Orang tua yang kurang perhatian pada anak dapat menimbulkan dampak, terutama pada sisi psikologisnya. Dampak tersebut tidak baik untuk masa tumbuh kembangnya dan akan mempengaruhi masa depannya.
Ayah dan ibu mungkin memiliki banyak kesibukan yang seolah jadi kurang memiliki banyak waktu bagi anaknya. Hal inilah yang menyebabkan anak menjadi kurang perhatian karena orang tuanya terus berdalih mengenai kesibukan akibat pekerjaannya.
Seiring bertambahnya usia, setiap anak secara alami akan timbul jiwa kemandirian dan berani pada dirinya. Pada masa tersebut, Anda mungkin menganggap ia sudah mampu melakukan segalanya sendiri, sehingga mengabaikan kebutuhan emosional anaknya seperti kasih sayang dan perhatian.
Perlu diketahui bahwa kebutuhan emosional juga penting bagi setiap orang. Kebutuhan emosional berpengaruh pada kondisi kesehatan mental dan kelangsungan hidupnya.
Bagaimanapun juga, terlalu mengabaikan anak sampai kurang memberikan perhatian bukanlah hal baik. Sudah seharusnya ayah dan ibu memberikan perhatian, sebagai upaya melaksanakan tanggung jawab pada anak agar tumbuh kembangnya menjadi maksimal.
Ketahuilah dampak kurang perhatian orang tua pada anak di bawah ini:
1. Mengalami Risiko terhadap Kesehatan Mental
Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya cenderung mengalami resiko terkena gangguan mental. Contoh gangguan pada kesehatan mental ini, misalnya depresi, anxiety disorder, borderline personality disorder, ataupun kepribadian narsistik.
Anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, hormon kortisol atau hormon stresnya lebih tinggi daripada mereka yang mendapatkan cukup perhatian dari ayah dan ibunya. Kadar hormon serotoninnya pun lebih rendah, padahal sangat dibutuhkan untuk memperbaiki suasana hati.
Selain itu, kadar hormon oksitosin atau hormon yang membuatnya bahagia cenderung lebih rendah. Hal ini lah yang memicu seorang anak mudah mengalami gejala depresi, stres, emosi tidak stabil, mudah kesepian, dan gangguan kecemasan yang jelas tidak baik bagi kesehatan mentalnya.
Kondisi kesehatan mental anak sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadiannya. Jika mentalnya tidak sehat, kepribadian yang terbentuk cenderung sering berperilaku menyimpang, dan juga sebaliknya.
Hal sangat sederhana ini kedengarannya seperti sesuatu yang sepele. Akan tetapi justru mengabaikan si buah hati dan tidak memberikannya perhatian dapat merusak masa depan anak. Bagaimanapun juga, kondisi kesehatan mental seorang anak juga banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga.
2. Kekurangan Rasa Percaya Diri
Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya kebanyakan memiliki kekurangan rasa percaya diri. Bahkan terkadang ia iri dengan teman-temannya yang selalu mendapat perhatian dari ayah dan ibunya, sehingga ia minder serta merasa tidak berharga ketika mereka membicarakan keluarganya masing-masing.
Orang tua yang kurang memberikan perhatian kepada anak bisa membuat ia mudah sekali stres, penilaian diri sendiri cenderung lebih rendah, juga merasa dirinya tidak cukup baik bagi ayah dan ibunya. Hal ini terjadi akibat ia kurang mendapatkan apresiasi, kasih sayang, dan perhatian yang seharusnya bisa ia dapatkan dengan layak sebagai anak.
Selain itu, tidak memberikan cukup perhatian kepada anaknya tentu ayah dan ibu kurang bisa mengerti perasaan si buah hati juga mengetahui kemampuan serta pencapaian yang dibuatnya demi membanggakan orang tua.
Sebaiknya, Anda wajib meluangkan waktu untuk si buah hati. Bagaimanapun juga, meski seorang anak bisa melakukan segala halnya secara mandiri, hal yang ia butuhkan pasti perhatian dari orang tuanya. Meluangkan waktu untuknya adalah cara untuk mengenal anak sendiri secara lebih mendalam, memperkuat hubungan emosional keluarga, serta bisa mengetahui potensi, kemampuan, serta kebutuhannya.
Tak hanya itu, memberikan apresiasi dan dukungan positif mampu membuatnya bahagia, sehingga ia bisa berkembang dengan baik. Adanya suasana positif dalam keluarga juga bisa membentuk kepribadiannya dengan baik dan terbawa hingga masa depannya.
3. Kurangnya Perkembangan pada Otak dan Kemampuan Kognitif
Mengembangkan kemampuan kognitif anak tidak hanya dengan bermain maupun belajar di sekolah saja. Akan tetapi, kemampuan kognitif juga bisa dirangsang melalui rasa cinta, kasih sayang, pelukan, sentuhan, serta perhatian dari orang tua.
Kurang menstimulasi kognitif anak bisa menyebabkannya perkembangan otaknya kurang maksimal. Sebab, perkembangan sel otak bisa lebih cepat apabila diberi stimulasi berupa dukungan positif seperti perhatian dari orang tua.
Kurangnya perhatian dari orang tua menyebabkan anak kesusahan dalam belajar dan menerima informasi, serta bisa mengalami keterlambatan berbicara atau speech delay pada usia dini.
Jangan menganggap bahwa hal ini adalah masalah sepele. Dampak dari kurang memberi perhatian pada anak sangat fatal dan bisa terbawa hingga ia dewasa. Perilaku seperti ini juga termasuk kategori orang tua yang durhaka terhadap anaknya.
4. Hubungan antara Orang Tua dan Anak Cenderung Tidak Baik
Setiap manusia pasti ingin tumbuh dalam sebuah keluarga yang memiliki suasana positif, sehingga hubungan antar anggota keluarga juga baik dan memiliki ikatan batin kuat. Akan tetapi faktanya, tidak semua orang merasakan hal tersebut karena orang tuanya kurang memberikannya perhatian.
Orang tua yang tidak perhatian biasanya tidak mengerti apa yang sedang dibutuhkan oleh anaknya, kurang mengerti perasaannya, bahkan tak mengetahui bakat serta kemampuan yang dimiliki buah hatinya. Hal ini menyebabkan hubungan antara keduanya cenderung tidak baik, saling tak peduli, bahkan tak mengerti satu sama lain.
Akibat hubungan antara orang tua dan anak yang cenderung tidak baik, suasana dalam keluarga biasanya tidak harmonis dan sering terjadi salah paham. Hal seperti ini juga bisa memicu anak untuk membenci ayah dan ibunya ketika ia dewasa nanti
Bahkan, hal ini biasanya tidak disadari oleh ayah dan ibu ketika anaknya masih usia dini. Akan tetapi, ketika dewasa nanti karakternya semakin terlihat jelas. Seringkali terlambat menyadari membuat mereka menyesal dan ingin memutar waktu supaya bisa sering meluangkan waktu bagi keluarganya agar terbentuk keharmonisan.
Anak yang kurang mendapat perhatian dari keluarganya cenderung terbiasa berjuang sendirian, tanpa apresiasi, apalagi dukungan dari ayah dan ibunya. Ia berusaha keras supaya keluarganya melihat dirinya dan pencapaiannya. Mungkin kedengarannya seperti haus akan pengakuan, hal ini karena ia ingin mendapatkan perhatian dan apresiasi meskipun sedikit saja.
5. Sulit Menjalin Hubungan dan Interaksi dengan Orang Lain
Kurang mendapatkan perhatian dari ayah maupun ibu menyebabkan hubungannya tidak dekat dengan keluarga, apalagi berhubungan dengan orang lain di luar lingkungan keluarga. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan emosionalnya lebih lambat daripada teman sebayanya yang selalu mendapat perhatian dari keluarganya.
Kurang perhatian membuatnya sulit menjalin hubungan dengan orang lain karena ia susah mengekspresikan perasaan, kesulitan berinteraksi, membaca isyarat non-verbal, mendengarkan lawan bicara, serta rasa empati terhadap orang lain. Kondisi seperti ini juga seringkali membuatnya tak memiliki banyak teman dan terjebak dalam hubungan abusif karena tak diberikan contoh berhubungan baik dengan orang lain oleh orang tuanya.
Ketika ia sudah dewasa, juga kesulitan dalam menjalin hubungan asmara ataupun rekan kerjanya. Sebab kemampuan sosialnya rendah, tentu saja hal ini tidak akan baik bagi masa depannya kelak.
Maka dari itu, jangan pernah menyepelekan perhatian. Sebab tanggung jawab setiap orang tua adalah memberikannya kebutuhan emosional agar buah hatinya bisa berkembang dengan baik seperti anak lainnya.
Itulah dampak dari kurang perhatian orang tua pada anak. Sudah seharusnya ayah dan ibu memberikan ia perhatian supaya bisa lebih membentuk kepribadiannya dengan baik, serta mengurangi risiko anak mengalami gangguan psikologis sejak dini.