Lompat ke konten

Mengenal Duck Syndrome dan Cara Mengatasinya

duck syndrome

Jika Anda pernah mempunyai sahabat atau orang terdekat yang terlihat selalu ceria tanpa masalah padahal sebenarnya hidupnya penuh tekanan. Mungkin, sahabat atau orang terdekat Anda ini sedang terjebak dalam duck syndrome.

Duck syndrome memiliki efek yang buruk untuk kesehatan mental seseorang lho, oleh karena itu perlu dihindari. Berikut penjelasan mengenai pengertian, gejala, dan cara mengatasi duck syndrome yang wajib Anda tahu!

Apa itu Duck Syndrome?

Duck syndrome adalah kondisi dimana seseorang lebih suka menyembunyikan tekanan atau masalah hidupnya, dan terlihat tenang saat menghadapi banyak masalah yang datang mendera.

Dikutip dari Alodokter, istilah duck syndrome atau sindrom bebek awalnya dikemukakan di Stanford University bertujuan untuk menganalogikan kondisi para mahasiswanya. Dimana jika diamati, bebek ketika berenang di air seperti tenang saja, padahal kakinya sedang berusaha kuat untuk membawanya ke arah tujuan.

Hal yang sama terjadi pada mahasiswa Stanford University, mereka nampak terlihat tenang menjalani hari hingga mencapai gelar sarjana, padahal dibalik itu ada banyak tekanan dan hambatan yang harus dihadapi. 

Meski hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa duck syndrome ini sudah dikategorikan sebagai gangguan mental, namun dalam kondisi yang berlebihan bisa memberikan dampak negatif. 

Memang, pada kadar yang normal, sindrom ini membuat seseorang tetap bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Namun jika dibiarkan terus-menerus tidak baik untuk kesehatan mental jangka panjang karena rasa cemas dan khawatir yang selalu muncul. 

Gejala Duck Syndrome

Setelah memahami pengertian duck syndrome, Anda juga perlu tahu nih apa saja gejalanya. Berikut detail gejala duck syndrome sebagai langkah awal menyadarinya.

1. Selalu merasa lelah 

Gejala seseorang mengalami duck syndrome  yang pertama adalah selalu merasa lelah. Pasalnya ia telah melakukan berbagai usaha, tapi rasanya pencapaiannya masih jauh dibandingkan dengan teman-temannya atau orang disekitar. 

Rasanya, semua yang diusahakan hanya berujung sia-sia. Ini karena ia tidak menyedari bahwa ada hal-hal yang memang di luar kendalinya. Mau seberapapun diusahakan, jika itu diluar kendalinya maka tetap saja sulit. 

2. Selalu berpikiran buruk atas diri sendiri 

Orang dengan duck syndrome biasanya selalu berpikiran buruk atas dirinya sendiri. Ia sulit merasa cukup atas pencapaian yang dimiliki karena terlalu sering melihat keberhasilan orang lain. Ia merasa tertekan karena tidak sama kesuksesannya dengan orang lain. Hal ini juga hasil dari terlalu banyak dibandingkan. 

3. Gejala fisik seperti sulit tidur dan tidak berenergi 

Tak hanya secara perasaan saja, sindrom ini juga menyerang fisik seseorang. Karena tekanan yang disembunyikan dari orang-orang, gejala duck syndrome membuatnya kesulitan untuk tidur nyenyak. Sebab merasa harus terus memperbaiki diri, melakukan hal yang produktif dan lain sebagainya.

Tak hanya sulit tidur, orang dengan sindrom ini biasanya juga menjalani hari dengan kurang berenergi. Ia mungkin terlihat tenang dan ceria, padahal banyak waktu dalam harinya ia habiskan dengan menangis sendiri di kamarnya. 

4. Sulit fokus dan terus merasa khawatir 

Sindrom ini ternyata juga menyerang kognitif seseorang, dimana ia hanya mementingkan pendapat orang lain dan selalu berusaha terlihat tenang tanpa kesedihan. Oleh karena itu ia cenderung sulit untuk fokus akan suatu hal dan merasa khawatir atas pandangan orang lain terhadap dirinya. 

5. Pikiran berlomba dan muda lupa 

Selain sulit fokus dan terus merasa khawatir, sindrom ini mempengaruhi kognitif lain seperti pikiran yang berlomba dan juga mudah lupa akan sesuatu. Ini tentu mengganggu hari-hari penderitanya. 

6. Kurang nafsu makan dan suka menunda

Terakhir, gejala duck syndrome membuat seseorang kurang nafsu makan dan suka menunda. Ini karena rasa cemas, khawatir, dan insecure terhadap diri sendiri. Yang berujung juga pada kesehatan seseorang pada jangka panjang. 

Cara Mengatasi Duck Syndrome

Seperti yang sudah dijelaskan duck syndrome dalam kondisi yang berlebihan memberikan dampak negatif, oleh karena itu perlu dihindari atau diatasi. Simak cara mengatasi duck syndrome berikut ini. 

1. Ketahui kekuatan dan kapasitas diri sendiri 

Cara mengatasi duck syndrome yang pertama dimulai dari diri sendiri adalah mengetahui kekuatan dan kapasitas diri Anda. Misalnya, Anda memiliki bakat penulisan, maka tentu banyak pencapaian Anda di bidang ini. Tetapi kelemahan Anda adalah soal public speaking. Alih-alih merasa tertekan dan tertinggal dengan pencapaian teman Anda di bidang ini, alangkah lebih baik menyadari kapasitas diri.

Ada faktor yang membuat Anda tidak pandai dalam public speaking dan hal itu harus disadari. Misalnya faktor pendidikan keluarga, aktivitas sehari-hari dan lain sebagainya. Namun demikian bukan berarti menyerah, Anda bisa mempelajarinya dengan tanpa rasa tertekan dan cemas atas pencapaian orang lain. 

2. Berlatih untuk mencintai kekurangan Anda 

Apapun kondisi diri Anda, berlatihlah untuk mencintai kekurangan dan diri Anda sendiri. Bukan artinya lantas Anda tidak melakukan perubahan ke arah yang positif, tetapi lebih kepada penghargaan atas semua usaha yang sudah Anda lakukan.

Sadari bahwa memang ada hal-hal yang diluar kendali Anda, tetapi bagaimanapun Anda sudah hebat karena sudah mau berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Sayangi diri Anda sebab yang bisa menyayangi diri secara tulus ya diri kita sendiri. 

3. Hindari terlalu banyak melihat pencapaian orang lain

Cara mengatasi duck syndrome adalah menghindari terlalu banyak melihat pencapaian orang lain. Pasalnya, dalam kondisi quarter life crisis, terlalu banyak mencari tahu soal kehidupan orang lain ujungnya hanya akan membuat seseorang merasa tertinggal. Padahal setiap orang tentu memiliki proses yang dilaluinya masing-masing.

Upaya ini bisa dimulai dari mengurangi intensitas penggunaan media sosial untuk sesuatu yang kurang penting, misalnya mengetahui seluk beluk kehidupan seseorang. Dengan begitu, Anda akan menjalani hidup dengan lebih tenang. Sebab terkadang pada kondisi tertentu, lebih baik seseorang tidak mengetahui banyak hal. 

4. Perbaiki pola pikiran Anda soal kehidupan 

Cara terakhir untuk mengatasi duck syndrome adalah memperbaiki pola pikiran Anda soal kehidupan. Sebab hidup memang tidak melulu soal sebuah perlombaan, dimana ada yang kalah dan ada yang menang.

Lebih dari itu, kehidupan layaknya puzzle, setiap orang memiliki polanya masing-masing dan hal itu akan menyampaikan pada tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, tanamkan bahwa kesuksesan tidak selalu soal hal-hal yang besar, misal harus punya 100 juta pertama sebelum umur sekian, menikah secara mewah, mempunyai rumah dan mobil mewah dan lain sebagainya.

Tidak semua kesuksesan dinilai dengan materi. Tetapi bagaimana Anda menjalani hidup 1% lebih baik dari hari kemarin saja, itu juga merupakan sesuatu kesuksesan yang bisa dirayakan. Bersyukur, dan selalu cintai diri sendiri.

Nah, berikut di atas merupakan pengertian, gejala dan cara mengatasi duck syndrome. Semua yang kita alami tergantung pada pemikiran kita, sebisa mungkin selalu berpikir positif dan baik untuk kesehatan mental dan fisik Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *