Mencuri adalah hal yang tidak diperbolehkan baik secara hukum negara maupun agama. Mencuri tidak boleh dilakukan oleh siapapun, termasuk oleh anak kecil. Meskipun demikian, hukuman untuk anak kecil yang suka mencuri harus disesuaikan dengan kebutuhan psikologisnya. Sebab, bisa jadi anak tersebut belum memahami makna mencuri dan belum bisa membedakan antara hal baik dan hal buruk.
Selain memberikan hukuman kepada si kecil supaya dia jera dan tidak mencuri lagi, tugas orang tua juga memberikan pengertian mengenai hal yang tidak seharusnya dilakukan. Berikut ini beberapa cara menghukum anak yang suka mencuri dan penyebabnya.
Penyebab Anak Mencuri
Sebelum memberikan hukuman, sebaiknya Bunda mengidentifikasi alasan anak tersebut mencuri. Sebab, tidak semua tindakan pencurian yang dilakukan oleh anak, khususnya yang masih berusia dibawah 6 tahun berawal dari niat buruk. Berikut ini beberapa penyebab anak mencuri:
1. Belum mengerti baik dan buruk
Anak, khususnya yang masih berusia dibawah 6 tahun masih belum mengerti konsep baik dan buruk serta belum mengerti mana barang miliknya yang harus dijaganya dan mana barang milik temannya yang tidak boleh diambil. Maka dari itu, tidak heran jika anak pada usia ini sering mengambil barang milik temannya, menggunakannya dan tidak mengembalikannya.
Oleh karena itu, pada anak usia ini orang tua sebaiknya sudah memperkenalkan mana barang-barang milik anak tersebut dan mana barang-barang milik temannya. Jika si kecil menggunakan barang milik temannya, maka ajari juga cara mengembalikannya.
2. Ingin memiliki barang yang dimiliki temannya
Tentu bukan suatu hal yang aneh jika seorang anak ingin memiliki barang yang dimiliki oleh temannya. Khususnya jika barang itu tampak bagus dan canggih. Hal ini umum dialami oleh seorang anak dalam rentang usia berapapun.
Jika anak Bunda masih balita, maka Bunda bisa mengatasinya dengan cara memberitahunya kalau barang tersebut adalah milik temannya dan si kecil harus izin terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Namun ketika si kecil sudah masuk sekolah dan ingin memiliki barang yang sama dengan temannya, Bunda bisa memintanya untuk belajar menabung dan tidak terburu-buru membelinya sekiranya tidak dibutuhkan.
3. Tekanan teman-teman sebaya
Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh orang tua yang memiliki anak yang beranjak remaja adalah mengawasi lini pertemanannya Sebab, bukan tidak mungkin tekanan dari teman-teman akan membuat anak Bunda menjadi gemar mencuri di toko hanya karena merasa kalau kegiatan itu seru dan keren.
4. Mencari perhatian
Anak-anak yang melakukan pencurian biasanya tidak hanya sekedar karena ingin memiliki barang yang dicuri, khususnya jika anak-anak tersebut berasal dari keluarga yang berkecukupan. Hal lain yang bisa melatarbelakangi tindakan mereka adalah karena mereka ingin mencari perhatian orang tua.
Misalnya, orang tua mereka sibuk bekerja dan satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian dari orang tua mereka adalah dengan berbuat onar, salah satunya dengan mencuri. Dengan mencuri, mereka bisa saja ditangkap polisi atau ditegur pihak sekolah yang pada akhirnya akan membuat orang tua mereka dipanggil juga.
5. Pelampiasan stres
Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan anak mencuri dari toko ketika mereka remaja adalah untuk melampiaskan stres, entah itu akibat permasalahan di sekolah, di rumah maupun di lingkungan bermain. Tindakan pencurian yang tidak ketahuan dapat menyebabkan adrenalin dalam tubuh mereka naik dan memberikan kesenangan untuk sesaat.
Untuk mencegah hal ini, Bunda bisa mengajarkan cara mengatur stres kepada si kecil sejak dini. Misalnya, ketika dia stres diajak jalan-jalan, atau membeli makan yang notabene lebih baik daripada mencuri.
Cara Menghukum Anak yang Suka Mencuri yang Tepat
1. Mengajarkan perilaku baik dan buruk
Ketika ketahuan anak sudah mencuri mainan temannya, maka langkah pertama yang bisa Bunda lakukan adalah dengan menegurnya di tempat terpisah. Tujuannya adalah supaya anak tersebut tidak merasa dipermalukan di depan teman-temannya.
Dalam teguran tersebut, pastikan Bunda menjelaskan kepadanya bahwa mencuri atau mengambil mainan orang lain dengan tanpa izin adalah suatu hal yang buruk. Kalau anak ingin memakai permainan tersebut, caranya adalah dengan izin meminjamnya baik-baik atau dengan membeli sendiri di masa depan.
2. Mengajarkan empati kepada anak
Misalnya, anak mencuri uang dari dompet ayahnya sebesar Rp100.000 untuk dibelikan sesuatu. Maka, salah satu cara menghukum anak yang mencuri tersebut adalah melibatkan anak dalam mencari nafkah bersama ayahnya, supaya dia tahu bahwasanya mendapatkan uang Rp100.000 bukanlah hal yang mudah.
Cara ini pernah dilakukan oleh sepasang orang tua di Tiongkok beberapa waktu lalu. Anak laki-laki dari orang tua tersebut dihukum dengan disuruh mengumpulkan barang bekas dan menjualnya setiap hari untuk menggantikan uang sebesar 2.000 yuan atau Rp4.000.000 dari neneknya (South China Morning Post, 2022). Cara ini tidak hanya akan membuat si anak kapok untuk mencuri, tetapi juga memahami susahnya mencari uang.
3. Tidak membandingkan anak
Terkadang supaya anak tidak bersedih karena tidak memiliki mainan yang sama dengan anak lainnya, orang tua akan membandingkannya dengan anak lain yang juga tidak memiliki mainan yang sama.
Hindari melakukan hal ini, ya Bunda. Sebab hal ini akan membuat si anak merasa lebih buruk dibandingkan dengan anak lain. Sebaliknya, berilah pengertian kepada si kecil bahwa tidak semua orang harus memiliki barang yang sama, atau kalau si kecil benar-benar menginginkannya, maka Bunda bisa mengajarkan menabung kepadanya.
4. Mengembalikan barang yang dicuri dan meminta maaf
Setelah memberikan teguran kepada si kecil, maka langkah selanjutnya adalah mengembalikan barang yang dicuri dan meminta maaf. Jika barang yang dicuri merupakan barang yang dijual di toko, maka mintalah si kecil untuk meminta maaf kepada pemilik atau penjaga toko tersebut dan memberinya janji akan membayar sejumlah barang yang dicuri.
Tindakan ini tidak hanya akan membuat si kecil merasa semakin yakin kalau mencuri adalah tindakan yang salah, tetapi juga mengajarkan konsep maaf dan sikap bertanggung jawab kepadanya. Sikap bertanggung jawab atas perbuatan yang mereka lakukan ini penting nantinya ketika mereka tumbuh dewasa.
5. Terapkan hukuman yang lebih berat jika si kecil mencuri lagi
Jika mengembalikan dan membayar ganti rugi belum membuat si kecil kapok dari mencuri, maka Bunda bisa memberikan hukuman yang lebih berat lagi. Misalnya, dengan menjewernya begitu ketahuan mencuri atau dengan tidak memberinya uang saku selama beberapa hari dengan alasan untuk membayar ganti rugi dan hukuman lain yang sekiranya memberinya efek jera.