Pernah menemukan orang yang suka berbohong? Hati-hati, bukan berarti orang tersebut memiliki sifat buruk tetapi ia sedang terkena penyakit. Mythomania nama penyakit tersebut, salah satu cirinya yaitu bohong terus menerus.
Penasaran dengan penyakit satu ini? Simak pengertian, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya mythomania berikut ini!
Pengertian Mythomania Syndrome
Mythomania Syndrome adalah gangguan mental yang ditandai oleh kecenderungan yang kuat untuk berbohong secara kronis dan terus-menerus, tanpa alasan yang jelas atau manfaat yang jelas. Orang yang mengalami mythomania syndrome atau sindrom mitomani sering kali menciptakan cerita-cerita yang tidak benar dengan sangat meyakinkan, bahkan ketika mereka menyadari bahwa apa yang mereka katakan tidak benar.
Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan interpersonal, kerugian kepercayaan, dan isolasi sosial. Orang dengan mitomania mungkin merasa tidak mampu mengontrol kebiasaan berbohong mereka, meskipun menyadari konsekuensi negatif yang mungkin timbul.
Penting untuk diingat bahwa mitomania bukanlah sekadar suka berbohong biasa atau ‘memperindah kenyataan’. Ini adalah gangguan psikologis yang memerlukan perhatian profesional, seperti terapi psikologis, untuk membantu individu mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan mengelola kecenderungan berbohong mereka.
Penyebab Mythomania Syndrome
Mythomania syndrome bisa terjadi karena beberapa faktor baik internal maupun eksternal pada diri seseorang. Apa saja? Simak berikut ini!
1. Gangguan mental
Beberapa studi menunjukkan bahwa mitomania bisa menjadi gejala dari gangguan mental yang mendasari, seperti gangguan kepribadian, gangguan bipolar, atau gangguan psikotik. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi persepsi diri dan realitas seseorang, yang pada gilirannya dapat memperburuk kecenderungan berbohong.
2. Trauma emosional
Pengalaman traumatis atau kekerasan dalam kehidupan seseorang, terutama pada masa kanak-kanak, bisa menjadi penyebab mitomania. Berbohong mungkin menjadi mekanisme koping untuk mengatasi atau melindungi diri dari rasa sakit emosional yang terkait dengan trauma tersebut.
3. Perasaan rendah diri
Orang dengan mitomania mungkin menggunakan kebohongan untuk memperoleh perhatian atau penerimaan dari orang lain. Perasaan rendah diri atau ketidakamanan sosial dapat mendorong seseorang untuk menciptakan narasi palsu untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan.
4. Faktor lingkungan dan sosial
Faktor lingkungan seperti pola berbohong yang dipelajari dari keluarga atau lingkungan sosial yang mendukung perilaku berbohong juga dapat berkontribusi terhadap mitomania. Lingkungan di mana kejujuran diabaikan atau diperlakukan dengan tidak serius bisa memperkuat kebiasaan berbohong.
Gejala Mythomania Syndrome
Untuk mengenali penyakit ini, Anda perlu tahu gejala-gejalanya. Memang, seseorang tidak bisa mendiagnosa dirinya sendiri, namun tanda-tanda umum ini mungkin bisa jadi langkah awal mengenali diri sendiri.
1. Berbohong kronis
Orang dengan mitomania cenderung berbohong secara terus-menerus dan kronis, bahkan ketika tidak ada alasan yang jelas atau manfaat yang jelas dari kebohongan tersebut. Mereka dapat menciptakan cerita-cerita yang rumit dan meyakinkan, tanpa perasaan bersalah atau penyesalan.
2. Kredibilitas yang meragukan
Karena kebiasaan berbohong yang kronis, orang dengan mitomania sering kali kehilangan kredibilitas mereka di mata orang lain. Mereka mungkin sering tertangkap berbohong atau dikenali sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.
Bicaranya hanya dianggap bualan saja karena kebiasaan berbohongnya. Terkadang apa yang diceritakan tak masuk akal. Sehingga orang disekitarnya sulit untuk mempercayainya sepenuhnya.
3. Ketidakmampuan untuk mengendalikan kebiasaan bohong
Ketidakmampuan untuk mengendalikan kebiasaan berbohong adalah salah satu ciri khas dari mitomania. Orang dengan mitomania cenderung merasa tidak mampu untuk mengontrol kecenderungan mereka untuk berbohong, meskipun mereka menyadari konsekuensi negatif dari perilaku tersebut. Meskipun mereka mungkin berusaha untuk menghentikan kebiasaan berbohong, mereka sering kali merasa tertarik atau terdorong untuk terus melakukannya.
Hal ini dapat mengakibatkan perasaan frustasi, penyesalan, atau hilangnya kepercayaan diri ketika mereka gagal mengendalikan impuls untuk berbohong. Dalam upaya untuk mengatasi mitomania, penting bagi individu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang dapat memberikan dukungan dan strategi untuk mengelola kebiasaan berbohong.
4. Perasaan kesenangan atau kepuasan dari berbohong
Dalam beberapa kasus, orang dengan mitomania bisa merasakan perasaan kesenangan atau kepuasan saat berhasil dalam perilaku berbohong. Mereka mungkin mengalami perasaan kontrol atas situasi atau persepsi orang lain terhadap diri mereka, mendapatkan perhatian atau pengakuan yang diinginkan, menghindari konsekuensi negatif, atau meningkatkan rasa diri mereka melalui penciptaan citra yang lebih baik daripada kenyataan.
Meskipun perasaan tersebut bisa memberikan dorongan kepuasan sesaat, dalam jangka panjang, perilaku berbohong yang terus-menerus dapat merusak hubungan, reputasi, dan kesejahteraan psikologis mereka. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mengelola dan mengatasi mitomania.
5. Isolasi sosial atau kesulitan dalam hubungan interpersonal
Akibat kehilangan kepercayaan dari orang lain dan dampak negatif lainnya dari kebohongan kronis, individu dengan mitomania mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan interpersonal yang sehat. Mereka bisa merasa terisolasi atau ditolak oleh orang-orang di sekitar mereka.
Cara Mengatasi Mythomania Syndrome
Apabila Anda menemukan gejala yang disebutkan dalam diri Anda, bisa jadi Anda terkena mythomania syndrome. Lakukan pemeriksaan lanjutan. Sementara itu, di bawah ini beberapa pendekatan yang bisa dilakukan dapat membantu mengatasi mythomania syndrome. Simak berikut ini!
1. Terapi psikologis
Terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), dapat membantu individu dengan mitomania mengidentifikasi pemikiran dan perilaku yang mendasari kebiasaan berbohong yang sering dilakukan.
Terapis membantu individu untuk menggali akar penyebab mitomania dan mengembangkan strategi untuk mengelola kecenderungan berbohong. Terapi kelompok juga dapat menjadi pilihan untuk memberikan dukungan sosial dan keterampilan pemecahan masalah. Anda bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan ahli untuk mendapatkan penanganan ini, terlebih lagi jika sudah akut sebaiknya segera periksakan diri Anda.
2. Mengakui masalah dan menerima bantuan
Alternatif pilihan lain dalam mengatasi mitomania adalah mengakui keberadaannya dan menerima bantuan dari profesional kesehatan mental. Ini bisa dilakukan jika Anda merasa sifat ini belum terlalu jauh tertanam dalam diri Anda.
3. Mengelola stress
Kebiasaan berbohong seringkali terkait dengan stres atau tekanan emosional. Mempraktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Ini juga bisa jadi kebiasaan baik yang sehat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
3. Membangun hubungan yang sehat
Membangun hubungan yang sehat dan mendukung dengan orang-orang yang jujur dan terpercaya dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk berbohong. Mendapatkan dukungan sosial yang positif dapat membantu individu merasa lebih diterima dan mengurangi rasa perlu untuk memperoleh perhatian melalui kebohongan.
4. Menghindari situasi pemicu
Terakhir, identifikasi situasi atau lingkungan yang mungkin memicu Anda untuk berbohong dan berupaya untuk menghindari atau mengelolanya dengan cara yang lebih sehat. Misalnya, menghindari orang-orang atau lingkungan yang memicu kecemasan atau tekanan dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk berbohong.