Kecemasan atau anxiety yang terjadi pada anak merupakan hal yang harus segera diatasi oleh orangtua. Kecemasan merupakan gangguan psikologis yang dapat menyerang anak, bukan hanya orang dewasa saja. Tingkat keparahannya bervariasi tergantung kondisi setiap orang.
Gangguan kecemasan pada anak dapat mengganggu tumbuh kembangnya, sebab membuatnya tidak percaya diri dalam menghadapi masa depan. Terutama pada anak usia sekolah, dapat membuyarkan konsentrasi dalam berpikir dan berinteraksi sosial, serta mengalami masalah sulit tidur atau insomnia.
Ciri-cirinya terutama pada usia dini dan usia sekolah mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder, antara lain sulit berkonsentrasi, takut mengambil langkah baru, menarik diri dari lingkungan sosial, meragukan kesempatan, serta sulit untuk berpikir hal positif. Pada kasus yang sudah parah malah menyebabkan anak menjadi stres sampai menunjukkan gejala depresi pada anak.
Penyebab gangguan kecemasan bermacam-macam, bisa karena stres, fobia terhadap suatu hal, atau berada di lingkungan yang masih sangat baru. Apabila sudah muncul gejala anxiety, para orang tua hendaknya melakukan hal-hal di bawah ini untuk mengatasi anak yang mengalami gangguan kecemasan:
1. Mendengarkan Keluh Kesah Anak Tentang Kekhawatirannya
Anak-anak terutama ketika sedang dalam masa pertumbuhan, biasanya sangat aktif bergerak dan menceritakan banyak hal. Meskipun begitu, tentu ada juga yang memiliki sifat pendiam.
Anak yang biasanya aktif, terutama pada usia sekolah tiba-tiba menjadi tidak banyak bicara, mudah panik, atau tidak memiliki gairah sama sekali untuk berinteraksi dengan orang lain harus diwaspadai oleh orangtua. Bisa jadi ia sedang mengalami gejala anxiety.
Mereka biasanya enggan menceritakan keluh kesahnya karena banyak hal. Misalnya segan pada orang tuanya atau belum siap karena masih takut untuk bercerita. Contohnya, bisa saja penyebab kecemasannya adalah karena dampak dari broken home, atau memiliki permasalahan di sekolah.
Meskipun sebenarnya mereka sangat butuh untuk didengarkan, namun jangan pernah memaksanya untuk bercerita supaya ia dapat menenangkan dirinya sejenak. Tanyakan saja padanya di lain waktu ketika sudah mulai tenang dan suasananya sudah membaik.
Berusaha meyakinkan si buah hati bahwa dengan menceritakan ketakutan atau masalahnya, ia akan baik-baik saja karena Anda selalu berada di sampingnya.
Anak-anak memang mudah percaya dengan ucapan orang tuanya karena terlihat meyakinkan, jadi setelah Anda mengucapkannya, maka Anda harus menepati kata-kata tersebut. Mengkhianati kata-kata yang sudah Anda janjikan padanya hanya memperburuk situasi dan gangguan kecemasannya semakin menjadi-jadi.
2. Menjaga Perasaannya
Anak yang sudah berusaha menceritakan kekhawatiran atau keluh kesahnya memang sungguh hebat. Jika berani mengutarakan apa yang ia cemaskan, itu artinya anak sudah mempercayai Anda sebagai tempat yang nyaman untuk menampung perasaannya.
Gangguan kecemasan pada anak usia dini biasanya meliputi kesulitan dalam bergaul dan berada di lingkungan yang baru, atau dimarahi. Mereka mungkin susah menceritakannya karena belum lancar berkomunikasi, sehingga akan menceritakannya dengan tangisan.
Pada anak usia dini, Anda dapat menenangkannya sembari memeluknya sambil mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja. Menjaga perasaannya dengan tidak memarahi atau membentaknya merupakan suatu keharusan, sebab jika dibentak ia jadi semakin takut untuk melangkah.
Kemudian gangguan kecemasan pada anak usia sekolah, kurang lebih mirip dengan apa yang dialami oleh anak usia dini. Selain itu anxiety pada anak usia sekolah juga dapat disebabkan oleh banyaknya tugas sekolah sampai membuatnya stres, nilai jelek, hubungan dengan guru maupun dengan teman sekolah.
Biasanya, gangguan kecemasan pada anak usia sekolah ini menyebabkan ia menjadi pemurung, susah tidur, dan juga takut dalam menghadapi hari esok. Hal ini tentu tidak baik untuk perkembangannya.
Anda dapat mengajaknya bercerita mengenai sesuatu yang dialaminya. Selama ia bercerita, jangan pernah meremehkan apa yang sedang dialaminya.
Apabila diremehkan, ia dapat menjadi semakin enggan mempercayai Anda sebagai pendengarnya maupun orang yang dipercayainya. Menjaga perasaan anak merupakan hal yang penting, apalagi anak usia sekolah sudah mengerti soal perasaannya sendiri, sehingga cenderung lebih sensitif dalam menanggapi sesuatu.
Ketika anak sedang menceritakan kecemasannya, jangan pernah menilainya secara negatif, maupun membanding-bandingkan keadaannya dengan keadaan orang lain.
3. Menenangkannya dengan Kata-kata Positif dan Tetap Realistis
Anak yang sedang mengalami gangguan kecemasan, biasanya pikirannya bercabang dan mudah panik. Jika sedang mengalami hal ini, jangan pernah coba untuk memarahinya atau mengatakan anak Anda berlebihan dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Memarahi anak ketika sedang mengalami rasa khawatir berlebihan, justru hanya memperburuk keadaan. Berikan ia kata-kata positif untuk menenangkannya karena hal ini terbukti dapat menenangkannya secara perlahan.
Kata-kata positif ini bukan yang terlalu memanjakannya, tetapi harus realistis untuk membangun rasa percaya dirinya. Misalnya, “Jangan takut, pasti bisa kok”, atau semacamnya.
4. Jangan Memperparah Perasaan Cemasnya
Ketika sedang cemas, anak maupun orang dewasa biasanya tidak mampu berpikir jernih. Terutama anak, di mana ia sangat rapuh dan belum mampu menggunakan logika sepenuhnya, sebab yang ia tahu hanyalah rasa cemas dan ketakutan saja.
Apabila anak sedang cemas, jangan semakin memperparah keadaannya karena membuatnya jadi trauma. Hal yang dapat memperparah misalnya dengan mengatakan, “Nanti kalau kamu ke sana, malah gak bisa balik lagi lho”.
Daripada mengatakan sesuatu yang membuatnya semakin takut, lebih baik menenangkannya dengan hal positif yang realistis.
5. Mengajak Anak Berjalan-jalan
Mengajak anak berjalan-jalan karena sering mengalami gangguan kecemasan juga merupakan ide bagus. Jalan-jalan atau berwisata dapat mengalihkan pikirannya ke hal-hal menyenangkan.
Selain itu, hal ini pun baik untuk meningkatkan stimulasi tubuh karena berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Ketika anak sudah asik dengan kegiatan lain, biasanya ia akan melupakan sejenak kekhawatirannya.
Tidak perlu mengajak jalan-jalan ke tempat mahal, Anda bisa mengajaknya jalan-jalan berkeliling lingkungan sekitar rumah sembari melakukan aktivitas fisik pada anak dengan santai.
Semakin sering mengajak anak menjalani aktivitas seperti jalan-jalan atau kegiatan lain yang menyenangkan, ia akan perlahan melupakan kecemasannya dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus keberaniannya untuk melakukan banyak hal baru ke depannya.
6. Membantu Anak Mengelola Emosinya
Anak saat mengalami gangguan kecemasaan cenderung tidak dapat mengontrol dirinya sendiri bahkan emosinya. Tidak hanya panik, terkadang ia bisa menjadi mudah marah jika tidak sesuai apa yang diinginkan.
Ajak ia berbicara dengan santai dan bawa ke tempat yang membuatnya nyaman. Perlahan ajarkan padanya mengenai cara mengelola emosi ketika ia sedang cemas, takut, atau panik supaya ia dapat terbiasa nantinya.
Jangan membentak atau berkata dengan kasar padanya, anak memiliki sifat yang rapuh. Sedikit ia dibentak dan diperlakukan kasar ketika sedang dalam kondisi tidak baik, ia dapat mengingatnya seumur hidupnya.
7. Mengajaknya Supaya Tidur Cukup
Tidur cukup merupakan solusi untuk mengatasi gangguan kecemasan pada anak, terutama anak usia sekolah.
Anak usia sekolah pada umumnya sudah memiliki kewajiban untuk mengerjakan tugas sekolah, ulangan harian, atau kegiatan lainnya. Hal ini dapat membuatnya stres sehingga menimbulkan gangguan kecemasan.
Cara mengatasinya adalah mengajak ia tidur lebih cepat. Jika ia susah melakukannya, Anda dapat memberikannya minum susu hangat, atau perlahan mengatur rutinitas sehari-harinya supaya lebih teratur.Adanya kualitas tidur yang baik dapat membantunya melawan anxiety secara perlahan.
8. Mengajarkan Anak untuk Mengungkapkan Keluh Kesah Melalui Berbagai Media
Tidak semua anak mampu mengungkapkan apa yang menjadi keluh kesah dan kecemasannya. Mereka memiliki alasan tersendiri, misalnya malu atau segan.
Meskipun begitu, membiarkannya memendam semuanya sendirian justru menyakitinya perlahan. Padahal sebenarnya ia butuh tempat untuk mengungkapkannya.
Maka dari itu, cara mengatasi anak yang susah mengungkapkan keluh kesahnya dapat dengan memberikannya media untuk bercerita. Jadi, anak tidak langsung berhadapan dengan Anda untuk mengungkapkan isi hati dan pikirannya.
Berikan ia sebuah buku harian dan minta ia supaya menuliskan apa yang ia rasakan jika tidak berani langsung mengatakannya. Cara ini efektif untuk membantu orang tua mengetahui apa yang sedang dialami buah hatinya.
9. Mengajarkan Anak untuk Mengelola Rasa Cemas dengan Bijak
Mengajarkan anak untuk mengelola rasa cemasnya dengan bijak merupakan suatu keharusan, supaya ia terbiasa dalam mengelola emosinya sendiri.
Orang tua pun pasti memiliki rasa cemas tersendiri, tetapi pandai dalam menyembunyikan serta mengelolanya di hadapan si buah hati. Sebenarnya tidak masalah jika Anda menunjukkan rasa cemas di hadapan anak, tetapi juga harus menunjukkan cara mengatasinya.
Mengatasi gangguan kecemasan yang tiba-tiba terjadi bukan berarti harus memendamnya terus-terusan. Katakan padanya supaya lebih baik menenangkan diri dahulu lalu mengatakannya ketika pikiran sudah lebih baik, sebab saat pikiran sedang kacau justru tidak akan memperbaiki keadaan.
Itulah beberapa cara efektif dalam mengatasi anak yang mengalami gangguan kecemasan atau anxiety. Walaupun cara tersebut efektif, tetapi hal lain yang perlu dilakukan untuk mencegahnya terkena anxiety adalah memberikan perhatian dan lebih terbuka pada anak tanpa harus selalu memanjakannya.