Perlakuan diam atau silent treatment adalah sikap yang dilakukan oleh seseorang untuk menghindari komunikasi dengan lawan bicaranya. Perlakuan diam ini seringkali dilakukan terutama dalam hubungan antar pasangan, terutama ketika sedang berselisih, marah, kecewa, dan sejenisnya.
Dampak silent treatment dalam sebuah hubungan tentu saja tidak baik karena memicu kesalahpahaman berkepanjangan. Memahami apa itu silent treatment, bagaimana dampak, contohnya, serta cara menghadapinya sangat penting supaya dapat tercipta hubungan yang sehat berikut.
Mengenal Silent Treatment
Apa itu silent treatment? Arti silent treatment adalah sebuah perlakuan diam yang dilakukan oleh seseorang kepada lawan bicaranya guna menghindari komunikasi. Situasi seperti ini seringkali terjadi dalam sebuah hubungan, terutama percintaan.
Hal ini biasa terjadi ketika seseorang sengaja mendiamkan pasangannya dan menghindari pembicaraan selama waktu tertentu usai bertengkar atau berselisih paham. Seseorang yang sengaja membuat perlakuan diam kebanyakan susah mengkomunikasikan perasaan sakit, marah, maupun kecewanya sehingga memilih diam yang menurutnya itu merupakan jalan terbaik.
Tindakan seperti ini kesannya mungkin supaya dapat meredam konflik yang baru terjadi. Padahal sebenarnya justru merugikan hubungan karena tak dapat menyelesaikan masalah apapun. Bahkan dapat mengurangi keharmonisan dengan pasangan karena perlakuan diam dapat menyakiti perasaan orang lain.
Dampak Silent Treatment
Arti silent treatment adalah perlakuan diam secara sengaja untuk menghindari komunikasi, di mana perilaku seperti ini tidak baik karena dapat merusak hubungan. Lihat apa saja dampak silent treatment di bawah ini.
1. Merusak kepercayaan hubungan
Sengaja mendiamkan orang lain usai terlibat perselisihan merupakan sikap tidak sehat dalam hubungan, sehingga dapat memicu toxic relationship. Salah satunya, kepercayaan hubungan bisa rusak dalam sekejap.
Korban silent treatment pasti merasa sakit hati karena bukannya memperoleh kejelasan, justru penolakan berulang kali tanpa sebab yang jelas. Bahkan merasa tak dianggap dan dihargai. Apabila terus menerus melakukan perlakuan diam, kepercayaan hubungan pun rusak.
Apabila kepercayaan hubungan sudah terlanjur rusak, dapat memicu perpisahan. Sebab semua permasalahan yang terjadi hanya diselesaikan dengan cara diam, tak ada solusi apalagi komunikasi.
2. Memicu kesalahpahaman pasangan
Dampak silent treatment lainnya, yakni dapat memicu kesalahpahaman berkepanjangan dengan pasangan. Seseorang yang sengaja mendiamkan pasangannya tanpa sebab pasti, sikapnya sangat membingungkan.
Akibatnya, pasangan menjadi berasumsi macam-macam karena pelaku silent treatment biasanya sangat susah diajak berkomunikasi setelah bertengkar. Jika terus dibiarkan, kesalahpahaman tak kunjung selesai.
Kesalahpahaman terus-terusan dapat berujung perpisahan, sebab hubungan tidak lagi harmonis. Hal seperti ini nantinya pun bisa menimbulkan perasaan trauma menjalin hubungan.
3. Permasalahan tak kunjung selesai
Adapun dampak lainnya, yaitu membuat segala permasalahan tak kunjung usai. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sengaja memberi perlakuan diam kepada pasangan justru merusak hubungan itu sendiri karena memunculkan banyak kesalahpahaman.
Sebagian orang mungkin menganggap bahwa bersikap diam dapat menyelesaikan masalah karena menghindari konflik berkepanjangan. Padahal justru sikap diam tersebut membuat masalah menjadi lebih panjang karena tak dikomunikasikan dengan baik.
Pelaku sikap diam biasanya enggan mengkomunikasikan masalahnya kepada pasangan. Sehingga membuat pasangan merasa tak dihargai, hingga akhirnya memicu konflik lain akibat merasa sakit hati.
Contoh Silent Treatment
Silent treatment tak hanya sengaja diam dan menghindari komunikasi. Kebanyakan pelakunya merasa seolah-olah tak ada masalah, padahal sikapnya justru merugikan orang lain dan membuat korban merasa tak dianggap.
Dilansir dari berbagai sumber, ini beberapa contoh silent treatment. Apakah Anda pernah atau malah sedang mengalaminya saat ini?
- Menghindari komunikasi, seperti tidak membalas pesan dan telepon, apalagi menyapa.
- Sengaja mendiamkan dan tak ingin diajak bekerjasama dalam waktu cukup lama. Sehingga ketika Anda mencoba membuka pembicaraan, malah tak ada respon/tanggapan darinya.
- Pasangan sengaja tak membicarakan apa yang dirasakannya, terutama setelah bertengkar ataupun berselisih paham.
- Pasangan Anda berbicara dengan orang lain seperti biasa, seolah tak terjadi sesuatu. Sedangkan ia terang-terangan bersikap dingin pada Anda.
- Anda merasa was-was saat berbicara dengannya, sebab takut salah bicara lalu malah menambah masalah serta menyinggung perasaannya.
- Anda merasa seolah dihukum dan dituntut untuk memikirkan mengapa pasangan bersikap diam seperti itu.
Cara Menghadapi Perilaku Silent Treatment
Pelaku silent treatment cukup sulit dihadapi karena susahnya diajak bicara. Anda pun sudah mengetahui bagaimana dampaknya bagi sebuah hubungan, tentu tidak baik jika terus dibiarkan.
Menghadapi pelaku sikap diam memang membutuhkan kesabaran lebih. Maka dari itu, ketahuilah bagaimana cara menghadapi perilaku silent treatment dengan baik dan bijaksana supaya tak semakin berkepanjangan.
1. Usahakan bersikap tenang
Cara menghadapi perilaku silent treatment adalah harus berusaha tetap tenang supaya pikiran lebih jernih. Hindari memprovokasi apalagi memberikan tanggapan tidak perlu, sebab hal ini justru semakin memperburuk situasi.
Bersikap tenang bukan berarti membalasnya dengan turut bersikap diam. Tetapi mengistirahatkan pikiran sejenak supaya lebih mudah memikirkan solusi. Bagaimanapun juga, pelaku sikap diam sebenarnya menginginkan pasangannya lebih peka terhadap kondisinya.
Hindari terpancing emosi saat pasangan sengaja tak menanggapi. Mungkin sikapnya memang menjengkelkan, namun cobalah sedikit bersabar.
2. Hindari menyalahkan diri sendiri
Sebenarnya, perlakuan diam oleh pasangan bukan sepenuhnya salah Anda, namun bisa jadi penyebabnya berasal dari dirinya sendiri. Hal seperti ini biasanya terjadi akibat adanya sesuatu yang tak sesuai harapan, pikiran sedang sensitif, ataupun bingung bagaimana cara menghadapi sesuatu.
Tak perlu sampai menyalahkan diri sendiri karena belum tentu Anda penyebab semuanya terjadi. Berhentilah pula berasumsi daripada menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri maupun pasangan. Sebagai pasangannya, menurunkan ego kemudian membangun komunikasi sangatlah penting demi mengetahui akar permasalahannya.
3. Lakukan pendekatan, komunikasikan permasalahan dengan baik
Rasanya tak nyaman saat pasangan sengaja mengacuhkan. Ketika pasangan melakukan hal demikian, sebaiknya perjelas situasinya dengan menanyakan apa kemauannya daripada terus berasumsi yang tidak perlu. Caranya dengan pendekatan serta komunikasi.
Melakukan pendekatan kemudian mengkomunikasikan permasalahan memang bukan hal mudah ketika ia sengaja menunjukkan perlakuan diam. Jadi, cobalah menurunkan ego. Dekati ia dengan lembut dan penuh perhatian hingga mau mengutarakan perasaannya.
Bagaimanapun juga, situasi seperti ini perlu diperjelas agar tidak terbangun tembok tinggi yang membuat hubungan menjadi kurang harmonis. Apabila ia sudah mau bicara, jadilah pendengar yang baik dari setiap ceritanya. Setelah itu, ajaklah menemukan solusi bersama guna menyelesaikan perselisihan.
Saat berbicara dengannya, sebaiknya hindari kata-kata yang menyinggung serta menyudutkannya. Tak perlu pula sampai mengungkit kekurangannya.
4. Beri ruang untuk diri sendiri dan pasangan
Sebagian besar pelaku silent treatment memilih diam karena bingung bagaimana cara mengkomunikasikan isi hatinya. Bagi mereka, bersikap diam mungkin dapat menyelesaikan masalah sekaligus meredam konflik. Padahal yang terjadi justru sebaliknya.
Cara menghadapi silent treatment lainnya, yakni mencoba memberi ruang baik kepada diri sendiri maupun pasangan. Setelah bertengkar, pikiran pasti masih kacau sehingga susah untuk berpikir jernih. Jika dipaksakan malah semakin runyam.
Alih-alih langsung memutuskan sesuatu secara sepihak, memberi ruang masing-masing jauh lebih penting. Alihkan pikiran sejenak, kemudian atur waktu untuk saling berbicara kembali jika pikiran masing-masing sudah dingin.
5. Kubur rasa dendam
Rasa marah, kecewa, kesal, maupun sedih pasti ada ketika pasangan menunjukkan sikap dingin secara terang-terangan. Terkadang, sikap diamnya itu memang memunculkan perasaan ingin membalaskan dendam, entah dengan ikut melakukan silent treatment ataupun hal lainnya demi memberinya efek jera.
Tak perlu sampai seperti itu hanya karena kesal padanya, dendam justru tak menyelesaikan apapun. Kuburlah rasa dendam itu dalam-dalam. Tenangkan diri sendiri sejenak untuk memikirkan apa yang perlu diperbaiki dan diselesaikan, tentunya harus memakai pikiran jernih supaya tak gegabah.
6. Mengalah dan meminta maaf
Meminta maaf dan mengalah bukan berarti kalah, tetapi ini menunjukkan bahwa hati Anda begitu besar karena sudah mampu menurunkan ego. Meskipun tidak salah, mungkin pelaku silent treatment memang menginginkan pasangannya agar meminta maaf duluan sebab secara tak sengaja pernah menyakiti perasaannya.
Apabila sudah mulai membuka pembicaraan dengan kata maaf, biasanya ia akan berusaha pula menurunkan ego lalu bersedia berkomunikasi. Dengan begitu, lebih mudah memahami isi pikirannya.
7. Akui perasaan pasangan Anda
Cara menghadapi perilaku silent treatment adalah mengakui perasaan si pelaku. Mintalah ia untuk mengutarakan isi hatinya supaya semakin jelas. Cukup dengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menginterupsi apalagi langsung memberikan solusi saat itu juga sebab ia hanya ingin divalidasi perasaannya.
Setelah ia menceritakan isi hatinya, berikan respon yang penuh perhatian. Sehingga nantinya ia pun tahu bahwa Anda benar-benar menyayangi sekaligus memahami dirinya.
Perilaku silent treatment memang membuat perasaan campur aduk. Daripada berasumsi sendiri, lebih baik mengkomunikasikannya bersama agar hubungan terjaga keharmonisannya.
Sebenarnya sikap diam seribu bahasa ini dapat diminimalisir. Hal-hal yang dapat dilakukan, antara lain meningkatkan komunikasi serta berusaha saling terbuka dengan pasangan. Apabila ada sesuatu mengganjal, lebih baik dikomunikasikan daripada menjadi perkara berkepanjangan.
Tahun terbit nya tolong d cantumkan