Siapa bilang sepasang suami-istri tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh atau lebih dikenal dengan long distance marriage (LDM)? Beberapa pasangan suami-istri menjalani konsep pernikahan seperti ini karena disebabkan oleh beberapa faktor.
Menjalani hubungan jarak jauh tidaklah mudah. Tentu ada tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi ke depannya. Permasalahan tersebut bisa berasal dari individu masing-masing atau dari lingkungan sekitar.
Nah, apabila Anda berencana atau sedang menjalani long distance marriage, pahami terlebih dahulu risiko serta cara mengatasi masalah ke depannya. Bagaimana caranya? Mari simak artikel berikut ini untuk penjelasan lebih lanjut!
Apa itu Long Distance Marriage?
Sesuai dengan namanya, long distance marriage adalah konsep hubungan di mana pasangan suami-istri yang sudah menikah tinggal terpisah secara geografis. Dalam hal ini, pasangan tersebut tidak tinggal dalam satu rumah yang sama dan bahkan terhalang oleh batasan waktu.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Long distance marriage bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti pendidikan, pekerjaan, keluarga, atau bahkan keperluan pribadi. Umumnya, pasangan ini tinggal di tempat berbeda yang terhalang oleh jarak, seperti perbedaan kota, negara, atau bahkan benua.
Bagi pasangan yang sudah menjalani hubungan LDR (long distance relationship) sebelumnya mungkin sudah terbiasa dengan hal ini. Namun, perlu dipahami bahwa ternyata ketika menikah, hubungan jarak jauh memiliki risiko lebih besar dibandingkan pada saat pacaran.
Oleh karena itu, tidak sedikit juga suami-istri yang gagal menjalani LDM ini. Hal ini disebabkan karena sulitnya mengatur waktu, tantangan emosional dan perasaan, dan lain sebagainya.
Risiko Long Distance Marriage
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menjalani LDM tentu berisiko khususnya mengenai kesejahteraan pernikahan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin akan dihadapi oleh pasangan suami-istri:
1. Komunikasi Kurang Intens
Long distance marriage mengakibatkan suami-istri menjadi jarang berkomunikasi secara langsung. Padahal, ada beberapa hal yang tidak bisa dibicarakan melalui telepon atau pesan teks untuk menghindari kesalahpahaman.
Pada akhirnya, komunikasi yang terjalin melalui telepon atau pesan hanya berupa formalitas untuk saling mengabari. Walaupun teknologi sudah canggih di mana seseorang bisa melakukan panggilan video, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk tetap menimbulkan kesulitan komunikasi atau kesalahpahaman.
Terutama apabila pasangan Anda tinggal di negara lain yang tentunya terdapat perbedaan waktu yang cukup signifikan. Komunikasi akan semakin terhambat karena Anda harus mencari waktu yang tepat untuk bisa mengobrol dengan suami atau istri Anda.
Permasalahan sinyal atau jaringan pun kerap menjadi kendala terciptanya komunikasi intens. Hal ini tidak bisa dihindari karena tergantung dari lingkungan sekitar suami/istri yang sedang berjauhan.
2. Ikatan Emosional Tidak Terjalin Maksimal
Ketika Anda bertemu pasangan setiap harinya, tentu ada ikatan emosional yang terjalin. Anda pun akan lebih memahami bagaimana perasaan suami/istri pada hari itu, mengetahui permasalahan mereka, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, ikatan emosional akan sulit terwujud jika Anda menjalani LDM. Sulit untuk mengerti perasaan pasangan hanya dari pesan singkat atau suara di telepon. Panggilan video pun dirasa kurang efektif karena tidak bisa melihat atau merasakan langsung apa yang sedang dihadapi pasangan.
Selain itu, ikatan emosional juga akan kurang terjalin apabila sudah memiliki anak. Pada dasarnya, anak tetap memerlukan asupan kasih sayang dari kedua orang tuanya secara cukup dan terbuka. Namun, dengan LDM, akan sulit untuk mewujudkannya dan mungkin akan mengalami kendala ke depannya.
3. Kepuasan Seksual Tidak Tersalurkan
Risiko yang cukup krusial dari LDM adalah tidak tersalurkannya kepuasan seksual suami dan istri. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kepuasan seksual menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan pernikahan.
Dengan menjalani LDM, akan sulit bagi suami atau istri menyalurkan hasrat mereka. Mungkin pada awalnya hal ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kehidupan pernikahan.
Akan tetapi, bila dibiarkan terlalu lama, hal ini akan memengaruhi kesejahteraan dan kebahagiaan suami atau istri. Pada akhirnya, dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan guna memenuhi kepuasan tersebut, seperti perselingkuhan.
Cara Mengatasi Masalah dalam Long Distance Marriage
Setelah membaca beberapa risiko di atas, Anda tidak perlu terlalu khawatir apabila sedang menjalani LDM! Ada beberapa cara mengatasi masalah yang bisa dilakukan saat berhubungan jarak jauh, antara lain:
1. Jaga Komunikasi Virtual
Satu-satunya media komunikasi yang bisa diandalkan adalah komunikasi virtual. Sekarang ini, sudah banyak jenis komunikasi virtual yang dapat digunakan, seperti Google Meet, ZOOM, WhatsApp, LINE, Skype, dan masih banyak lagi.
Maksimalkanlah aplikasi virtual yang ada untuk menjaga hubungan dengan suami atau istri. Dengan begitu, mereka tetap mengetahui kabar dan kondisi terkini Anda.
2. Lakukan Aktivitas Online Bersama
Siapa bilang menjalani long distance marriage tidak bisa melakukan aktivitas bersama? Anda tetap dapat beraktivitas bersama melalui media yang sudah disediakan.
Misalnya, Anda dan pasangan gemar bermain game online bersama. Nah, manfaatkanlah media tersebut untuk membangun bond atau ikatan antara Anda berdua.
Selain itu, Anda juga dapat menonton film bersama menggunakan Google Meet, ZOOM, atau situs menonton bersama yang bisa diakses gratis di internet.
3. Atur Waktu untuk Bertemu Langsung
Walaupun terhambat waktu atau jarak, Anda tetap perlu mengatur waktu untuk bertemu tatap muka langsung. Anda bisa mengatur pertemuan jauh-jauh hari agar sama-sama mengosongkan jadwal di tanggal tersebut.
Namun, apabila Anda menjalani LDM berbeda negara yang mengakibatkan sulit bertemu, Anda dapat mengatur waktu untuk bertemu secara virtual. Dalam hal ini, Anda dan pasangan sama-sama tidak ada kegiatan di hari itu atau keesokan harinya agar komunikasi bisa lebih intens.
4. Berkenalan dengan Pertemanan Pasangan
Tidak ada salahnya untuk berkenalan dengan teman atau kerabat pasangan di tempat mereka belajar atau bekerja. Hal ini penting untuk mengetahui informasi atau kondisi terkini pasangan jika mereka sulit dihubungi.
Dengan begitu, Anda pun tidak perlu merasa khawatir dan tidak menimbulkan masalah ke depannya.
5. Percaya pada Pasangan
Terakhir, poin penting dari menjalani LDM adalah kepercayaan pada pasangan. Jika Anda terlalu banyak khawatir atau tidak yakin dengan kesetiaan pasangan di tempat mereka tinggal, kemungkinan besar LDM ini tidak akan berhasil.
Namun, apabila Anda tetap ingin menjalaninya, percayalah sepenuhnya kepada pasangan. Percaya bahwa mereka akan setia pada Anda hingga percaya dengan seluruh aktivitasnya.
Itulah beberapa risiko long distance marriage yang kemungkinan akan dihadapi oleh pasangan suami-istri. Akan tetapi, risiko tersebut bisa diatasi dengan beberapa cara yang dapat dilakukan seperti pada pembahasan di atas. Intinya, rasa percaya menjadi landasan dalam menjalani LDM ini agar berhasil.