Keluarga adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang membahagiakan. Setiap keluarga tentu saja ingin menjalani kehidupan harmonis dan juga penuh kasih sayang.
Sosok suami dalam keluarga juga sekaligus berperan sebagai ayah untuk anak-anaknya, di mana ia pun memiliki karakter atau kepribadian tertentu. Entah itu terlihat cuek dan dingin, ramah, sederhana, humoris, atau karakter lainnya dari seorang suami.
Perbedaan karakter tersebut tidak dapat dijadikan patokan apakah ia mencintai istri dan anaknya atau tidak. Suami dengan kepribadian cuek dan tidak humoris belum tentu ia tidak cinta kepada keluarganya, sebab kepribadian yang terlihat belum tentu menggambarkan rasa sayangnya juga perhatiannya.
Ciri suami yang mencintai keluarganya tentu akan ditunjukkan dengan perilakukanya seperti di bawah ini:
1. Keluarga adalah Prioritas Utama
Seorang suami sayang pada istri dan anaknya, tentu menjadikan keluarganya sebagai prioritas utama. Ia akan berperan sebagai pencari nafkah yang bertanggung jawab demi kelangsungan hidup keluarganya.
Seorang suami memiliki kewajiban untuk memberi istri nafkah lahir dan batin, serta memberikan anak materi dan kasih sayang cukup agar keluarganya merasa aman sekaligus nyaman.
Suami yang mencintai pada keluarganya pasti akan menjadikan istri dan anak sebagai prioritas utama, sehingga mendahulukan mereka dalam keadaan apapun. Bahkan saat hendak mengambil keputusan pun pasti akan mementingkan untuk berdiskusi dengan keluarganya terlebih dahulu.
Saat ia sedang bersenang-senang, tak akan melupakan keluarga di rumah. Saat ada hal mendesak, suami yang baik biasanya akan mengutamakan keluarganya terlebih dahulu daripada dirinya sendiri.
2. Mampu Mengendalikan Emosi dengan Baik
Seorang suami yang baik, ketika sedang terjadi konflik atau perbedaan pendapat dalam keluarga selalu berusaha meredam emosinya agar permasalahan tidak semakin memburuk.
Misalnya ketika ayah sedang bekerja, anak terus mengganggunya. Atau mungkin saat hendak berangkat kerja, istri lupa menyiapkan keperluan ayah karena sama-sama terburu-buru.
Hal tersebut memang bisa membuat kesal, padahal tidak disengaja. Seorang suami yang cinta pada istri dan anaknya pasti akan berusaha mengendalikan emosi.
Mengendalikan emosi ini sangat penting agar tidak terjadi kekerasan, perkataan orang tua yang menyakiti hati anak, atau kejadian tak mengenakkan lainnya. Apabila ayah kelepasan dan tak bisa mengendalikan emosi, dapat menyebabkan renggangnya hubungan keluarga, bahkan bisa mengarah pada broken home yang tak baik bagi psikologis anak.
Tak hanya itu, seorang ayah yang kasar bisa menyebabkan anak membenci orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua pun wajib memahami mengapa mengelola emosi itu sangat penting bagi keharmonisan hubungan keluarga.
3. Selalu Meluangkan Waktu Khusus Keluarga
Meskipun lelah akibat bekerja seharian, meluangkan waktu untuk keluarga atau family time itu sangat penting. Menghabiskan waktu bersama keluarga sangat berharga karena bisa mempererat ikatan kekeluargaan, menjadi terbuka satu sama lain, serta sebagai alternatif untuk rileks dengan sederhana.
Terutama suami, perannya yang juga sebagai kepala keluarga mengharuskannya bekerja keras demi mencari nafkah untuk keluarga. Tak heran, ia seringkali merasa kelelahan akibat kesibukannya padat.
Akan tetapi sesibuk apapun seorang kepala keluarga, yang paling baik adalah selalu berusaha meluangkan waktunya untuk anak dan istrinya. Sebab, adanya family time ini baik untuk menjaga ikatan emosional antar anggota keluarga.
Saat akhir pekan, menonton film bertema keluarga yang seru juga bisa membantu menaikkan mood sekaligus sebagai waktu bersantai dengan anak dan istri. Berusaha meluangkan waktu khusus keluarga ini sangat jelas bahwa suami sangat menyayangi anak dan istrinya bahkan meskipun ia memiliki kepribadian cuek.
4. Seorang Pendengar yang Baik
Sebaik-baiknya seorang kepala keluarga adalah pendengar yang baik. Sebab, ini merupakan salah satu ciri suami yang cinta pada keluarganya karena berusaha memahami apa yang sedang dirasakan.
Baik anak maupun istri pasti memiliki permasalahan tertentu dan membuat tidak nyaman. Sehingga, suami yang baik biasanya akan berusaha selalu mendengarkan apa yang dirasakan, keluh kesah dari anggota keluarga agar mereka merasa aman dan nyaman menjadikan ayah atau suami sebagai tempat curhat.
Anak dan istri tentu saja senang ketika keluh kesah dan ceritanya didengarkan. Mereka merasa dipedulikan, sehingga hal ini dapat memicu keterbukaan masing-masing anggota keluarga.
5. Berusaha Memberikan yang Terbaik untuk Keluarga
Keluarga adalah harta paling berharga. Oleh karena itu, orang tua terutama seorang kepala keluarga pasti berusaha mengusahakan yang terbaik demi anak dan istrinya meskipun ia harus rela berkorban banyak hal.
Suami yang mencintai anak dan istrinya pasti tidak akan merasa keberatan harus melakukan sesuatu demi keluarganya. Hal ini karena di pikirannya hanya bagaimana cara membuat keluarganya bahagia dengan sesuatu terbaik untuk ia berikan pada mereka.
Sebuah contoh kecilnya adalah dalam hal memilih pendidikan anaknya. Orang tua, terutama ayah pasti akan memilihkan sekolah terbaik bagi buah hatinya agar mendapatkan pendidikan berkualitas, sehingga meskipun biayanya tinggi pasti akan selalu diusahakan demi buah hatinya.
6. Menegur dengan Tegas Tetapi Lembut Apabila Anggota Keluarga Melakukan Kesalahan
Setiap anggota keluarga memang tak jarang melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Terutama ketika istri dan si buah hati melakukan kesalahan, tugas ayah adalah menegurnya secara baik-baik tanpa membentak mereka.
Suami tidak diperbolehkan melakukan kekerasan fisik dan makian saat menegur anggota keluarga yang melakukan kesalahan. Ketika menegur anak dan istri yang salah, sebaiknya dengan hati-hati dalam mengucapkan kalimat teguran.
Dalam islam apabila si buah hati dan istri melakukan kesalahan, sebaiknya menegur mereka dengan perkataan lembut dan tidak menimbulkan salah paham. Sebab, cara ini efektif dalam menghindari terjadinya konflik dan juga lebih bisa diterima daripada menggunakan kata atau cara kasar seperti bentakan dan makian.
7. Tidak Membicarakan Hal Buruk di Belakang Istri dan Anak
Seorang kepala keluarga yang baik, tentu tidak akan pernah membicarakan anak dan istrinya dengan buruk di belakang. Sebab ia pasti akan selalu menghormati keluarganya sekaligus menjaga nama baik mereka agar tidak terjadi hal tak diinginkan.
Seorang suami yang mencintai keluarga pun tak akan mengejek istri atau anaknya ketika terjadi perubahan pada mereka, sebab ia pasti tidak akan menceritakan aib atau keburukan dari keluarganya sendiri.
Selain itu, ia tidak akan membanding-bandingkan anak atau istrinya dengan orang lain yang mungkin lebih sempurna. Sebab ia sadar bahwa tak akan bisa bertahan sampai sejauh ini tanpa dukungan dari keluarganya, sehingga laki-laki seperti ini akan selalu menerima kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing anggota keluarganya.
Dalam islam, suami yang cinta pada istrinya akan selalu menghargainya dengan cara mengucapkan terimakasih dan bersikap romantis sembari memberikan pujian pada istri atas rasa syukur karena memiliki pendamping hidup terbaik.
8. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga
Kebanyakan seorang ibu biasanya menyiapkan makanan sehari-hari, mengurus anak, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Apalagi ketika bekerja, tentu seorang istri akan kewalahan melakukan banyak pekerjaan sebagai wanita karir sekaligus seorang ibu rumah tangga.
Oleh karena itu, suami yang sayang pada istrinya pasti akan dengan tulus turun tangan demi membantu istrinya. Ia mengerti bahwa tugas sebagai seorang ibu sangat melelahkan dan tidak mudah, maka ia akan membantu melakukan apa yang ia bisa demi meringankan tugas pasangannya.
Jadi itulah ciri-ciri suami yang menyayangi anak dan istrinya. Bagaimana pun kepribadiannya, jika sang suami melakukan hal tersebut dapat dipastikan bahwa ia sangat sayang pada keluarganya dan selalu mengusahakan kebahagiaan demi istri dan anaknya.