Pernahkah Anda mendengar istilah golden age atau zaman keemasan? Istilah ini tidak hanya untuk kerajaan yang sedang dalam masa kejayaannya loh, tetapi juga digunakan untuk masa perkembangan bayi. Disebut sebagai golden age karena pada masa-masa ini otak dan tubuh si kecil sedang bertumbuh dengan cepat.
Akibatnya, pada masa ini tumbuhlah kecerdasan anak, mulai terbentuk kepribadiannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ayah dan Anda perlu memberikan perhatian khusus selama si kecil melewati fase ini. Yuk simak selengkapnya.
Mengenal Masa Golden Age pada Anak
Golden age adalah periode terpenting dalam masa-masa awal tumbuh kembang anak. Periode ini meliputi 1.000 hari yang dihitung sejak si kecil dalam masa kandungan hingga usia sekitar 2 tahun (24 bulan). Namun, ada juga yang mengartikan masa ini hingga anak tersebut berusia 5 tahun.
Dalam periode ini, anak belajar hal-hal dasar yang sangat penting dalam hidupnya. Tidak hanya skill fisik, seperti berjalan, berlari atau melihat, tetapi juga kemampuan kognitif, mental dan perilaku. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian lebih pada anak-anak usia ini.
Skill yang Berkembang Pada Masa Golden Age
Neurologist sepakat kalau pada masa ini, otak anak berkembang dengan sangat pesat. Hal ini karena si kecil menyerap informasi apapun yang ada di sekitarnya, termasuk informasi yang bisa jadi bagi orang dewasa tidak akan berguna. Maka dari itu, pada usia baru lahir hingga 5 tahun, anak akan belajar untuk menguasai skill-skill berikut ini:
- Motorik kasar. Pada masa ini, anak-anak akan belajar cara menggunakan otot-otot besar mereka, seperti cara untuk berjalan, mengambil barang, memainkan permainan dan lain sebagainya.
- Motorik halus. Selain motorik kasar, anak-anak juga akan belajar cara menggunakan otot-otot yang lebih kecil dan koordinasi mata. Contohnya adalah belajar berkedip, belajar mengalihkan fokus dan lain sebagainya.
- Kemampuan kognitif. Skill kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan memori, pembelajaran, pemahaman, intuisi dan bahasan (American Psychology Association). Dalam tahap perkembangan awal anak-anak, hal ini bisa diketahui dengan cara kemampuan anak tersebut mengelompokkan barang, menghafal nama-nama barang dan lain sebagainya.
- Kemampuan berkomunikasi. Pada masa golden age, anak-anak juga belajar untuk mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Tahapan perkembangan kemampuan komunikasi si kecil ini tentu berbeda-beda, mulai dari tahap merengek, berceloteh, menguasai satu atau dua kata hingga membuat kalimat-kalimat sederhana.
- Kemampuan interaksi dengan orang lain. Tidak hanya berbicara, kemampuan interaksi ini juga bisa ditunjukkan dengan senyuman, tangisan dan kemampuan komunikasi non-verbal lain yang telah dipelajarinya. Dalam tahap ini, meskipun bisa jadi anak belum sepenuhnya bisa merespon pembicaraan, namun mereka telah sepenuhnya bisa menerima ucapan dan informasi yang mereka lihat atau dengar dari orang tuanya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masa Golden Age Anak
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi maksimal atau tidaknya perkembangan seorang anak bisa terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Para ahli masih memperdebatkan manakah diantara kedua faktor ini yang paling dominan.
Faktor bawaan (nature) adalah faktor yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Faktor ini bisa bervariasi mulai dari bentuk tubuh, warna kulit, hingga temperamen dan kondisi psikologis dan potensi penyakit turunan.
Faktor lingkungan (nurture) adalah faktor yang mempengaruhi kondisi anak di luar dari fisik dan biologis anak tersebut. Hal ini termasuk lingkungan tempat dia tinggal, metode pendidikan dan interaksi yang diterapkan oleh orang-orang di sekitarnya, hingga pengalaman-pengalaman yang diperolehnya sendiri.
Cara Mendukung Masa Golden Age Anak
Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendukung perkembangan anak dalam masa golden age ini. Beberapa diantaranya adalah:
1. Memastikan asupan gizi dan nutrisi
Untuk mendukung tumbuh kembang anak pada masa ini, asupan gizi dan nutrisi yang disediakan oleh orang tua haruslah memadai. Asupan gizi dan nutrisi ini termasuk ketika si kecil masih dalam kandungan. Misalnya, dengan mengkonsumsi makanan dan minuman sehat selama hamil, memberikan ASI eksklusif setelah bayi lahir hingga 6 bulan serta menyediakan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
2. Melatih motorik anak
Cara melatih kemampuan motorik anak ada banyak. Anda sebagai orang tua pertama bisa menyediakan mainan-mainan yang sesuai dengan kemampuan motorik dan usia anak. Kedua, mengajak anak bermain di luar ruangan, supaya dia terbiasa menjejak tanah. Ketiga, melakukan permainan yang mendorong anak untuk bergerak, seperti petak umpet.
3. Melatih kemampuan kognitif anak
Tidak hanya kemampuan motorik yang harus dilatih, kemampuan kognitif juga. Kemampuan ini bisa dilatih dengan berbagai cara, seperti mengajak si kecil untuk merapikan mainannya sendiri, membelikan dan membacakan dongeng untuk dirinya, memainkan musik-musik yang mudah untuk dipahami atau sekedar mengajaknya bermain lego.
4. Memeriksakan kesehatan si kecil kepada dokter secara rutin
Supaya perkembangan anak Anda bisa on-track, Anda bisa memeriksakan dirinya dan berkonsultasi kepada dokter anak secara rutin sebulan sekali. Dengan demikian, Anda dapat mengevaluasi metode yang Anda gunakan supaya dia dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
5. “Hadir” dalam setiap momen tumbuh kembang si kecil
Jika poin nomor 1-4 di atas fokus pada perkembangan fisik anak, maka poin nomor 5 ini fokus pada mental si kecil. Kata hadir dalam setiap momen tumbuh kembang anak ini tidak hanya bermakna Anda harus ada ketika si kecil masih berusia 0-2 tahun, tetapi juga “melibatkan emosi” setiap kali berinteraksi dengannya. Sebab dengan melibatkan emosi atau perasaan, anak akan merasa diperhatikan dan dicintai.
Anda juga perlu ingat, kalau trauma yang Anda tinggalkan ketika anak masih berusia 0-2 tahun dapat berdampak hingga dia dewasa. Misalnya, karena tuntutan pekerjaan, Anda seringkali tidak fokus atau bahkan memalingkan punggung saat berinteraksi dengan si kecil di rumah. Hal ini akan membuat dia tidak merasa diperhatikan oleh orang tuanya, bahkan hingga dia dewasa.
6. Memilih kata-kata bermakna positif saat berinteraksi dengan si kecil
Meskipun tidak bisa menjawab perkataan dan tindakan Anda secara verbal, si kecil bisa menangkap semua kata-kata yang Anda ucapkan kepadanya maupun kepada orang lain. Ini artinya, jika Anda ingin si kecil tumbuh menjadi individu yang baik dan sopan, pastikan Anda memilih kata-kata yang sesuai ketika mengucapkan sesuatu di depannya.
7. Melatih sikap disiplin
Sikap disiplin juga harus diajarkan kepada si kecil sejak dini. Tapi Anda perlu ingat kalau penerapan sikap disiplin ini harus dipilih dengan hati-hati, supaya tidak meninggalkan trauma pada mental si kecil.
Tidak dapat dipungkiri kalau masa golden age adalah masa-masa krusial bagi perkembangan si kecil. Pada masa ini, dia juga tumbuh menjadi bocah yang menggemaskan dengan tindakan yang ada-ada aja. Jangan lewatkan momen ini atau Anda akan menyesal ketika dia sudah dewasa!