Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami gangguan psikologis pada usia tumbuh kembangnya. Perubahan sikap atau perilaku yang terjadi pada anak perlu diperhatikan oleh orangtua.
Perubahan sikap yang mendadak pada anak bisa jadi seperti gangguan pola makan, tidak dapat tidur nyenyak, terlalu hiperaktif, suasana hati mudah berubah, dan lain-lain. Jika sudah terjadi atau menemukan gejala gangguan mentalnya, orangtua wajib mengkonsultasikan hal tersebut pada psikiater atau ahli kejiwaan.
Tidak ada anak yang gila hanya karena terserang gangguan mental, memperhatikan anak tentu merupakan kewajiban orangtua. Maka, Anda perlu mengetahui macam-macam gangguan psikologis di bawah ini yang bisa terjadi pada anak supaya dapat menanganinya:
1. Stres
Gangguan jiwa yaitu stres tidak hanya terjadi pada orang dewasa, bahkan anak dan remaja pun bisa mengalaminya. Penyebab stres ini dapat dialami karena berbagai faktor, misalnya trauma, terlalu banyak pikiran, atau faktor lain dari lingkungan.
Gangguan psikologis anak yang satu ini dapat disebabkan adanya tekanan dari lingkungan sekolahnya juga, sehingga ia menjadi susah tidur, tidak nafsu makan, bahkan jadi sering mengompol.
Jangan pernah meremehkan anak yang sedang stres, sebab dapat terjadi pada siapapun jika ada faktor pemicunya. Stres yang berkepanjangan ini harus melalui penanganan oleh psikiater karena dikhawatirkan dapat menyebabkan depresi yang akan mengganggu tumbuh kembangnya.
Gangguan kejiwaan ini dapat dicegah dengan menjadi orangtua yang lebih terbuka dengan anak. Menanyakan hal sederhana mengenai harinya di sekolah, sedang ada PR atau tidak, atau hal lainnya dapat membantunya sedikit mengurangi hal yang mengganggu pikirannya. Selain itu, hal ini juga dapat membuat anak menjadi lebih terbuka juga dengan orangtuanya.
2. Gangguan Kecemasan atau Anxiety Disorder
Cemas terhadap sesuatu merupakan hal normal. Akan tetapi, tahukah Anda jika mengalami kecemasan yang berkepanjangan, terutama pada anak bukan lagi sesuatu yang patut diwajarkan?
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder ini membuat anak menjadi lebih takut dalam melakukan sesuatu, takut jika jauh dari orangtua, mudah marah, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, sering bermimpi buruk, sukar berkonsentrasi, sering menangis, dan gangguan pada pola makannya.
Penyebab anxiety adalah karena rasa trauma, atau faktor lain dari lingkungan sekitarnya, sehingga membuat ia menjadi lebih paranoid dalam menanggapi sesuatu yang sebenarnya sederhana, bahkan reaksinya cenderung berlebihan.
3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan psikologis pada anak ini juga dikenal dengan hiperaktif. Gejalanya adalah anak menjadi sangat aktif bahkan berlebihan, seperti terlalu banyak bicara, banyak beraktivitas dan seolah tidak pernah lelah.
Hiperaktif menyebabkan ia menjadi lebih pelupa daripada anak seusianya, sukar berkonsentrasi, serta bertindak tanpa memikirkan kondisi atau hasilnya.
Sayangnya, pengobatan untuk gangguan hiperaktif atau ADHD ini belum ditemukan. Akan tetapi, penyakit ini dapat berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
Anak yang hiperaktif pikiran dan apa yang akan dilakukan cenderung sangat susah ditebak, sehingga orangtua harus lebih sering mengawasinya supaya tidak terjadi hal tidak diinginkan. Apabila tidak kunjung sembuh, Anda dapat mengkonsultasikannya kepada ahli kejiwaan khusus anak supaya diberikan obat penekan gejala yang timbul.
4. Autistic Spectrum Disorder (ASD)
ASD sering dikenal dengan autisme (autis). Gangguan psikologis ini merupakan masalah serius dan biasanya muncul ketika anak berusia sebelum 3 tahun.
Autisme merupakan gangguan psikologis terjadi akibat adanya gangguan otak yang menurunkan kemampuan berkomunikasi dan juga interaksi sosial.
Gejala autis ini biasanya berbeda-beda pada anak, namun yang paling umum adalah mengurangi kemampuannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, pengidap penyakit ini biasanya terlalu larut dalam imajinasinya sendiri dan tidak mampu menghubungkan emosionalnya ke lingkungan sekitar.
Penyakit ini dapat disembuhkan lebih awal melalui terapi autisme untuk anak. Meskipun begitu, dukungan orangtua dan lingkungan juga mempengaruhi keberhasilan pengobatannya.
5. Skizofrenia
Penyakit mental ini biasanya terjadi pada anak remaja hingga usia 20 tahun. Gangguan psikologis ini dianggap kronis apabila menyebabkan anak sukar membedakan mana realita dan fantasi atau sering berhalusinasi.
Gejala skizofrenia ini membuat anak lebih menarik diri dari lingkungan sosial, sukar tidur, berbicara sendiri, kacau dalam berpikir, sering menganggap fantasinya adalah nyata, serta berperilaku aneh lainnya.
Penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik, komplikasi saat kehamilan, kelahiran prematur ini dapat disembuhkan secara perlahan menggunakan obat-obatan khusus dan juga terapi rutin dengan ahli kejiwaan. Dukungan orangtua dan lingkungan sangat diperlukan demi keberhasilan terapi ini.
6. Psikopat
Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, psikopat adalah penyakit paling berbahaya dalam gangguan mental. Mereka yang mengalami gangguan jiwa ini biasanya lebih menarik diri dari lingkungan dan menjadi antisosial.
Penyebab penyakit gangguan jiwa ini bermacam-macam, bisa terjadi karena trauma di masa lalu yang menyebabkan gangguan serius pada mentalnya, tetapi bisa juga dipicu dengan hal yang ditonton. Mereka yang mengalami gangguan jiwa ini menjadi tidak memiliki rasa empati pada siapapun, bahkan cenderung ingin melakukan hal menyakitkan pada orang lain secara menyeramkan.
Selain itu, pengidap psikopat tidak merasakan adanya bahaya. Sehingga mereka merasa tidak bersalah bila melakukan aksinya.
Menonton film yang bertemakan psikopat memang bukanlah faktor utama penyebab penyakit ini, tetapi bisa jadi pemicu terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, jika ada tanda-tanda gangguan mental ini pada anak, harus segera ditangani dengan serius ke dokter kejiwaan supaya tidak membahayakan orang lain secara lebih jauh.
Selanjutnya ada gangguan psikologis berupa Antisocial personality,merupakan gangguan kejiwaan di mana penderitanya lebih senang menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
Mereka yang mengalami gangguan kejiwaan ini cenderung berperilaku sinis, menghina orang lain, dan tidak bisa menghargai orang lain. Hal inilah yang menyebabkan anak antisosial susah diterima oleh lingkungan karena dianggap tidak bisa bergaul.
Penyebabnya bisa karena adanya trauma di masa lalu, seperti bullying atau sudah sejak lama diasingkan oleh masyarakat sekitar karena suatu kondisi tertentu, misalnya keluarga, atau kondisi lainnya.
Kondisi ini memang susah disembuhkan, langkah akhirnya adalah mengajak anak untuk melakukan terapi. Cara lainnya sekaligus untuk mencegahnya adalah dengan membangun suasana positif yang dapat mendukung tumbuh kembangnya.
8. Pica Syndrome
Pica syndrome merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan anak sering memakan sesuatu yang sebenarnya tak lazim, misalnya sabun, tanah, kertas, kerikil, pasir, dan sesuatu tak lazim lainnya.
Selain itu, penyakit ini juga membuat anak lebih senang memakan sesuatu yang mentah. Padahal, memakan makanan tak lazim atau mentah dapat menyebabkan penyakit lain yang menyerang organ tubuhnya, terutama sistem pencernaan.
Kondisi ini harus segera ditangani oleh dokter supaya tidak berkelanjutan, meskipun belum ada penelitian medis yang menguatkan tentang Pica syndrome ini.
9. Disleksia
Gangguan psikologis selanjutnya adalah disleksia, merupakan gangguan di mana anak tidak bisa membaca, menyusun huruf, atau menulis dengan benar dan berurutan meskipun usianya sudah sekolah dasar atau hampir remaja.
Jangan mengatakan pengidap penyakit ini sebagai orang yang bodoh karena mengalami keterlambatan pada perkembangannya. Penyakit ini disebabkan gangguan yang menyerang otak sehingga terlambat atau berbeda dalam menerima informasi.
Disleksia dapat diatasi dengan bekerjasama dengan guru mengenai kondisi anak, membangun suasana belajar yang menyenangkan, serta sering membacakan anak cerita pada buku untuk mengurangi gejalanya.
10. Bipolar Disorder
Bipolar sering disebut dengan gangguan pada mood atau suasana hati. Jenis gangguan kejiwaan ini tidak hanya terjadi pada remaja dan dewasa, anak pun dapat mengalami hal ini.
Gangguan jiwa ini menyebabkan mood dapat berubah drastis, biasa disebut dengan mood swing. Misalnya pada awalnya anak menangis sampai menjerit, kemudian tak berselang lama ia dapat tertawa riang.
Penyakit kejiwaan ini harus segera ditangani karena dapat berbahaya bagi anak atau mereka yang mengidapnya. Apabila kondisinya semakin parah, dapat menyebabkan pengidapnya melakukan hal berbahaya dan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.
Jika anak Anda memiliki gejala bipolar, segera lakukan konsultasi pada ahli kejiwaan supaya dapat diberikan obat-obatan khusus dan terapi untuk mengurangi gejalanya.
Itulah macam-macam gangguan psikologis yang bisa terjadi pada anak. Inilah yang menyebabkan perlunya memantau tumbuh kembang anak supaya memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik dan tidak memiliki gangguan mental.
Apabila terdapat gejala yang menunjukkan bahwa anak sedang mengalami gangguan kejiwaan, segera bawa ke psikiater atau dokter ahli jiwa untuk penanganan lebih lanjut. Jangan lupa untuk selalu memberikan suasana yang positif demi kesehatan mental anak.