Sulit berkonsentrasi adalah salah satu kendala anak yang menyebabkannya menjadi susah dalam memaksimalkan belajar dan juga berpikir. Kesulitan dalam berkonsentrasi ini dapat berdampak buruk tidak hanya pada sisi akademisnya, tetapi juga kesehariannya di luar sekolah.
Dampak negatif dari susah konsentrasi anak, antara lain kesusahan dalam menerima pelajaran di sekolah, sulit mengikuti pembicaraan dan arahan tertentu, banyak pikiran, bingung dalam memberikan fokus terhadap beberapa hal besar dan kecil, serta hasil yang dilakukan menjadi kurang maksimal.
Orang tua sebaiknya mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ia susah fokus supaya dapat melakukan cara untuk meningkatkannya. Terutama pada usia 4-5 tahun biasanya sudah bisa fokus terhadap beberapa hal.
Faktor penyebab susah fokus pada anak bermacam-macam, yaitu adanya distraksi atau gangguan dari luar, masalah psikologis seperti gangguan kecemasan dan stres, metode belajarnya tidak sesuai, bisa juga karena faktor asupan makanannya.
Setelah mengetahui penyebab susah fokus pada si buah hati, di bawah ini terdapat beberapa tips paling efektif yang bisa dicoba untuk meningkatkan konsentrasi anak:
1. Minimalkan Gangguan
Gangguan atau distraksi dari luar merupakan salah satu faktor paling mempengaruhi konsentrasi anak. Terutama pada usia dini dan usia sekolah, mereka masih mudah teralihkan pada gangguan dari luar.
Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tenang untuk si buah hati adalah solusi untuk meminimalkan gangguan atau distraksi dari luar. Memutar alunan musik yang lembut juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi belajarnya sekaligus membuat pikiran menjadi lebih rileks.
Selain itu, jauhkan jauhkan gadget dari pandangan anak ketika sedang belajar atau fokus terhadap sesuatu, supaya ia bisa lebih fokus dengan hal yang dikerjakan. Adanya gadget justru membuatnya lebih tertarik untuk memainkannya dan lupa akan tugas serta kewajibannya.
2. Lakukan Permainan untuk Melatih Konsentrasi
Anak-anak memang masih suka lebih banyak bermain sambil belajar pada usia dini, bahkan hingga memasuki usia sekolah dasar, atau 6 tahun.
Pada dasarnya, si kecil pasti membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan karena pada usianya tersebut ia masih senang bermain. Cobalah melakukan beberapa permainan untuk melatih konsentrasinya.
Contoh permainan untuk melatih fokus anak, yaitu permainan berpikir, merangkai dan mengurutkan sesuatu, serta tantangan duduk saja. Permainan berpikir cocok bagi balita usia 4-5 tahun dan usia sekolah dasar, atau mulai 6 tahun.
Pada permainan berpikir, Anda dapat mengajak si buah hati melakukan hal yang meningkatkan kemampuan berpikir dan konsentrasi, pemecahan masalah, perencanaan, serta penggunaan memori. Contohnya adalah bermain uno, memecahkan teka-teki, catur, dan lain-lain.
Bermain merangkai dan mengurutkan sesuatu juga berperan dalam meningkatkan fokus pada si buah hati yang susah berkonsentrasi, terutama anak usia dini atau 2-3 tahun dan balita 4-5 tahun. Caranya dengan menantang si kecil untuk melakukan beberapa hal, misalnya mengikuti resep, atau mengurutkan huruf dan abjad yang sesuai.
Selanjutnya ada tantangan melakukan suatu hal, yaitu menyuruh anak duduk saja tanpa boleh melakukan apapun seperti patung selama beberapa menit. Permainan tantangan ini efektif melatih konsentrasinya.
3. Ajak Anak Rutin Aktivitas Fisik dan Olahraga
Olahraga rutin dan sering melakukan aktivitas fisik terbukti efektif mengatasi anak susah berkonsentrasi. Selain memperkuat otot dan tulang, kegiatan tersebut dapat meningkatkan perkembangan otak sehingga membuat pikiran lebih fokus.
Banyak olahraga ringan yang bisa dilakukan oleh anak, bahkan untuk usia dini. Misalnya berlari, bermain lompat tali, berenang, bersepeda santai, atau bermain bola.
Melakukan aktivitas fisik pada anak juga tak kalah penting dilakukan sesering mungkin. Aktivitas fisik yang bisa dilakukan, terutama saat di rumah adalah membantu membereskan rumah, berkebun, jalan-jalan sekitar rumah, dan lain-lain.
4. Tingkatkan Kualitas Tidur
Kualitas tidur ternyata juga mempengaruhi kemampuan berkonsentrasi pada manusia, terutama anak-anak. Hal ini tidak dapat diremehkan karena selain untuk menjaga pikiran agar tetap fokus, juga berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental.
Tidur berkualitas membantu mengistirahatkan pikiran dan tubuh supaya lebih segar ketika digunakan untuk beraktivitas saat hari esok. Sebaliknya, kualitas tidur yang buruk justru membuat konsentrasi menjadi kacau, dan fisik tidak segar.
Ajak si kecil untuk membuat rutinitas setiap harinya supaya ia terbiasa lebih teratur dan disiplin demi meningkatkan kualitas tidurnya. Sebelum itu, Anda dapat menjelaskan manfaat dari tidur secara cukup dan teratur.
Tetap lakukan jadwal tidur teratur meskipun pada saat akhir pekan dengan cara tidak membiarkan anak tidur seharian saat sedang libur, supaya ia tidak terbiasa bermalas-malasan. Anda dapat mengajaknya melakukan olahraga atau aktivitas fisik ringan yang menyenangkan supaya tubuhnya tetap sehat dan bugar.
5. Makan Makanan Bergizi
Kecukupan gizi seimbang pada makanan anak juga mempengaruhi fokusnya. Sering mengkonsumsi junk food atau makanan tinggi gula membuat ia menjadi lambat dalam berpikir dan susah berkonsentrasi.
Sebaiknya, berikan ia makanan dengan gizi dan nutrisi seimbang juga lengkap, seperti sayuran, kacang-kacangan, ikan, dan buah-buahan terbukti efektif untuk meningkatkan daya ingat dan kemampuannya berkonsentrasi.
Pastikan porsi makan anak sesuai dengan usianya agar asupan yang masuk tidak kekurangan atau berlebihan.
6. Ajak Anak Membuat Jadwal
Mengajak anak untuk membuat jadwal rutinitas sehari-hari selain dapat membuat dirinya lebih disiplin dalam manajemen waktu, juga dapat membuatnya fokus untuk melakukan tugas sesuai dengan jadwalnya.
Cara ini efektif membuat otak si kecil terprogram untuk mengetahui kapan waktu ia harus melakukan tugas A, kegiatan B, dan kegiatan lainnya seperti waktu tidurnya. Membuat jadwal ini dapat membantunya berkonsentrasi pada sesuatu yang sedang dikerjakan.
7. Kenalkan Si Kecil pada Deadline
Seringkali anak yang susah fokus terhadap beberapa hal menjadi terlalu santai dan mengabaikan beberapa tugas yang seharusnya ia kerjakan. Maka dari itu, Anda perlu mengenalkannya pada deadline.
Memperkenalkan anak pada deadline sedini mungkin, akan membuatnya paham bagaimana cara menghargai dan mengatur waktu supaya dapat mencapai target. Dengan begitu, ia menjadi punya motivasi untuk fokus dan konsentrasi pada sesuatu yang harus ia kerjakan.
8. Kenali Tipe Belajar Anak
Setiap anak memiliki tipe belajar yang berbeda-beda. Macam-macam tipe belajar ini, antara lain visual, auditori, dan kinestetik.
Anak dengan tipe belajar visual (penglihatan) dapat menerima informasi dengan baik ketika ia membaca atau melihatnya. Maka agar ia dapat berkonsentrasi dengan mudah, biarkan ia melihat dan membaca informasi yang diterima kemudian menuliskannya supaya tidak lupa.
Anak dengan tipe auditori (pendengaran) adalah mereka yang mampu menerima informasi dengan baik ketika mendengarnya. Biasanya, ia belajar dengan cara membaca keras-keras atau mendengarkan orang lain (gurunya) menjelaskan suatu materi.
Selanjutnya, anak dengan tipe belajar kinestetik (gerak), mereka dapat belajar dengan baik ketika menyentuh dan merasakan benda objek atau praktik. Ia akan lebih mudah fokus dengan cara itu daripada membaca dan menulis.
Dengan mengenali tipe belajar si kecil, Anda dapat membantu ia belajar dan melatih konsentrasi sesuai dengan tipe belajarnya.
9. Bagi Tugas Besar Menjadi Beberapa Tugas Kecil
Si kecil mungkin sering merasa kebingungan karena ia merasa kewalahan dalam melakukan beberapa tugas di sekolah maupun di rumah. Kebingungannya ini yang seringkali memicu pecahnya konsentrasi, sehingga membuatnya mudah tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu akibat pikirannya bercabang.
Anda dapat membantunya membagi tugas dalam beberapa kelompok, di mana tugas besar dikelompokkan menjadi bagian lebih kecil supaya dapat dilakukan secara berurutan. Ajarkan ia juga dalam membagi prioritas, sehingga anak menjadi paham di mana ia harus menaruh fokusnya pada hal paling utama.
Membagi-bagi tugas ini dapat membantu meringankan bebannya dalam berpikir, sehingga ia lebih mudah fokus saat melakukan sesuatu.
10. Jangan Terlalu Banyak Memberikan Perintah
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa terlalu sering memberikan perintah atau instruksi kepada anak dapat membuatnya terlatih dalam hal multitasking, mudah menurut, dan disiplin. Padahal, terlalu banyak memberikan perintah justru membuatnya mudah cemas dan pikirannya bercabang, sehingga hal inilah yang membuatnya susah berkonsentrasi.
Sebaiknya, pada anak usia dini atau mulai umur 2 tahun Anda dapat memberikannya satu instruksi sederhana dan biarkan ia menyelesaikannya.
Lalu seiring berjalannya usia si kecil, Anda dapat memberikan lebih dari instruksi untuk dilakukan secara bertahap. Tetapi jangan memberikan instruksi lain ketika ia sedang melakukan tugasnya, biarkan ia menyelesaikannya terlebih dahulu supaya tidak hilang fokus dan membuatnya stres.
Itulah cara efektif dalam meningkatkan konsentrasi anak. Anda dapat melatih konsentrasinya sejak dini secara bertahap, supaya kedepannya ia mudah fokus dalam melakukan kegiatan.