Sebagai orang tua, tidak hanya persiapan finansial saja yang dibutuhkan. Kesiapan mental supaya bisa mengontrol emosi adalah hal yang juga penting. Sebab bagaimana Ayah dan Ibu memperlakukan anak, seperti itulah anak akan tumbuh hingga ia dewasa.
Terkadang sebagai orang tua terlalu takut terjadi sesuatu pada buah hatinya, hingga banyak melarang. Atau sedang memikirkan sesuatu hal yang mengganggu pikirannya. Faktor tersebut yang membuatnya sulit mengendalikan emosi.
Nah, daripada ikut terpancing ketika anak sedang melakukan kesalahan sehingga Anda menyesal di akhir, berikut cara mengendalikan emosi ketika menghadapi anak. Bisa dilatih dan dilakukan secara berulang-ulang supaya Anda tidak lagi kelepasan kepada buah hati Anda. Simak selengkapnya berikut ini!
1. Tentukan kapan sebaiknya Anda memarahinya
Pada beberapa kondisi di saat Anda sedang lelah atau stress lebih mudah meluapkan emosi pada anak. Padahal kesalahan yang ia lakukan mungkin sepele, dan buang-buang waktu saja jika Anda memilih memarahinya hingga mengeluarkan banyak energi. Anda sebenarnya tahu hal itu, namun dalam kondisi tersebut Anda sedang sulit mengontrol emosi.
Cara mengendalikan emosi yang tepat adalah Anda harus bisa menentukan kapan sebaiknya Anda memarahi anak. Kesalahan seperti apa yang bisa ditoleransi dan kesalahan yang tidak bisa ditoleransi. Jadi Anda tahu kapan Anda harus mengajaknya berdiskusi dan membicarakan masalah baik-baik atau memarahinya.
Klasifikasikan kesalahan anak yang tidak bisa ditoleransi seperti menyakiti orang lain. Tentu Anda harus menegurnya dengan tegas. Sebaliknya, kesalahan sepele seperti menumpahkan air minum bukanlah sesuatu yang perlu disikapi terlalu serius. Anda bahkan bisa mengajak anak untuk segera membereskannya, dengan begitu masalah lebih cepat selesai.
2. Tarik nafas dan tenangkan diri
Cara mengendalikan emosi ketika berhadapan dengan anak yang melakukan kesalahan yang kedua adalah menarik nafas dalam-dalam, dan tenangkan terlebih dahulu diri Anda. Dalam buku How to Handle Your Anger at Your Child, Maheen Fatima yang merupakan psikologi ahli anak di Dubai menyampaikan bahwa ketika menghadapi anak Anda mungkin suka terpancing emosinya, kemudian berakhir membentaknya. Untuk membuat diri lebih rileks, Anda bisa menenangkan diri terlebih dahulu.
Supaya emosi bisa reda, hal yang bisa dilakukan adalah menarik napas dalam-dalam. Kemudian hembuskan, ulangi hingga emosi Anda berkurang. Anda juga harus ingat bahwa Anda bisa saja dengan mudah memarahi si kecil, tetapi dampak yang akan ditinggalkan mungkin akan membekas hingga ia dewasa nanti.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah pergi sejenak dari sisinya. Misalnya, Anda meninggalkan anak di ruang tengah untuk pergi ke kamar, menenangkan diri beberapa saat. Setelah emosi Anda turun barulah mengajaknya berbicara dan memberitahukan mengenai kesalahannya.
Sehingga bukanlah hal yang bijak terus memarahinya ketika ia melakukan kesalahan. Dampaknya bisa jadi anak takut mengambil keputusan, sulit menentukan sesuatu yang hendak ia jalani untuk dirinya sendiri, atau bahkan jadi pribadi yang tertutup.
3. Gunakan metode berhitung
Cara mengendalikan emosi saat berhadapan dengan buah hati yang bandel dan tidak disiplin bisa dengan menggunakan metode berhitung. Misalnya, Anda akan menghitung sampai 10 hingga ia selesai membereskan mainannya. Tegaskan konsekuensi jika ia tidak melakukan apa yang menjadi tugasnya.
Contohnya adalah sebagai berikut, “Adi, segera rapikan mainanmu. Ibu hitung hingga 10. Kalau sampai 10 belum juga rapih, ibu tidak akan membelikan Adi mainan bulan ini. Satu.. dua…”
Anda bisa menghitung hingga 10, sambil menghitung Anda juga bisa meredam emosi yang meluap-luap supaya tidak berteriak ataupun membentak. Jika anak belum mau menuruti kata-kata Anda maka Anda harus benar-benar melakukan hal yang menjadi konsekuensinya. Supaya anak juga tahu konsekuensi atas sesuatu yang ia lakukan. Kemudian menuruti apa yang Anda perintahkan pada kesempatan berikutnya.
4. Jangan pernah melakukan hukuman fisik
Cara mengendalikan emosi ketika Anda sedang marah pada buah hati Anda, tanamkan pada diri Anda sendiri bahwa melakukan hukuman fisik bukan sesuatu yang baik dilakukan. Masih banyak cara supaya ia bisa patuh dan menuruti apa yang Anda minta. Hukuman fisik sekecil apapun akan diingat hingga kelak ia dewasa, bisa jadi melukai hatinya.
Melakukan hukuman fisik berarti menanamkan mindset pada anak bahwa ia diperbolehkan menyakiti orang lain, sedangkan itu bukan pesan yang ingin disampaikan. Dengan cara tersebut, Anda justru mengajarkan bahwa ketika menghadapi masalah solusinya adalah kekerasan.
Melakukan hukuman fisik kepada buah hati justru akan membuat Anda merasa bersalah di kemudian hari. Misalnya Anda menjewernya karena melakukan kesalahan sepele, kemudian Anda akan teringat bahwa memori tersebut yang akan ia bawa hingga dewasa.
5. Hindari mengeluarkan kata ancaman yang tidak mungkin dilakukan
Cara mengendalikan emosi saat berhadapan dengan anak salah satunya adalah menghindari untuk mengeluarkan kata ancaman yang tidak bisa diwujudkan. Sebab hal itu tidak membuat anak patuh, tetapi hanya akan membentuk pikirannya bahwa Anda tidak akan pernah melakukannya. Anak akan percaya Anda hanya menakut-nakutinya saja.
Misalnya, “Mulut Kakak mama jahit kalau masih suka berkata kotor.” Memang, berkata kotor merupakan sesuatu yang harus ditegur, namun cara menegurnya bukan mengeluarkan kata ancaman yang tidak akan pernah dilakukan.
Hal itu tidak menimbulkan rasa jera pada anak. Anda bisa mengatasinya dengan cara menenangkan diri terlebih dahulu, jika sudah bisa berbicara secara baik-baik maka jelaskan alasan mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan.
Cara tersebut lebih logis dan lebih mudah diterima oleh buah hati Anda. Ketika ia mengerti penyebabnya biasanya ia akan berpikir berkali-kali untuk melakukan kesalahan yang sama. Lebih baik efeknya daripada mengeluarkan ancaman yang tidak masuk akal.
6. Jangan pernah mengambil keputusan apapun saat emosi sedang naik
Terakhir, salah satu cara mengendalikan emosi ketika berhadapan dengan si kecil yang sedang tantrum atau bandel adalah menghindari mengambil keputusan apapun. Sebab biasanya saat emosi sedang naik, segala yang Anda pikirkan menjadi sesuatu yang tidak logis hanya karena emosi saja.
Lebih baik diam atau melakukan sesuatu yang bisa meredam emosi. Jangan melampiaskan emosi pada buah hati Anda, berkata kasar, membandingkannya dengan anak lain, mengancam atau melakukan hukuman fisik. Sebab hal itu akan Anda sesali di kemudian hari.
Nah, berikut di atas cara mengendalikan emosi ketika berhadapan dengan si kecil. Menjadi orang tua memang bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu butuh persiapan yang panjang. Menjadi orang tua tidak pernah ada sekolahnya, tetapi Anda selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik.Anda juga manusia biasa, mengalami berbagai emosi seperti marah, sedih, kecewa, lelah adalah sesuatu yang wajar terjadi. Sehingga bukan sesuatu yang salah jika Anda merasakannya. Permasalahannya adalah bagaimana Anda menyikapi emosi tersebut supaya tidak membuat Anda menyesal di kemudian hari. Mengelola emosi jadi salah satu kunci supaya kesehatan mental orang tua dan anak sama-sama baik sehingga anak memiliki karakter yang positif. Selamat mencoba!