FOMO singkatan dari fear of missing out, mungkin sudah tidak asing di telinga, yang artinya perasaan takut untuk kehilangan suatu kabar atau tren yang sedang berlangsung. Bisa dibilang ini merupakan perasaan takut seseorang dicap tidak gaul atau ketinggalan zaman karena tidak mengikuti tren, sehingga sebisa mungkin tak ingin melewatkannya.
Membiarkan sifat FOMO terus berkembang dalam diri sendiri, dampaknya tidak baik bagi psikologis. Apakah seberbahaya itu? Coba simak penjelasan seputar FOMO, penyebab, serta dampaknya berikut ini!
Pengertian FOMO
Fear of missing out atau biasa disingkat FOMO adalah perasaan takut kehilangan suatu tren atau kabar yang sedang berlangsung. Kondisi ini seringkali dialami oleh banyak anak muda akibat pengaruh sosial media, di mana mereka tidak ingin dicap ketinggalan zaman karena tidak mengikuti tren.
Banyak orang ingin selalu up to date, dengan mengikuti perkembangan tren serta informasi di internet demi menunjukkan kesenangan ataupun mendapatkan pengakuan dari publik. Akibatnya, mereka jadi lupa dengan jati dirinya sendiri karena terlalu sering memperhatikan orang lain.
Sosial media merupakan salah satu platform terbaik untuk memperoleh berbagai informasi. Akan tetapi jika sudah kecanduan, dapat menimbulkan perasaan FOMO karena pengaruh dari sesuatu yang ditontonnya. Hal ini nantinya menyebabkan seseorang bertindak impulsif hingga muncul perasaan tidak puas pada diri sendiri.
FOMO membuat seseorang merasa takut secara berlebihan terhadap penolakan sosial, sehingga berusaha mengikuti apa yang sedang terjadi. Hal ini membuat mereka terus-menerus mengakses internet sampai mengorbankan waktu produktif maupun waktu istirahat.
Gejala FOMO
Jika melihat penjelasan sebelumnya, ini gejala yang dialami oleh orang FOMO. Bukan sekedar perasaan ingin ikut-ikutan saja.
- Tidak ingin ketinggalan kabar, momen, maupun tren yang sedang berlangsung di sosial media (internet). Kata lainnya adalah ingin selalu up to date.
- Perasaan takut dicap kuno atau ketinggalan zaman.
- Bertindak impulsif.
- Mudah overthinking, stres, bahkan sampai depresi karena merasa takut tertinggal.
- Terobsesi dengan suatu tren ataupun seseorang.
- Ambisius, tapi tak ingin tersaingi.
- Seringkali meminta validasi dan adanya perasaan ingin diakui oleh orang lain.
- Terus-menerus memantau sosial media agar tidak tertinggal kabar/tren terbaru.
- Selalu ingin tahu bahkan ikut campur pada kehidupan orang lain.
- Seringkali berpikir bahwa kehidupan orang lain jauh lebih menyenangkan daripada kehidupan diri sendiri.
- Nir-empati, kebanyakan orang FOMO berbuat hanya demi konten semata.
- Bersikap denial dan defensif, tak mau dianggap FOMO.
Penyebab FOMO
FOMO banyak dialami terutama oleh anak-anak zaman sekarang yang merasa ingin selalu up to date dan tak mau dianggap ketinggalan zaman. Sebagian besar memang dipengaruhi penggunaan sosial media, tetapi ketahuilah juga penyebab FOMO lainnya melalui penjelasan di bawah ini.
1. Pengaruh sosial media
Penyebab FOMO kebanyakan dipengaruhi oleh kecanduan sosial media. Tak hanya berisi hiburan, di sosial media juga berisi tren dan informasi terbaru, maupun postingan kehidupan sehari-hari yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja.
Apalagi saat ini postingan sosial media sedikit banyak mempengaruhi kehidupan sehari-hari, membuat banyak orang ingin mengikuti apa yang sedang terjadi. Terutama yang FOMO, mereka tak ingin melewatkannya supaya tak dianggap kuno.
Perasaan FOMO ini bisa muncul setelah seseorang melihat postingan milik pengguna lain, keinginan untuk update kabar terbaru, ataupun adanya keinginan mengikuti tren terbaru. Postingan tersebut membuatnya merasa iri dan ingin mengikutinya demi memperoleh validasi serta keinginan memuaskan ego.
2. Perasaan takut tersaingi
Berambisi untuk mendapatkan sesuatu cukup wajar, apalagi jika hal yang ingin diraih sifatnya positif, seperti mengejar prestasi, memenangkan perlombaan, dan sejenisnya. Akan tetapi jika FOMO sampai merasa takut tersaingi untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting dan sifatnya negatif, tentu ini bukanlah hal baik.
Contoh FOMO akibat adanya perasaan takut tersaingi, misalnya takut ketinggalan tren terkini, ingin lebih unggul dari orang lain, hingga mengorek informasi secara impulsif soal kehidupan orang lain demi memenuhi ego. Rasa takut ini membuat seseorang menjadi susah fokus karena terlalu memperhatikan yang lain dibandingkan dirinya sendiri.
3. Tidak ingin ketinggalan hal baru
Adapun penyebab FOMO lainnya, yaitu karena tidak ingin ketinggalan hal baru. Orang yang mengalami FOMO akan melakukan berbagai cara demi mengikuti maupun mendapatkan informasi/tren baru, bisa dibilang ini merupakan tindakan impulsif. Ia pun tak peduli hal tersebut nantinya akan merugikan orang lain atau tidak.
Ketinggalan hal baru bisa membuatnya gelisah, bahkan sampai susah tidur. Oleh karena itu, kebiasaan ini sudah seharusnya dihentikan agar tidak mengganggu kehidupan sehari-hari nantinya.
4. Ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain
Salah satu penyebab lainnya adalah adanya keinginan memperoleh pengakuan (validasi) dari orang lain. Sehingga ia melakukan segala sesuatu demi membuat dirinya terlihat di sosial media.
Biasanya ada perasaan takut muncul setelah melihat unggahan dari pengguna lain. Ia merasa takut bahwa dirinya tertinggal dari lainnya setelah melihat unggahan tersebut, sehingga terobsesi melakukan hal serupa demi mendapatkan pengakuan.
Dampak FOMO
FOMO bukanlah kebiasaan baik, jadi sebaiknya tidak membiarkan kebiasaan tersebut berkembang karena dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri. Ketahuilah dampak FOMO di bawah ini, ternyata dapat mengganggu psikologis, loh!
1. Gangguan kecemasan
Dampak FOMO salah satunya memicu gangguan kecemasan (anxiety). Mengalami gangguan kecemasan membuat perasaan mudah sekali gelisah karena takut sesuatu terjadi tidak sesuai ekspektasi.
Selain itu, mengalami kecemasan berlebih membuat seseorang menjadi insecure dan merasa tidak percaya diri akibat terlalu terobsesi mengikuti orang lain. Dampak bila kecemasan ini terus terjadi, dapat memicu stres sampai depresi.
2. Produktivitas terganggu
FOMO menghambat aktivitas sehari-hari, seperti belajar maupun bekerja sehingga produktivitasnya terganggu. Sebab orang FOMO seringkali mengecek gadget untuk memantau informasi terbaru yang membuatnya jadi susah fokus terhadap sesuatu yang sedang dikerjakannya.
Misalnya ketika sedang ada trending dance cover di salah satu platform sosial media, merasa harus mengikutinya karena tak ingin dicap ketinggalan zaman. Tetapi malah melakukannya di kantor saat jam kerja, sehingga mengganggu pegawai lainnya maupun produktivitasnya di kantor. Tentu saja ini bukan hal pantas untuk ditiru, sebab bisa sangat merugikan.
3. Bertindak secara impulsif
FOMO dapat membuat seseorang bertindak secara impulsif. Ini bukan hanya soal belanja, tetapi juga berlebihan dalam hal mengikuti gaya hidup, mengorek informasi demi update seperti orang lain, maupun perilaku impulsif lainnya.
Contohnya saat sedang musim konser, secara impulsif membeli tiket konser tersebut padahal tidak tahu apalagi menyukai aliran musiknya. Ini dilakukan demi konten, ingin terlihat seperti orang lain, ataupun demi memperoleh validasi dari publik.
Biasanya orang yang takut tertinggal seperti ini tidak memikirkan kondisinya sendiri untuk jangka panjang demi kesenangan sesaat. Kurang lebih mirip dengan kebiasaan konsumtif (boros), sehingga sulit mempunyai tabungan untuk masa depan.
Dapat dikatakan bahwa FOMO membuat seseorang jadi memaksakan diri demi memperoleh sesuatu dan pengakuan. Pengaruhnya bisa ke kondisi finansial, kepercayaan diri, serta psikologis/kejiwaan.
4. Kurang menghargai diri sendiri
Orang FOMO cenderung terobsesi ataupun iri pada apa yang dilakukan oleh orang lain, tetapi kurang percaya pada pencapaian diri sendiri. Hal ini membuatnya merasa kurang bersyukur dan menghargai diri sendiri.
Dampaknya, selalu timbul rasa tidak puas karena merasa dirinya tidak sebahagia orang lain. Sehingga menurutnya, mengikuti orang lain merupakan solusi terbaik untuk membahagiakan dirinya tanpa memahami kondisi yang dialaminya.
5. Sulit tidur dan berkonsentrasi
Dampak lainnya dari FOMO, yaitu menyebabkan sulit tidur dan berkonsentrasi. Apabila hal ini terus dibiarkan, memicu perasaan cemas, stres, bahkan bisa sampai depresi yang mengganggu keseharian.
Kebanyakan orang FOMO terlalu fokus pada gadget untuk memantau sosial media supaya tidak ketinggalan informasi terbaru. Kebiasaan ini sangat mengganggu kualitas tidur juga susah berkonsentrasi akibat kurang tidur.
Oleh karena itu, supaya terhindar dari FOMO sebaiknya perlu membatasi penggunaan sosial media. Lebih baik memperbanyak interaksi di dunia nyata maupun mengembangkan minat dan bakat agar tidak selalu terpaku pada tren. Sebab ketika seseorang kecanduan internet, menyebabkannya mudah mengurusi kehidupan orang lain tanpa memperhatikan dirinya sendiri.
Sikap FOMO dapat merugikan diri sendiri maupun pihak lain, sehingga harus segera dihentikan kebiasaan tersebut. Bijak-bijaklah dalam bersosial media, tidak semua hal pantas diikuti apalagi jika sampai hal itu merugikan yang lain.Hindari pula terlalu memaksakan diri demi terlihat up to date ataupun mempunyai keinginan untuk diakui guna mencegah perilaku impulsif. Perbanyak rasa syukur serta memahami diri sendiri agar tidak FOMO.