Pernahkah si kecil menangis dan merengek kepada Anda meskipun hanya Anda tinggal ke kamar mandi sebentar? Atau pernahkah si kecil menempel terus kepada Anda dan tidak suka jika Anda pergi? Kondisi seperti ini disebut dengan clingy atau ketergantungan secara berlebihan.
Sifat clingy ini umum ditemukan pada anak usia 10-18 bulan dan sebenarnya merupakan fenomena yang wajar karena anak usia tersebut masih bergantung pada orang tua. Namun apabila ketergantungan ini terasa berlebihan, maka Anda dan pasangan harus melakukan sesuatu. Berikut ini tips cara mengatasi anak yang terlalu clingy.
Cara Mengatasi Anak yang Terlalu Clingy
1. Memberinya tempat tidur sendiri
Salah satu cara agar anak tidak terlalu clingy sejak kecil adalah dengan memberinya tempat tidur sendiri. Tempat tidur ini tidak harus ruang kamar sendiri, tetapi juga bisa box. Sesuaikan dengan usia si kecil. Untuk berjaga-jaga, Anda bisa meletakkan box tersebut di kamar Anda.
Dengan terbiasa tidak melihat orang tua begitu terbangun dan terbiasa tidur sendiri, maka kemandirian anak bisa terbangun sejak dini.
2. Memberi kesempatan si kecil berinteraksi dengan orang lain
Cara yang kedua adalah dengan membiarkan si kecil berinteraksi dengan orang lain yang tentunya Anda percayai. Misalnya, ibu atau saudara Anda. Berikan pengertian secara perlahan kepada si kecil bahwa Anda akan berhenti sebentar dan peran Anda sementara akan digantikan oleh orang lain.
Selain penting untuk mencegah ketergantungan berlebihan antara Ibu dan anak, hal ini juga penting untuk melatih kemampuan sosial si kecil. Sebab walau bagaimanapun, nantinya dia akan berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya.
3. Membiarkan anak bermain sendiri
Cara lainnya adalah dengan membiarkan anak bermain sendiri. Awalnya, Anda bisa menemani dia selama 15-20 menit sebelum kemudian Anda membiarkannya bermain sendiri. Namun perlu diingat bahwa meskipun Anda menarik diri, pastikan Anda tetap mengawasinya dari kejauhan.
Setelah bermain, usahakan Anda juga mengajak si kecil untuk membereskan mainannya secara mandiri. Tidak hanya akan membangun kemandirian, membiasakan si kecil untuk membereskan mainan sejak dini juga bermanfaat untuk melatih sisi tanggung jawabnya.
4. Berpamitan sebelum bepergian
Tidak jarang anak akan menangis ketika akan ditinggal ibu atau ayahnya bekerja, sehingga orang tua anak tersebut memilih untuk tidak berpamitan. Namun tahukah Anda kalau sifat seperti ini justru berpotensi untuk membuat si kecil semakin clingy?
Sebagai gantinya, biasakan diri Anda untuk berpamitan kepada si kecil sebelum bepergian. Awalnya pasti si kecil akan menangis mencegah Anda pergi. Akan tetapi lama kelamaan dia akan terbiasa karena tahu bahwasanya orang tuanya pasti akan kembali.
5. Selalu menepati janji
Salah satu penyebab anak menjadi clingy adalah memori yang menyakitkan akibat ditinggalkan oleh orang sekitarnya atau dia tidak mempercayai janji orang sekitarnya. Oleh sebab itu, pastikan Anda menepati janji Anda kepada si kecil. Dengan demikian, dia akan merasa aman karena orang tuanya pasti menepati janji.
Misalnya, Anda janji akan sampai rumah pukul 17.00. Maka usahakan pada jam tersebut Anda sudah sampai rumah. Dengan demikian, si kecil yakin kalau orang tuanya akan kembali dan menepati janji.
6. Memiliki quality time yang cukup dengan anak
Hal lain yang bisa menyebabkan anak menjadi clingy berlebihan adalah karena dia merasa tidak diperhatikan, sehingga haus perhatian. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda menyediakan waktu yang cukup bersama mereka. Supaya lebih mudah, Anda bisa membuat jadwal teratur mengenai kapan harus berinteraksi dengan anak dan kapan harus menggunakan waktu untuk bekerja dan diri sendiri.
Quality time yang cukup dengan si kecil akan membuat mereka merasa diperhatikan meskipun terkadang Anda harus pamitan selama beberapa waktu untuk melakukan hal lain.
7. Memberikan dukungan emosional yang cukup
Anda sering berpindah tempat tinggal? Maka bisa jadi penyebab si kecil menjadi clingy adalah karena dia takut atau malu berinteraksi dengan orang baru. Maka dari itu, jika Anda sering berpindah-pindah, pastikan Anda mengajak si kecil berinteraksi dengan tetangga baru dan menemani mereka bermain. Lambat laun niscaya mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan tidak clingy lagi.
Dampak Negatif dari Ketergantungan yang Berlebihan
1. Anak menjadi susah disapih
Anda memberikan susu ASI eksklusif? Maka salah satu tantangan yang harus Anda hadapi nantinya ketika tidak membiasakan anak untuk mandiri adalah anak akan susah disapih. Padahal, melepaskan anak dari minum ASI ibu juga penting untuk membangun kemandirian anak tersebut nantinya.
2. Menjadi pribadi yang kurang mandiri
Ketika anak terlalu dimanja, maka ketika dewasa nanti dia akan kesulitan untuk hidup mandiri. Misalnya dengan tidak dibiasakan merapikan mainan sendiri sedari dini, maka ketika dewasa dia bisa saja bergantung kepada orang lain untuk sekedar membersihkan kamar atau melakukan hal-hal kecil lainnya.
3. Menjadi pribadi yang kurang bertanggung jawab
Ketika seorang anak terlalu clingy atau dimanja, maka apapun masalah yang akan dihadapinya akan diselesaikan oleh orang tuanya. Akibatnya, ketika dewasa dia menjadi individu yang kurang memiliki tanggung jawab baik untuk hidupnya sendiri maupun untuk kehidupan orang lain yang nantinya akan menjadi kekasihnya.
Rasa tanggung jawab ini tidak hanya dalam kehidupan pribadinya, tetapi juga dalam caranya mengatur keuangan. Ketika anak dibiarkan terlalu manja dan apa-apa dituruti, maka bukan tidak mungkin ketika dewasa dia tumbuh menjadi individu yang suka berfoya-foya dengan tanpa memikirkan konsekuensi pilihannya tersebut.
4. Menjadi individu yang kurang tegas dalam mengambil keputusan
Anak yang manja atau clingy juga berpotensi menjadi individu yang susah mengambil keputusan. Sebab dalam tahap awal kehidupannya, semua keputusan ditentukan oleh orang tua. Padahal ketika dewasa nanti, akan banyak keputusan penting yang seharusnya bisa diambil oleh anak itu sendiri.
Tidak hanya berdampak negatif pada anak, terlalu memanjakan si kecil juga berdampak negatif pada diri orang tua sendiri. Misalnya, tidak memiliki waktu untuk “me time”, tidak memiliki waktu untuk bekerja atau melakukan kegiatan sehari-hari pada umumnya dan bisa jadi ketika Anda ditinggal oleh anak, Anda justru akan khawatir berlebihan atau stres berlebihan.
Anak memang anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Namun dia juga merupakan individu lain yang suatu saat nanti harus hidup mandiri dan mengelola hidupnya sendiri. Ajarkan kepada si kecil untuk tidak manja sedari dini dengan halus, supaya ketika dewasa nanti dia siap menghadapi masalah apapun dengan mandiri dan bertanggung jawab.