Cara menentukan porsi makan untuk anak adalah hal yang harus diketahui orangtua. Hal ini penting supaya tumbuh kembang anak semakin baik, tidak obesitas atau kegemukan, tidak kekurangan asupan nutrisi, maupun menjadi terlalu kurus.
Porsi makan anak memang menjadi kebingungan sendiri bagi orangtua, terkadang terlalu banyak atau mungkin terlalu sedikit. Hingga akhirnya, banyak porsinya hanya dikira-kira saja.
Padahal, menentukan porsi makan anak harus disesuaikan dengan usianya. Sebab, kebutuhan asupan gizi dan nutrisi anak berbeda-beda seiring bertambahnya usia. Berikut ini adalah cara menentukan porsi makan anak yang direkomendasikan:
1. Porsi Makan Anak Usia 1 Tahun
Usia 12 bulan atau 1 tahun merupakan fase anak balita mengenal berbagai macam makanan, terutama makanan yang biasa dikonsumsi di rumah.
Oleh karena itu, Anda dapat memberikan si kecil hidangan yang sama dengan orang dewasa di rumah, tetapi disesuaikan tekstur dan porsinya. Ketika usia anak 1 tahun, frekuensi makannya adalah 3-4 kali sehari.
ASI masih boleh diberikan sesuai kehendak anak, namun untuk susu formula dalam sehari diberikan sebanyak 400-500 ml. Jika ia masih lapar, berikan cemilan yang bergizi seperti buah-buahan, sayur, biskuit bayi, atau roti yang tidak mengandung gula. Hindari memberikannya makanan instan karena dapat membuatnya malas dengan menu rumahan.
Porsi makan balita usia 12 bulan atau 1 tahun rata-rata adalah ¾ mangkuk dalam sehari (75-100 gram), atau sekitar 4 sendok makan dalam satu kali makan.
Selain itu, kurangi pemberian garam dan penyedap rasa buatan, gunakan paduan bawang merah dan bawang putih beserta rempah sebagai penyedap dan aroma.
Saran konsumsi buah untuk balita 1 tahun dalam sehari adalah 175 gram, konsumsi sayuran 172 gram, protein nabati atau hewani sebesar 42 gram. Lalu untuk kebutuhan kalori harian si kecil pada usia balita ini adalah sekitar 900 kkal.
Kecukupan asupan nutrisi dan gizi tersebut harus dipenuhi, supaya anak tidak kekurangan gizi. Sebab, pada usia tersebut tumbuh kembang anak sangat pesat dan membutuhkan banyak nutrisi untuk menghindarkannya dari resiko pertumbuhan yang terhambat.
2. Porsi Makan Anak Usia 2-3 Tahun
Ketika anak sudah menginjak usia 2-3 tahun, ia sangat suka mencoba banyak makanan baru. Oleh karena itu, Anda dapat bereksperimen dengan variasi menu baru supaya si buah hati tidak bosan atau tidak susah makan. Anda dapat memperoleh nutrisi lemak sehat melalui berbagai produk olahan susu yang juga mencukupi tambahan nutrisi protein hewani. Contohnya adalah susu, yoghurt, mentega, keju.
Jadi, seperti itu cara menentukan porsi makan anak sesuai dengan usianya. Berdasarkan penjelasan di atas, diperlukan juga variasi menu makanan untuk anak supaya tidak cepat jenuh dan malas makan sekaligus menambah nutrisinya.
Frekuensi makan untuk balita usia 2-3 tahun adalah sebanyak 3 kali, yaitu pagi, siang, dan malam hari. Anda dapat memberikan balita cemilan sebagai selingan maksimal sebanyak dua kali sehari. Keteraturan waktu makan untuknya baik untuk dijadikan kebiasaan hingga ia dewasa nanti.
Kebutuhan karbohidrat harian balita usia 2-3 tahun adalah sekitar 100-120 gram sekali makan, atau 4-6 sendok makan nasi.
Kebutuhan sayur harian balita usia 2-3 tahun sebesar 230 gram, buah-buahan sekitar 175 gram, protein hewani atau nabati 56 gram, produk susu atau olahannya 400-500 ml. Kebutuhan kalori anak usia ini adalah sekitar 1125 kkal.
3. Porsi Makan Anak Usia 4-8 Tahun
Seiring dengan bertambahnya usia anak, mereka membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi supaya tidak terjadi kekurangan karena seiring bertambahnya usia, kebutuhan pun meningkat dan buah hati Anda juga semakin aktif. Oleh karena itu, mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk beraktivitas.
Frekuensi makan anak usia 4-8 tahun tetap sama, yaitu 3 kali setiap harinya. Kebutuhan karbohidrat anak usia 4-8 tahun sekitar 7-8 sendok makan satu porsinya dengan kebutuhan kalori hariannya sekitar 1200-1400 kkal.
Kebutuhan harian untuk sayuran pada anak 4-8 tahun adalah sekitar 5-6 sendok makan atau 230 gram, buah-buahan sekitar 250 gram per hari, protein nabati atau hewani 84-112 gram, serta produk yang mengandung susu sekitar 400-500 ml.
Pemenuhan kebutuhan kalsium seperti susu juga penting bagi anak pada usia aktif ini, supaya dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan tulangnya.
Snack selain buah dan sayur dapat diberikan kepada anak usia 4-8 tahun maksimal sebanyak dua kali sehari dengan takaran tertentu. Misalnya coklat 2-4 potong, biskuit 4-6 keping, kue 1 potong saja.
Memberikan snack hendaknya jangan yang terlalu berlemak seperti junk food dan makanan atau minuman tinggi gula karena dapat menjadikannya kebiasaan. Tetapi jika ingin memberikan makanan atau minuman seperti itu sebenarnya tidak masalah, asalkan sekali atau dua kali saja dalam 1 bulan untuk menghindarkan dari risiko obesitas dan diabetes melitus.
4. Porsi Makan Anak Usia 9-12 Tahun
Seiring dengan berjalannya usia, anak juga membutuhkan energi tidak hanya untuk aktivitas fisik, tetapi juga aktivitas berpikir. Asupan nutrisinya juga perlu dipenuhi untuk menunjang tumbuh kembangnya, apalagi usia 9-12 tahun merupakan masa di mana anak sedang aktif-aktifnya untuk beraktivitas fisik maupun otak.
Namun, pada usia tersebut anak juga lebih banyak beraktivitas di luar ruangan bersama teman sebayanya, sehingga berpengaruh pada jenis makanan yang ia makan. Biasanya, mereka lebih banyak membeli cemilan di luar rumah atau sekitar sekolah.
Oleh karena itu, kebutuhan nutrisinya juga harus dipenuhi supaya tetap sehat dan terhindar dari obesitas maupun kekurangan nutrisi. Kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh anak 9-12 tahun adalah 1600-1800 kkal per-harinya.
Kebutuhan nutrisi harian pada anak usia 9-12 tahun, meliputi sayur sekitar 460-575 gram atau 5-6 sendok makan, buah-buahan sekitar 262 gram, protein nabati atau hewani sekitar 140 gram, susu atau produk olahannya sekitar 700 ml.
Variasi Sumber Makanan untuk Anak
Membuat variasi menu konsumsi untuk anak maupun balita juga diperlukan, sebab ia bisa saja bosan dengan hidangan yang selalu sama. Anda dapat menggunakan bahan makanan yang sama, tetapi dengan jenis masakan yang berbeda setiap harinya, sehingga tidak membuat anak menjadi mudah bosan.
Semakin banyak variasi makanan, nutrisinya pun semakin banyak dan lengkap. Namun, perlu diketahui bahwa jangan terlalu cepat mengganti menu karena dapat membuat anak menjadi sukar memilih makanan apa yang paling disukainya.
Selain itu, memasak semua bahan makanan harus matang, terutama sayuran, daging, maupun jenis bahan makanan lainnya (kecuali buah) harus dilakukan. Sebab, jika mentah dikhawatirkan masih mengandung bakteri, pestisida, virus, ataupun cacing yang menyebabkan penyakit pada anak.
Berikut ini adalah sumber variasi makanan untuk anak yang dapat Anda terapkan sebagai menu makan sehari-hari:
Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi sangat diperlukan bagi tubuh. Karbohidrat tidak melulu nasi atau gandum saja, Anda dapat menggantinya dengan kentang, roti, mie, pasta, ubi-ubian, atau jagung.
Protein Nabati dan Hewani
Protein nabati yang dapat dijadikan variasi menu makanan anak, antara lain tempe, tahu, kacang-kacangan.
Sedangkan untuk protein hewani, yaitu unggas (ayam atau bebek), daging sapi, kambing, ikan laut dan ikan tawar.
Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral didapat dengan memenuhi kebutuhan sayuran dan buah-buahan, contohnya sayur-sayuran hijau, dan berbagai jenis buah.
Lemak
Lemak dapat diperoleh dari jeroan, daging, ikan, minyak, susu dan lainnya.