Pernahkah kamu merasa kalau kamu bukan prioritas dari pasanganmu? Di satu sisi, hal ini memang bisa terjadi karena kamu merasa insecure dengan pasanganmu, tapi di sisi lain hal ini juga bisa menjadi tanda kalau kamu menjadi second choice atau kekasih cadangan dalam kehidupan asmara pasanganmu.
Rasa sebagai second choice adalah hal yang wajar, khususnya kalau pacar kamu belum move on dari mantannya atau kamu menikah dengan janda atau duda dan dia belum move on dari mendiang suami atau istrinya. Hal ini juga nggak berarti kalau kisah cinta kalian nggak bisa bertahan selamanya.
Tapi daripada berburuk sangka terus, sebaiknya kamu mengenal tanda-tanda second choice dalam hubungan dan mengetahui apa saja yang sebaiknya dilakukan kalau kamu terjebak dalam hubungan yang seperti ini.
Tanda-tanda Kamu Dijadikan Second Choice dalam Hubungan
Second choice tidak hanya berbahaya karena bisa menyakiti hatimu atau menyakiti hati orang lain(first choice-nya), apabila hal ini terjadi dalam pernikahan dan yang menjadi prioritas utama itu adalah orang tua (mertua), maka bisa jadi hal ini akan membuat pasanganmu susah mengambil keputusan dan kamu terus-menerus akan berseteru dengan orang tua.
1. Dia datang kalau lagi butuh
Dia jarang menghubungi kamu, tapi kalau sekalinya ketemu, dia tampak “try too hard” untuk terlihat tertarik dengan kamu? Well, itu bisa terjadi kalau rencana awal dia dengan gebetannya itu gagal dan dia menjadikanmu sebagai “pengganti gebetannya itu” walau sebenarnya dia tidak pernah benar-benar tertarik denganmu.
2. Kalian jarang bikin rencana
Senada dengan tanda nomor 1 di atas, kamu dan dia jarang bikin rencana kencan bareng. Kalaupun ada rencana, itu pasti kamu yang buat dan butuh usaha ekstra untuk menyakinkan dirinya untuk mengikuti rencana itu. Sementara dia sendiri baru mau jalan denganmu kalau rencana awalnya gagal.
3. Banyak rencana yang gagal mendadak
Katakanlah kamu sudah bikin renacana jalan dengannya, dia sering membatalkan rencana tersebut karena alasan yang nggak jelas. Bukannya berburuk sangka ya, ini bisa saja terjadi karena prioritas pertamanya yang awalnya gagal mulai terlihat “jalan” kembali, sehingga sebagai cadangan, rencana yang sudah kalian buat jauh-jauh hari akan dibatalkan begitu saja.
4. Sikapnya gampang berubah
Tanda lain kamu adalah pilihan keduanya adalah sikapnya mudah berubah. Di satu titik kalau sedang butuh, dia akan berusaha bersikap seolah-olah kamu segalanya bagi dirinya, tapi kalau lagi nggak butuh, seolah-olah kamu tidak ada di dunia ini. Menyakitkan bukan? Tapi memang begitu kenyataannya menjadi kekasih bayangan.
5. Dia sering mengabaikan pesan yang kamu kirimkan
Walaupun terdengar kekanak-kanakan, tapi bisa jadi jarang membalas pesan atau panggilan adalah tanda si dia menjadikan kamu pilihan yang kedua. Mengapa demikian? Karena itu artinya dia memiliki prioritas lain yang harus didahulukan. Prioritas lain ini bisa jadi kekasih lain, atau pekerjaan. Bisa jadi kamu berpikir “ah, pasti dia sedang sibuk”. Ingatlah, kalau sesibuk-sibuknya orang, kalau dia menjadikan kamu prioritas dalam hidupnya, dia pasti akan segera menghubungi ketika kesibukannya itu selesai, paling tidak dengan “ya” atau “ok”.
6. Kamu tidak dikenalkan dengan orang lain disekitarnya
Kamu dan dirinya sudah menjalin pacaran dalam waktu yang cukup lama tapi belum pernah dikenalkan kepada keluarganya? Atau bahkan dengan teman-temannya sekalipun? Well, bisa jadi ini terjadi karena dia tidak ingin orang-orang di sekitarnya atau “gebetannya” tahu kalau dia punya “kekasih bayangan”. Sekali lagi, hal ini mungkin terdengar remeh, namun ini penting apalagi kalau kamu benar-benar ingin menjadikannya kekasih sepanjang hidupmu.
7. Dia selalu bilang sibuk, padahal tidak
Pernahkah kamu menelponnya dan mengajaknya untuk video call tapi dia bilang sibuk, padahal kamu tahu dia sedang nongkrong dengan teman-temannya? Well, di satu sisi kamu harus sadar kalau kamu memang bukan satu-satunya orang dalam hidupnya, tapi di sisi lain kamu sebagai pasangannya juga berhak untuk menjadi prioritas dalam hidupnya dan berhak mendapatkan kejujuran darinya. Jadi apabila dia terus menerus bersikap seperti ini, maka bisa jadi dia bahkan tidak menjadikanmu sebagai prioritas utama.
8. Hanya kamu yang berjuang untuk melanjutkan hubungan
Mulai dari memulai percakapan, mengajaknya kencan hingga membantunya menyelesaikan masalah, hanya kamu yang memulai. Sementara dirinya hanya menerima, menerima dan tidak pernah memberikan apapun untuk dirimu maupun hubungan kalian. Dia bilang sayang, namun tidak pernah memberimu waktu, bertanya kepadamu apa yang bisa dia bantu dan lain sebagainya.
9. Takut dia pergi kalau “kamu” menolak ajakannya
Pernahkah kamu merasa kalau dia akan pergi kalau kamu menolak ajakannya? Atau membantahnya? Bisa jadi hal ini karena di alam bawah sadar, kamu tahu kalau dia punya yang lain dan kamu harus berkompetisi dengan orang lain tersebut. Akibatnya, kamu harus mengorbankan banyak hal supaya dia tetap berada di sisimu, termasuk menekan opinimu sendiri.
10. Susah ditanya soal komitmen
Kamu merasa kalau sudah saatnya hubungan kalian naik ke jenjang pernikahan, tapi dia susah ditanya soal komitmen dan visi misi dalam hidup. Sederhananya, hal ini bisa mengindikasikan kalau dia hanya menjadikanmu sebagai rencana cadangan, sehingga kamu baru akan diberi komitmen kalau pilihan pertamanya enggan memberikan komitmen tersebut.
Cara Mengatasi Perasaan Second Choice
1. Tahu kalau dia harus berinteraksi dengan orang lain
Seorang manusia itu tidak hanya harus berinteraksi dengan pasangan atau kekasihnya saja, tetapi juga dengan teman-temannya, orang tuanya, rekan sekantornya dan lain sebagainya. Dengan mengetahui “daftar interaksi ini” kamu bisa terhindar dari perasaan second choice yang berlebihan.
2. Komunikasikan dengan si dia
Saat kamu berhasil makan bersama dengannya, jangan lupa untuk membicarakan hal ini. Tujuannya adalah supaya kamu tahu dengan jelas apa hubungannya dengan orang-orang lain di sekitarnya dan bagaimana perasaannya kepadamu, sehingga kamu bisa memastikan kalau hubungannya dengan orang lain tersebut tidak sepenting dengan hubungannya denganmu.
3. Tentukan batasan
Batasan ini penting, khususnya jika kamu dan dirinya berencana untuk menikah. Tentukan interaksi seperti apa yang masuk kategori selingkuh, interaksi dengan orang tua seperti apa yang tergolong berlebihan dan lain sebagainya. Tujuannya adalah supaya antar pasangan bisa saling menghormati batasan tersebut.
Lalu, kapan saatnya putus? Pepper Schwartz, dalam USA Today menyebutkan kalau hubungan second choice sebaiknya tidak diteruskan kalau:
- Pasanganmu sering membandingkan dirimu dengan pilihan pertamanya.
- Dia tidak pernah memberikan validasi pada emosimu, seperti bilang “Ah, cuma gitu doang”.
- Pasanganmu bilang kalau lebih baik dia bersama orang lain.
- Dia juga tidak pernah mencoba membangun hubungan yang lebih sehat.
Menjadi second choice bukan berarti kamu tidak berjodoh dengannya loh. Banyak kok orang yang pada akhirnya menikah hingga akhir hayat dengan orang yang awalnya hanya “second choice”. Keputusan untuk lanjut atau tidak, itu tetap ada pada dirimu sendiri.