Dalam masa perkembangannya, idealnya anak berusia 12–18 bulan sudah bisa berbicara dengan kosa kata sebanyak 20 kata atau lebih. Kosa kata tersebut akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, pada beberapa kasus, anak mengalami kendala dalam berbicara di usia idealnya dan buruknya hingga menginjak usia di atas 3 tahun.
Kendala dalam berbicara ini dikenal dengan istilah speech delay (keterlambatan bicara). Anak yang belum bisa berkomunikasi dengan lancar di masa perkembangannya akan sangat memengaruhi pola pikir dan kesehatan fisik mereka.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda perlu mengenali penyebab speech delay beserta cara mengatasinya. Mari simak artikel di bawah ini untuk informasi lebih lengkapnya!
Gejala Speech Delay pada Anak
Agar Anda bisa mencegah dan mengatasi speech delay pada anak dengan tanggap, berikut ada beberapa gejala yang bisa dijadikan indikasi, antara lain:
1. Sulit Meniru Suara di Sekitarnya
Idealnya, anak berusia 12–18 bulan sudah memasuki fase babbling atau tahap meniru suara yang ada di sekitarnya. Pada tahap ini, mereka sudah bisa menirukan suara dengan kosa kata sederhana, seperti “ma ma”, “pa pa”, “ba ba”, “da da”, dan sebagainya.
Akan tetapi, jika dilihat bahwa anak Anda belum bisa meniru suara sederhana tersebut, Anda perlu mewaspadainya.
2. Kurang Responsif saat Diajak Bicara
Anak yang sudah memasuki usia berbicara, mereka sudah bisa paham instruksi ringan atau menjawab pertanyaan dengan “ya” dan “tidak”. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi mereka yang mengalami speech delay.
Mereka cenderung tidak paham terhadap perintah sederhana atau arahan yang diberikan oleh orang lain. Misalnya, “Tolong ambilkan mainan mobil di sana.” Anak tidak paham terkait kata “mobil” dan bahkan pada beberapa kasus tidak paham keseluruhan makna perintah yang diberikan. (Sumber: Halodoc).
3. Kesulitan Merangkai Kata yang Ingin Diucapkan
Dalam kondisi normal, anak berusia 2–3 tahun sudah bisa merespons perintah atau percakapan dengan rangkaian kata sebanyak 3 atau lebih kata. Namun, hal ini menjadi sulit bagi mereka yang mengalami keterlambatan berbicara.
Anak mengalami kesulitan untuk menjawab dan merangkai kata yang ingin diucapkan guna menanggapi orang lain. Pada akhirnya, mereka memilih menggunakan bahasa tubuh sebagai bentuk jawaban, seperti anggukan kepala, gelengan, atau bentuk ekspresi wajah.
Penyebab Speech Delay pada Anak
Keterlambatan bicara tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Ada beberapa penyebab yang melatarbelakanginya seperti yang dikutip dari beberapa sumber berita kesehatan di bawah ini:
1. Gangguan Pendengaran
Sederhananya, seseorang bisa berbicara ketika mereka menirukan suara yang diproduksi oleh lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, jika anak mengalami gangguan pendengaran, kemungkinan besar mereka akan sulit berbicara atau mengalami speech delay.
Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena perlu bantuan profesional untuk menanganinya. Gangguan pendengaran ini bisa terjadi karena bawaan dari lahir atau akibat kondisi lingkungan sekitar. Jadi, apabila anak mengalami gangguan pendengaran ini, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan pengobatan secepatnya.
2. Gangguan pada Saraf dan Otak
Pusat dari segala aktivitas manusia berasal dari saraf dan otak. Tanpa keduanya, organ-organ tubuh akan bekerja kurang maksimal. Dilansir dari situs Eka Hospital, gangguan saraf seperti autisme hingga disabilitas intelektual berpengaruh besar terhadap terjadinya speech delay.
3. Gangguan Mulut
Terakhir, kesulitan untuk memproduksi suara atau berbicara juga bisa disebabkan karena adanya gangguan di bagian mulut. Mulut berperan besar dalam pembentukan artikulasi suara sehingga gangguan sekecil apa pun akan sangat berpengaruh.
Terapi untuk Mengatasi Speech Delay pada Anak
Apabila anak Anda mengalami speech delay, berikut ada beberapa cara untuk mengatasinya:
1. Membacakan Buku Rutin
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa membacakan buku untuk anak sebelum tidur atau saat bermain sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka khususnya dalam hal berbicara. Dengan membacakan buku, daya kembang otak dan imajinasi anak bisa tumbuh dengan baik.
Mereka juga dapat belajar banyak kosa kata baru dari buku yang dibacakan. Selain itu, komunikasi dan diskusi ringan pun akan terbentuk akibat rasa penasaran mereka terhadap cerita yang dibacakan. Dengan begitu, anak pun akan terbiasa mendengar dan mengomunikasikan pikiran mereka dengan baik.
2. Ajak Diskusi Ringan
Salah satu ciri anak mengalami speech delay adalah kecenderungannya untuk lebih banyak diam dan menggunakan bahasa tubuh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Anda bisa mengajak si kecil komunikasi dan diskusi ringan.
Anda bisa memulainya dengan menanyakan makanan apa yang ingin dimakan, mainan kesukaannya, dan lain sebagainya sesuai kondisi anak. Dengan mengajukan pertanyaan tersebut, anak akan berusaha mencari padanan kata yang tepat dan merangkainya hingga dimengerti oleh Anda.
3. Batasi Penggunaan Gadget
Pada era serba modern sekarang ini, tidak heran lagi anak berusia 12–18 bulan atau lebih sudah banyak mengenal gadget dan bahkan mengoperasikannya. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena mereka pun perlu mengenal teknologi. Akan tetapi, ada baiknya penggunaannya pun dibatasi karena akan berpengaruh pada kemampuan bicara anak.
Dengan adanya gadget, anak akan cenderung lebih banyak diam dan mendengarkan dibandingkan berbicara 2 arah. Akibatnya, mereka akan kesulitan merangkai kata dan memproduksi suara saat berbicara.
Anda tetap bisa mengenalkan gadget kepada anak dengan dibatasi waktu pemakaiannya selama maksimal 1 jam. Apabila sudah lebih dari 1 jam, anak harus kembali fokus istirahat atau bermain yang lain.
Dari pembahasan di atas, kini Anda sudah mengetahui penyebab speech delay pada anak serta cara mengatasinya. Penting untuk mengetahui gejala yang muncul guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.