memiliki Waktu Sendiri
Menjadi orang tua bukan berarti Anda tidak boleh menunjukkan emosi negatif kepada anak. Emosi negatif dapat muncul kepada setiap orang. Namun, poin pentingnya adalah bagaimana Anda bisa mengelola emosi tersebut agar tidak tumbuh dan berdampak menjadi hal yang tidak baik.
Ketika Anda merasa marah, kecewa, atau kesal dengan sikap anak, ada baiknya Anda mengambil waktu sendiri terlebih dahulu. Evaluasi tindakan dan cara mendidik selama ini agar mengetahui apa akar masalahnya. Dengan begitu, Anda pun bisa menyelesaikan masalah dengan anak tanpa kekerasan dan menunjukkan emosi berlebihan.
Selain itu, ketika anak pun menunjukkan emosi negatif yang sama, berikanlah juga kesempatan kepada mereka untuk memiliki waktu sendiri. Jauhilah diri terlebih dahulu dari sekitar mereka agar memiliki ruang untuk berpikir dan mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan.
Apabila kedua pihak sudah dalam keadaan yang lebih baik, Anda bisa mendiskusikan bersama anak dan mencari solusi bersama-sama.
3. Tunjukkan Afeksi yang Cukup
Afeksi adalah bentuk cinta kasih dan perhatian yang diberikan oleh individu kepada orang lain untuk menunjukkan perhatiannya. Bagi anak, sangat penting untuk menerima afeksi yang cukup khususnya dari orang tua karena Anda adalah lingkungan pertama yang dekat dengan mereka.
Pada dasarnya, mereka akan memberikan afeksi yang setimpal juga kepada orang tua selama dicontohkan dan diberikan hal serupa. Oleh karena itu, tunjukkanlah afeksi yang cukup agar tidak ada kekerasan dan emosi dalam mendidik anak.
Afeksi ini bisa berupa pujian, penghargaan, hingga hukuman. Bukan berarti Anda tidak dapat menunjukkan rasa marah. Anda hanya perlu bisa memahami situasi dan kondisi serta mengelola emosi sendiri dengan lebih baik.
4. Pahami Sifat dan Karakter Anak
Dalam sebuah keluarga, terlebih yang memiliki lebih dari 1 anak, tentu akan melahirkan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Untuk memperlakukan mereka dengan adil dan tanpa kekerasan, Anda harus memahami kepribadian mereka terlebih dahulu.
Anak yang sulit diatur dan sering membangkang akan berbeda perlakukan mendidiknya dibandingkan anak yang disiplin dan teratur. Anda tidak dapat menerapkan konsep yang sama kepada semua anak.
5. Berikan Kesempatan untuk Memilih
Terakhir, anak pun berhak mendapatkan pilihan di tengah-tengah keluarga. Pilihan di sini berkaitan dengan tindakan yang akan diambil oleh mereka.
Misalnya, anak meminta izin untuk pulang telat hingga larut malam. Dalam cara mendidik tanpa kekerasan dan emosi, Anda dapat memberikan opsi dengan memberikan gambaran konsekuensi yang akan didapatkan.
Dengan begitu, mereka pun akan berpikir kembali sebelum mengambil keputusan atas tindakan mereka. Secara tidak langsung, hal tersebut justru akan membuat mereka lebih nyaman dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Demikianlah beberapa cara mendidik anak tanpa kekerasan dan emosi yang bisa diterapkan oleh para orang tua. Pentingnya mendidik dengan cara efektif akan berpengaruh besar terhadap kehidupan anak. Jadi, pastikan Anda memberikan yang terbaik sebagai bekal mereka di tengah-tengah masyarakat.