Lompat ke konten

Aktivitas Fisik yang Bantu Tumbuh Kembang Anak Sesuai Umur

/ Diverifikasi oleh: dr. Dewi Puspasari

/ Diverifikasi oleh: dr. Dewi Puspasari

Aktivitas Fisik untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak

Aktivitas fisik adalah hal yang anak untuk menunjang tumbuh kembangnya. Terutama selama masa pertumbuhan, di mana aktivitas fisik dapat membantu untuk menjaga kebugaran tubuh, menunjang pertumbuhan, membuat tubuh lebih sehat dan aktif, serta meningkatkan kekuatan tulang dan otot.

Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh anak karena dapat membantu dalam meningkatkan kecerdasan. Manfaat lainnya dari aktivitas fisik adalah memperkuat daya ingat, meningkatkan fungsi kognitif, serta memudahkan anak dalam menerima dan mengelola informasi.

Aktivitas Fisik Hendaknya Disesuaikan dengan Usia Anak

Aktivitas fisik untuk anak harus disesuaikan dengan usianya. Sebab, kemampuan anak tiap usia tentu berbeda-beda. Kita tidak bisa menyamakan aktivitas fisik yang dilakukan oleh balita 1-5 tahun dengan yang mereka berumur di atas 7 tahun.

Pada anak berusia 5-17 tahun, aktivitas fisiknya difokuskan pada aerobik, penguatan otot, serta penguatan tulang. Ketiga hal itu dapat dilakukan secara sederhana di mana saja, meskipun hanya di rumah.

Aktivitas fisik aerobik dapat berupa berlari, melompat, dan menari. Aktivitas fisik untuk penguatan otot dapat dilakukan dengan kegiatan tarik-menarik, membersihkan rumah, ataupun memanjat pohon. Sedangkan kegiatan yang mampu melatih tulang dilakukan dengan bermain lompat tali, berlari, dan berbagai jenis olahraga.

Pada anak usia balita atau 1-5 tahun, aktivitas fisik dapat dilakukan dengan mengajaknya bermain atau melakukan hal yang menyenangkan. Contohnya adalah menari, bermain lempar-tangkap bola, naik-turun tangga, dan lainnya. 

Pada anak di atas umur 5 tahun, dapat melakukan aktivitas fisik dengan cara olahraga, berlari, berenang, maupun yang lainnya.

Macam Aktivitas Fisik yang Membantu Tumbuh Kembang Anak Sesuai Umur

Selama masa pertumbuhan, aktivitas fisik dan otak haruslah seimbang. Guna menyeimbangkannya, beberapa saran aktivitas fisik ini dapat dipraktikkan meskipun hanya di rumah saja sesuai dengan umur anak:

1. Jalan-jalan atau berwisata bersama keluarga

Berjalan-jalan bersama keluarga juga termasuk melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan. Ketika sedang jalan-jalan, anak tidak hanya menjadi senang. Sebab, aktivitas fisik ini memungkinkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan di luar lingkungan rumahnya.

Selain itu, manfaat berwisata bersama keluarga juga membuat anak menjadi berlari atau berjalan, mengetahui lebih banyak hal di luar lingkungan rumah, atau juga melompat-lompat.

Jalan-jalan dengan keluarga dapat dilakukan untuk segala usia anak, baik balita maupun anak berusia sekolah dasar. Berwisata bersama dapat dilakukan di taman bermain atau kebun binatang.

Namun, berjalan-jalan dengan keluarga tidak harus dilakukan di luar kota dan memakan banyak biaya. Anda dapat mengajak anak untuk berjalan-jalan atau bermain sepeda di sekitar lingkungan rumah sembari melatih ketahanan otot si kecil, berjemur pagi atau sore, dan mengenal lingkungan sekitar rumahnya.

2. Bermain bola

Bermain bola dapat dilakukan di mana saja, selagi areanya tidak berbahaya seperti di jalan ramai. Pada anak usia 1-4 tahun sudah biasa diajak untuk bermain bola, seperti lempar tangkap  dan mengejar.

Pada anak usia di atas 5 tahun dan usia sekolah dasar, bermain menendang bola juga dapat dilakukan. Bermain bola pada anak balita dapat melatih kemampuan motoriknya.

Bermain bola juga merupakan kegiatan yang menyenangkan dilakukan oleh anak usia sekolah dasar karena dapat melatih otot dan tulang, serta kesehatan jasmaninya. 

Ketika sudah berusia sekolah dasar atau di atas 5 tahun, mereka sudah bisa melakukan berbagai olahraga yang melibatkan bola, misalnya basket, tenis, futsal, atau sepak bola.

3. Mengajak anak berpartisipasi untuk membersihkan rumah

Mengisi kegiatan bersama anak di rumah setiap akhir pekan dapat dengan melakukan bersih-bersih rumah, sehingga setiap akhir pekan menjadi hari yang produktif. Menanamkan kegiatan yang positif ini dapat berpengaruh baik pada anak.

Melibatkan anak untuk membantu membersihkan rumah, dapat menjadi aktivitas fisik sekaligus mengembangkan kemampuan motorik, sensorik, juga kognitifnya. Selain itu, dengan kegiatan tersebut dapat mengajarkan anak bagaimana cara menjaga kebersihan dan meletakkan barang pada tempat yang seharusnya.

4. Bermain permainan tradisional

Mengenalkan permainan tradisional pada anak adalah hal yang menarik supaya anak dapat melakukan permainan lain yang menyenangkan selain bermain bola, gawai, atau bersepeda.

Permainan tradisional yang dapat melatih tumbuh kembang anak secara fisik, antara lain congklak, petak umpet, gobak sodor, dan lain-lain. Berbagai macam permainan tersebut membuat anak menjadi aktif dalam berlari, berjalan, dan mengasah kemampuan berpikirnya.

5. Berenang

Berenang adalah kegiatan menyenangkan dilakukan apabila bosan melakukan aktivitas fisik atau olahraga di darat. Berenang merupakan olahraga yang dapat membantu meningkatkan perkembangan tulang dan otot.

Kegiatan berenang dapat diajarkan pada anak mulai usia 1 tahun hingga usia sekolah dasar, dan masih harus selalu dalam pengawasan supaya tidak melukai anak. Sebab pada usia ini, tumbuh kembang anak masih pesat.

6. Bersepeda berkeliling sekitar rumah

Aktivitas fisik tidak harus dilalui dengan olahraga menggunakan alat mahal atau jalan-jalan setiap akhir minggu. Bersepeda santai bersama anak bisa jadi kegiatan menyenangkan untuk dilakukan, terutama saat pagi atau sore hari.

Pada anak 3-4 tahun dapat diajarkan dengan sepeda khusus bayi yang memiliki pegangan pada bagian belakangnya agar menghindari risiko terjatuh. Sedangkan pada anak awal usia sekolah dasar atau 5-6 tahun, sudah dapat diajarkan dengan sepeda yang lebih tinggi.

Bersepeda dengan anak selain menjadi aktivitas fisik menyenangkan, juga dapat meningkatkan perkembangan otot dan tulang kaki, kemampuan motorik, menjaga kesehatan, serta meningkatkan hubungan antara orangtua dengan anak.

7. Bermain lompat tali

Bermain lompat tali adalah aktivitas fisik yang dapat melatih kekuatan otot kaki dan tangan. Anda dapat mengajarkan balita umur 5 tahun untuk melakukannya secara bertahap.

Pada anak usia sekolah dasar, permainan lompat tali merupakan permainan menyenangkan, apalagi dapat dilakukan bersama teman-teman atau keluarga di rumah. Permainan ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan tulang, terutama kaki sehingga sangat baik untuk tumbuh kembang sekaligus kebugaran anak.

Frekuensi Aktivitas Fisik Anak Sesuai Umur yang Dibutuhkan

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang melibatkan otot dan rangka tubuh. Aktivitas fisik ini dapat dilakukan setiap hari dengan intensitas sedang pada anak selama kurang lebih 60 menit.

Sementara itu, aktivitas fisik yang lebih banyak melibatkan penguatan tulang dan otot (olahraga) dapat dilakukan setidaknya 3 kali dalam seminggu supaya tumbuh kembang anak semakin membaik. Aktivitas fisik lebih baik dilakukan ketika sore hari atau pagi hari sambil berjemur untuk mengaktifkan vitamin D pada tubuh demi meningkatkan pertumbuhan tulang.

Akan tetapi, sebelum melakukan aktivitas fisik harus memperhatikan kondisi anak. Apabila anak nampak tidak sehat, lebih baik tidak melakukannya dulu karena dapat membuatnya sakit, lemas, bahkan dehidrasi.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai frekuensi aktivitas fisik yang dapat dilakukan bersama anak usia balita dan sekolah dasar:

1. Aktivitas fisik balita usia 3-5 tahun

Anak balita usia 3-5 tahun disarankan untuk melakukan aktivitas fisik setiap harinya minimal 60 menit. Aktivitas ini bukan berarti harus olahraga, tetapi berbagai macam kegiatan yang melibatkan otot dan tulang.

Aktivitas fisik pada balita usia 3-5 tahun bermanfaat untuk memperkuat tulang dan tubuh, serta dapat menjaga keseimbangan berat badan sejak dini.

2. Aktivitas fisik anak usia 6-8 tahun

Memasuki usia sekolah dasar, anak biasanya jauh lebih aktif daripada sebelumnya, termasuk dalam hal aktivitas fisik. Pada usia ini, Anda sudah bisa melibatkan anak dalam berbagai kegiatan olahraga atau outbound yang membuatnya senang.

Selain itu, Anda juga dapat mengajaknya untuk senam ringan atau berenang. Namun, pastikan buah hati Anda melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga tersebut agar terhindar dari risiko cedera dan kram otot.

Aktivitas fisik untuk anak usia 6-8 tahun dapat dilakukan setidaknya 1-2 kali dalam seminggu.

3. Aktivitas anak usia 9-11 tahun

Pada usia 9-11 tahun, Anda sudah bisa melibatkan anak pada aktivitas fisik dengan intensitas yang lebih tinggi, yakni minimal 60 menit atau setidaknya 2-3 kali dalam seminggu karena tulang dan ototnya sudah berkembang pesat. Contohnya adalah bersepeda mengitari lingkungan rumah, lompat tali, berkebun atau aktivitas yang hanya dilakukan di rumah saja seperti menyapu halaman, mencuci kendaraan, atau membantu membereskan rumah.

Risiko Jika Kurang Melakukan Aktivitas Fisik

Melakukan aktivitas fisik sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Jika jarang melakukan aktivitas fisik tentu dapat menimbulkan berbagai risiko, terutama risiko kesehatan.

Risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan, antara lain obesitas, terhambatnya tumbuh kembang anak, mengurangi kemampuan berpikir dan menerima informasi, mengurangi daya ingat, menyebabkan depresi dan gangguan kecemasan, serta berisiko pada penyakit diabetes melitus.

Itulah berbagai macam aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh anak, baik di luar ruangan maupun hanya di sekitar rumah. Pastikan buah hati Anda melakukannya, setidaknya minimal 60 menit setiap harinya demi terhindar dari berbagai macam masalah kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *