Dampak negatif tayangan televisi bisa sangat mempengaruhi anak, khususnya pada segi pendidikan serta kepribadiannya. Oleh karena itu, ketika menonton acara televisi wajib ada pendampingan dari orang tua, terutama pada anak usia dini sampai sekolah dasar karena rentan kecanduan. Tanpa pendampingan ayah dan ibu, tidak akan tahu apa saja yang ditonton oleh mereka, apakah baik atau memang membawa dampak buruk.
Televisi memberikan beberapa dampak positif sebagai sarana informasi, sehingga bisa memperluas wawasan sekaligus salah satu sarana untuk belajar. Meskipun begitu untuk anak-anak, para orang tua harus siap mengontrol tontonannya agar si kecil tidak terjerumus pada hal-hal tak diinginkan, misalnya meniru adegan kekerasan atau yang lainnya.
Jadi, apa saja dampak buruknya? Simak beberapa dampak negatif tayangan televisi dari segi pendidikan bagi anak. Adapun pembahasan juga mengenai dampak positifnya berikut ini.
Dampak Negatif Tayangan Televisi dari Segi Pendidikan bagi Anak
Tontonan di televisi berpengaruh pada perkembangan anak, terutama dalam segi pendidikan sehingga mempengaruhi pula pada caranya menangkap informasi dan prestasi akademik. Berikut ini dampak negatif tayangan televisi dari segi pendidikan bagi anak yang perlu diketahui oleh orang tua agar lebih berhati-hati.
1. Kekurangan dalam keterampilan interaksi sosial dan berbahasa
Televisi adalah salah satu jenis media komunikasi searah, sehingga tidak terjadi komunikasi secara aktif. Maka dari itu, kecanduan nonton TV terlalu sering bisa menyebabkan anak jadi kekurangan keterampilan dalam hal interaksi sosial dengan lingkungannya serta kemampuannya dalam berbahasa. Sehingga, kecanduan seperti ini bisa membuatnya mengalami speech delay dan kesulitan berbicara dengan orang lain.
Khususnya pada anak usia kurang dari tiga tahun sampai usia sekolah dasar, terlalu sering menonton televisi membuat pikiran dan kemampuan komunikasinya jadi susah berkembang. Sebab ia hanya melihat dan mendengarkan saja, tidak ada interaksi seperti saling berbicara maupun saling menjawab pertanyaan. Akibatnya, si kecil jadi susah ketika berbicara dengan teman sebaya dan keluarganya.
2. Susah fokus saat belajar
Dampak negatif tayangan televisi dari segi pendidikan bagi anak yaitu bisa membuatnya jadi susah fokus ketika sedang belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Bahkan, jika setiap hari menghabiskan waktu selama lebih dari 2-3 jam di depan TV juga jadi rentan terkena ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif, tidak pandai dalam berolahraga, bahkan susah berkonsentrasi.
Dampak televisi bagi anak mengurangi semangat belajar, sehingga membuatnya susah fokus saat belajar karena disebabkan oleh penurunan kemampuan kerja mata (rabun karena terlalu sering nonton TV berjam-jam setiap hari), mudah mengantuk, danan akhirnya jadi malas melakukannya serta kesusahan menangkap pelajaran. Hal ini tentu saja tidak baik, sebab nantinya bisa mengganggu prestasi akademiknya.
3. Rentan terjerumus ke perilaku negatif
Sajian informasi di televisi sangat beragam, mulai dari kartun anak, acara berita, musik, acara gosip, hiburan, dan lain sebagainya. Adanya macam-macam tontonan tersebut harus bisa dipilih secara bijak oleh orang tua supaya si kecil tidak gampang terjerumus ke perilaku negatif.
Sebaiknya orang tua wajib menghindari acara TV yang menampilkan adegan kekerasan, adegan pornografi, dan percintaan lawan jenis kepada anak usia dini sampai sekolah dasar. Hal ini karena pada tahap usia tersebut, si kecil masih suka meniru sesuatu yang dilihatnya, jadi ayah dan ibu wajib selektif untuk memilihkan tontonan terbaik untuk si buah hati. Anda bisa mengarahkannya untuk menonton kartun anak sekaligus mendampinginya agar terjalin interaksi dan ia tak berperilaku pasif.
4. Mempengaruhi kepribadian dan cara pandang terhadap sesuatu
Berkaitan dengan poin ketiga dari dampak negatif tayangan televisi untuk anak, perilaku negatif juga mempengaruhi kepribadian serta cara pandangnya terhadap sesuatu. Seperti telah kita ketahui bahwa tidak semua yang diperlihatkan di televisi adalah hal nyata, apalagi pada usia dini anak cenderung gampang terpengaruh oleh apa yang dilihatnya. Hal ini cukup mengkhawatirkan apabila ia kecanduan nonton TV, nantinya jadi susah membedakan mana kenyataan dan mana akting.
Selain itu, terlalu sering nonton TV membuat si buah hati mudah terpengaruh jika tontonannya tidak sesuai usianya, misalnya sinetron bertema percintaan. Pada sinetron percintaan, tak jarang ada kata-kata atau bahasa kurang sopan jika diucapkan oleh anak kecil. Bahkan juga membawa dampak lain seperti kecenderungan anak untuk merasakan pacaran di usia terlalu dini, berkata kasar tanpa tahu artinya, sampai meniru hampir segala perilaku yang dilihatnya.
5. Menyebabkan masalah belajar dan penurunan prestasi akademik
Dampak televisi bagi anak mengurangi semangat belajar, apalagi jika setiap hari ia menontonnya sampai berjam-jam. Selain itu, kecanduan nonton TV juga menyebabkan penurunan pada prestasi akademiknya karena ia lebih susah fokus, kreativitasnya kurang terasah dengan baik, sampai malas belajar.
Kecanduan nonton televisi banyak membuang waktu si kecil, sehingga ia jadi tidak produktif dan tidak bisa mengasah kreativitasnya. Jika hal ini terus dibiarkan, nantinya bisa berpengaruh pada kehidupan masa depannya, khususnya prestasi ketika di sekolah. Sebab ia jadi kurang memiliki minat dalam pelajaran, enggan pergi sekolah, apalagi untuk berpartisipasi kegiatan lain di luar rumah.
Maka dari itu, sebagai orang tua sebaiknya memberikan pengawasan kepada sang buah hati. Sebisa mungkin pantau tontonannya dan batasi waktunya saat menonton acara di TV supaya tidak ketagihan sampai membuatnya jadi malas belajar lalu prestasi akademiknya menurun.
Dampak Positif Tayangan Televisi dari Segi Pendidikan bagi Anak
Di samping dampak negatif yang telah disebutkan sebelumnya, adapun beberapa dampak positif tayangan televisi dari segi pendidikan bagi anak. Simak uraiannya di bawah ini.
1. Meningkatkan minat anak untuk belajar di luar sekolah
Memilih tayangan TV paling tepat perlu dilakukan oleh setiap orang tua bagi buah hatinya agar terhindar dari dampak negatif. Jika tontonannya tepat, dampak positif dari media televisi yaitu dapat membantu meningkatkan minat anak untuk belajar di luar sekolah. Misalnya acara masak-masak untuk anak, percobaan sains sederhana, maupun berkaitan dengan tema belajar secara menyenangkan.
Meskipun tontonannya sudah tepat (bertema pendidikan), orang tua tetap harus mendampingi dan berinteraksi dengan si kecil. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ia benar-benar menangkap maksud dari tayangan tersebut atau tidak. Hal ini juga penting untuk mengasah kemampuan berinteraksi sosial sekaligus berbahasanya, jadi ia bisa menerima pelajaran secara menyenangkan tanpa mengurangi semangat belajar.
2. Sarana pendidikan tambahan
Keberadaan televisi bisa dijadikan sebagai suatu sarana pendidikan tambahan untuk anak, sebab sajian informasinya cukup lengkap dan mampu membantu ia untuk menerima pelajaran selain di sekolah. Informasi yang diberikan berupa visual dengan audio yang mudah dimengerti bagi anak, terutama usia dini sampai sekolah dasar.
Maka dari itu, guna mendapatkan dampak positif seperti ini sebaiknya harus selektif dalam memberikan tontonan TV, penuh pengawasan, serta tidak berlebihan. Tujuannya supaya buah hati Anda bisa belajar melalui media lain secara lebih menyenangkan.
3. Menambah wawasan anak tentang dunia luar
Media TV memberikan sajian tayangan tentang banyak hal di luar sana yang bahkan mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Sehingga, hal ini sangat baik untuk menambah wawasan mengenai dunia luar, apalagi jika tidak pernah diajarkan di sekolah.
Setelah mengetahui dampak negatif dan positif tayangan televisi dari segi pendidikan bagi anak pada pembahasan di atas, sebagai orang tua wajib memberikan pengawasan sebaik mungkin dan jangan membiasakannya berjam-jam di depan TV agar tidak kecanduan. Selain itu, tetaplah selektif memilih acara atau tontonan terbaik bagi si buah hati guna menghindari hal-hal tak diinginkan.
Televisi merupakan media komunikasi satu arah, jadi hanya memberikan tayangan berupa audio dan visual saja. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus lebih sering mengajaknya berbicara meskipun ia sedang nonton TV dan lebih banyak mengajaknya bermain di luar agar bisa mengembangkan kemampuan berinteraksi sosial dan berbahasanya.