Anak yang malas belajar biasanya disebabkan karena berbagai faktor, baik itu dari dirinya sendiri maupun berasal dari lingkungan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan gangguan pada proses pembelajarannya di sekolah sekaligus kemampuan berkonsentrasinya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi rajin supaya mendapatkan manfaat dan ilmunya tidak menjadi sia-sia. Sehingga ketika mengetahui anak malas belajar, tentu hal ini sangat mengkhawatirkan ayah dan ibu.
Mengatasi anak malas belajar adalah tantangan tersendiri bagi para orang tua. Langsung memarahinya karena si buah hati malas, justru menyakitinya dan malah membuatnya semakin enggan menurut. Oleh karena itu, ayah dan ibu perlu langkah tepat untuk mengatasi kendala tersebut agar si kecil jadi rajin.
Sebelum menegur anak karena malas belajar, mengetahui penyebabnya jauh lebih penting. Setelah mengetahui penyebabnya, mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut pasti akan lebih mudah. Akan tetapi, hanya sebatas menduga-duganya dan menuduhnya macam-macam pun bukanlah ide bagus karena hal ini dapat menyakiti anak Anda, kemudian timbul rasa kecewa kepada orang tuanya karena merasa bahwa kata-katanya tak dipercaya.
Sebagai orang tua sudah seharusnya tidak langsung menuduh anak ketika perilakunya tak sesuai harapan, khususnya jika tiba-tiba ia menjadi malas belajar. Anda perlu mengetahui penyebab anak malas belajar dan tips mengatasinya di bahasan ini supaya bisa lebih memahaminya.
1. Gaya Belajar Anak Tidak Sesuai dengan Dirinya Sendiri
Penyebab anak malas belajar menurut para ahli yaitu karena gaya belajarnya tidak sesuai dengan dirinya sendiri, sehingga membuatnya tidak nyaman. Akibatnya, ia enggan mengikuti segala proses pembelajaran, memperhatikan pelajaran maupun mengerjakan pekerjaan rumah karena merasa tak termotivasi sama sekali.
Perlu diketahui bahwa anak memiliki tipe kecerdasan berbeda-beda dan hal itu berpengaruh terhadap gaya belajarnya. Ayah dan ibu harus bisa memahami bagaimana gaya si kecil saat belajar, antara lain auditori, visual, dan kinestetik.
Cara mengatasinya, sebagai orang tua Anda perlu memahami kepribadian si kecil. Khususnya memahami gaya belajar anak, tujuannya supaya dapat mempermudahnya dalam menerima pelajaran dan mengerjakan tugas rumah.
Gaya belajar visual adalah di mana anak lebih mudah memahami pelajaran ketika melihat sesuatu. Mereka senang memperhatikan segala sesuatu di sekitarnya, serta lebih suka membaca daripada dibacakan oleh orang lain. Anda bisa membantu si kecil belajar dengan cara memperlihatkan suatu video, gambar, ataupun ilustrasi.
Gaya belajar auditori yaitu si kecil bisa menerima pelajaran dengan cara mendengarkan suatu informasi, sebab mereka lebih pandai dalam menangkap bunyi atau suara. Akan tetapi, perhatiannya mudah teralihkan karena adanya suara, sehingga cara mengatasinya adalah melakukan presentasi dengan berbagai perubahan volume maupun intonasi nada. Setelah itu minta ia untuk mengulangi kembali tentang apa yang sudah dijelaskan.
Selanjutnya adalah gaya belajar kinestetik, yaitu anak lebih suka belajar dengan melakukan gerakan fisik tertentu, misalnya menunjuk, memahami sambil berjalan, dan sebagainya. Cara mengajarinya adalah Anda bisa memperagakan suatu materi melalui suatu gerakan, izinkan juga si kecil untuk mempraktekkannya supaya lebih memahami maksudnya.
Anda dapat mengetahui gaya belajarnya melalui kebiasaannya sehari-hari. Mungkin juga bisa menanyakannya langsung, misalnya mengenai keinginan mereka saat belajar seperti apa. Memahaminya jauh lebih baik dibandingkan menuduhnya macam-macam tanpa bukti jelas.
2. Kondisi Lingkungan Tidak Mendukungnya dalam Belajar
Para ahli juga menuturkan bahwa penyebab anak malas belajar adalah akibat kondisi lingkungan di sekitar tidak mendukungnya dalam belajar. Penyebab yang berasal dari lingkungan ini seolah sepele, jadi seringkali diabaikan oleh para orang tua, padahal bisa jadi membuatnya malas dan tak termotivasi.
Dimulai dari lingkup kecil, contohnya di lingkungan rumah sendiri dan sekolahnya. Pada lingkungan rumah dan sekolah yang cenderung positif, banyak anak lebih cepat dalam hal menerima pelajaran serta meraih prestasi-prestasi, baik itu dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Mengapa kondisi lingkungan berpengaruh besar? Hal ini karena pada suasana positif dan penuh dukungan di sekitarnya, membuat ia termotivasi melakukan hal-hal yang juga baik serta positif. Sehingga, si kecil merasa bahwa ia memiliki support system untuk memotivasinya terus belajar dan menjadi lebih baik lagi.
Tak hanya itu, fasilitas di lingkungan sekolah bisa jadi penyebabnya malas belajar. Pada usia sekolah, mereka sangat senang mencoba berbagai hal baru karena rasa ingin tahunya sangat tinggi. Jadi, misalnya ada pelajaran tentang teknologi, namun fasilitas di sekolah tidak memadai atau banyak kerusakan cenderung membuat mereka jadi malas belajar karena merasa kurang puas.
Cara ayah dan ibu mengatasi hal ini yaitu dengan mengajarkannya mengenai pelajaran seputar teknologi di rumah. Anda bisa mengajarinya di laptop atau komputer ketika di rumah supaya ia bisa mencobanya langsung.
Selain itu, selalu ciptakan suasana positif di lingkungan rumah. Hindari membuat keributan rumah tangga, atau sering mengeluarkan emosi negatif di hadapan anak. Hal ini penting agar tidak merusak masa depannya yang berharga lalu membuatnya tidak fokus saat belajar. Jadi, selalu berusahalah untuk memperhatikannya agar lebih memahami perasaannya, serta biarkan ia mencoba sesuatu yang memang ingin dilakukannya.
3. Terdapat Permasalahan pada Proses Belajarnya
Terdapat permasalahan pada proses belajarnya bisa jadi merupakan penyebab anak malas belajar. Gangguan ini biasanya berasal dari dirinya sendiri, misalnya mengalami disleksia, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Adanya gangguan pada diri anak seperti disleksia dan ADHD membuatnya susah dalam menerima informasi, khususnya pelajaran yang pada akhirnya membuatnya jadi malas. Disleksia menyebabkan si kecil kesusahan dalam membaca karena ia kesulitan saat merangkai kata-kata. Akibatnya segala proses pembelajarannya jadi terhalang.
Cara mengatasi disleksia pada anak adalah dengan sering mengajaknya belajar membaca dan berlatih melalui buku cerita anak. Selain itu, kerjasama dengan pihak sekolah juga penting demi mendukung perkembangannya dalam belajar di luar rumah.
Sedangkan ADHD merupakan gangguan mental yang dapat menyebabkan anak susah fokus karena ia hiperaktif seolah tak kenal lelah, hal ini berakibat pada prestasinya di sekolah. Cara mengatasi ADHD ini yaitu dengan bekerjasama dengan pihak sekolah, menciptakan kebiasaan disiplin dalam segala hal, serta sering menghabiskan waktu bersama anak. Apabila gangguan mental ini terus berlanjut hingga susah ditangani, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
4. Anak Menjadi Korban Bullying
Menjadi korban bullying merupakan hal paling menakutkan, tak ada satupun orang yang ingin mengalaminya. Apalagi, mengalami bullying termasuk penyebab anak jadi malas dan kesusahan dalam belajar. Hal ini membuat dirinya jadi susah fokus karena terus memikirkan masalah perundungan terhadap dirinya.
Orang tua perlu mengetahui perihal bullying pada anak di sekolah. Hal seperti ini penting sekali dilakukan karena bullying berakibat negatif pada prestasinya di sekolah. Apalagi perundungan berkaitan dengan kesehatan mental, jadi bagaimanapun juga dikhawatirkan bisa mempengaruhi kepribadiannya secara negatif hingga ia dewasa nanti.
Di sekolah, para guru juga perlu mengetahui cara merespon perundungan yang terjadi di sekolah supaya para murid merasa aman dan nyaman menjalani pembelajaran. Baik guru maupun para orang tua, keduanya harus peka terhadap bullying, mulai dari ciri, dampak, hingga pencegahannya agar tidak berakibat buruk pada kondisi psikis anak.
Bullying bisa bersifat fisik maupun verbal. Keduanya sama-sama memberikan dampak negatif pada kondisi psikologis anak, serta merupakan faktor penyebab ia kehilangan semangat dalam belajar karena terus memikirkan tentang tindak perundungan yang membuatnya merasa terganggu.
5. Terdapat Gangguan pada Emosi Anak
Adanya gangguan pada emosi anak juga berpengaruh pada rasa malasnya saat belajar, misalnya perasaan cemas berlebihan, kesepian, dan depresi. Seringkali disepelekan, gangguan emosi ini berdampak besar pada kepribadiannya juga pada konsentrasinya saat menerima informasi dan pelajaran.
Adanya perasaan cemas berlebih, selalu merasa kesepian, dan depresi mengganggu fokusnya. Akibatnya, ia lebih memilih tidak belajar daripada tidak mampu berkonsentrasi. Padahal, hal ini sama saja membuatnya lari dari masalah dan nantinya justru berdampak buruk lalu terbawa pada kepribadiannya kelak saat dewasa.
Gangguan pada emosi anak harus bisa diatasi sedini mungkin. Cara sederhananya dimulai dari lingkungan rumah, yakni para orang tua harus bisa menciptakan suasana suportif, positif, dan tidak mudah memperlihatkan emosi negatif di hadapannya agar ia bisa merasa nyaman dan semangat dalam belajar.
Ketika dirinya sedang malas belajar, sebaiknya jangan langsung memberikannya asumsi negatif. Berikan ia pengertian, kenali kepribadiannya, serta ajarkan ia sesuai dengan gaya belajarnya. Jangan memaksanya untuk selalu melakukan kehendak Anda, biarkan ia menjelajah hal baru demi memecahkan rasa ingin tahunya.
Setelah mengetahui penyebab anak malas belajar, Anda jadi lebih mudah dalam mengatasinya dan menemukan solusi. Bagaimanapun juga, selalu memberikannya perhatian sekaligus menciptakan lingkungan positif dan penuh dukungan dapat membantunya dalam menerima segala proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah.