Kreativitas adalah salah satu bekal penting yang harus disiapkan oleh orang tua sejak dini. Pasalnya, kreativitas dapat membantu manusia dewasa untuk memecahkan serangkaian masalah yang mereka hadapi dengan baik. Lalu, bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak sejak dini? Berikut ini beberapa tipsnya:
1. Menyediakan Permainan Yang Mendorong Anak Untuk Berimajinasi
Ada banyak mainan yang tidak hanya menyenangkan bagi anak untuk dicoba, tetapi juga bisa digunakan sebagai alat untuk mendorong mereka berimajinasi. Contohnya, seperangkat alat masak-masakan, lego, bongkar pasang kayu, buku gambar dan lain sebagainya.
Permainan ini juga tidak perlu yang harganya mahal. Permainan murah pun kalau Anda bisa merangkainya dengan baik dapat Anda gunakan untuk mendorong imajinasi anak. Misalnya, poster hewan yang telah digunting ditempelkan dengan tusuk sate supaya bisa jadi wayang yang bisa dijadikan tokoh dalam cerita.
2. Mendorong Imajinasi Dengan Dongeng
Tips yang kedua adalah mendorong imajinasi dan kreativitas anak dengan membacakan dongeng atau kisah untuknya. Seiring dengan perkembangan teknologi, Anda kini tidak hanya bisa membacakan dongeng secara langsung, melainkan juga bisa menemani si kecil untuk mendengarkan podcast atau audiobook.
Salah satu keistimewaan dari media berbentuk audio seperti, cerita yang didongengkan, podcast, musik dan audiobook adalah media berbentuk ini bisa mendorong otak untuk membayangkan kejadian yang diceritakan. Hal ini membuat pikiran bisa berkelana dengan bebas.
3. Dorong Anak Untuk Mengamati, Mendeskripsikan dan Bertanya
Anda juga bisa membantu anak untuk berpikir kreatif dengan terlibat aktif dengan cara mendorong mereka untuk mengamati atau mendengarkan sesuatu, mendeskripsikannya kembali dan berani bertanya apabila ada yang kurang paham.
Misalnya, setelah selesai mendongeng atau mendengarkan podcast, Anda meminta si kecil untuk mendeskripsikan tokoh dalam cerita tersebut, dan menceritakan kisahnya kembali. Anda juga bisa bertanya apa hikmah dari dongeng yang baru saja di dengar.
4. Bebaskan Anak Bereksplorasi
Tips yang keempat adalah dengan membebaskan anak bereksplorasi sepuasnya. Dalam hal ini, orang tua ditantang untuk mengembangkan kreativitas anak dengan tanpa mengekang dan harus mengayomi. Banyak sekali orang tua yang melarang anaknya melakukan ini itu dengan hanya mengatakan bahaya dan tanpa menjelaskan cara untuk mengatasi bahaya tersebut atau mendampinginya.
Misalnya, alih-alih melarang anak Anda untuk menyebrang jalanan kampung dengan mengatakan “jangan”, sebaiknya Anda memberitahu mereka bagaimana cara menyeberang dengan benar dan terus mendampingi mereka. Tujuannya adalah supaya anak Anda memahami kalau menyeberang jalan sembarangan itu bahaya, tapi ada solusi yang bisa digunakan.
5. Berikan Pengalaman Baru
Tips yang selanjutnya adalah dengan memberikan pengalaman baru kepada anak Anda dengan cara mengunjunginya ke tempat-tempat baru. Misalnya, kebun binatang, waterpark, perpustakaan, atau sekedar menemani kakek memanen padi di sawah dan ladang.
Tujuannya adalah supaya referensi anak Anda mengenai kehidupan lebih bisa berkembang, sehingga kreativitas, imajinasi dan kemampuannya untuk berempati pun berkembang pula. Seringkali, orang tua (khususnya yang tinggal di perkotaan) enggan memberikan pengalaman baru yang terkesan kotor dan jorok kepada anak karena takut kotor. Padahal, anak perlu bermain “kotor-kotoran” untuk bisa mengetahui rasa “kotor” itu sendiri dan cara mengatasinya.
Jangan lupa juga, usahakan untuk mendorong anak Anda terlibat aktif dalam jalan-jalan tersebut dengan mengamati, mendengarkan, menyimpulkan dan berani bertanya. Anak-anak sudah dikaruniai rasa ingin tahu yang tinggi. Namun sayangnya, acapkali rasa ingin tahu tersebut dihambat oleh orang tua yang tidak ingin menjawab dan menjelaskan.
6. Dorong Anak Untuk Terus Mencoba
Sama seperti saat sedang belajar berdiri dan berjalan, seorang orang tua juga sebaiknya tidak menghakimi anak ketika dia terjatuh, melainkan memeluknya dan mendorongnya untuk terus mencoba. Langsung menghakimi begitu anak melakukan kesalahan, hanya akan membuatnya tertekan dan tidak mengerti mengenai apa yang Anda bicarakan.
Ketika anak beranjak dari balita ke usia sekolah, yang dipelajarinya tidak hanya berdiri lagi, melainkan juga mencari teman, membuat gambar yang bagus dan lain sebagainya, sehingga masalahnya akan jadi lebih kompleks lagi,
Dengan mendorong anak untuk terus mencoba, Anda tidak hanya akan mendorong kreativitasnya untuk naik ke permukaan, tetapi juga membantunya mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai kegagalan dalam hidup dan meyakinkan dirinya kalau walaupun dia gagal, Anda akan terus membantunya.
7. Beri Apresiasi Terhadap Apapun Hasil Anak Anda
Sejalan dengan mendorong anak untuk terus mencoba, orang tua juga harus memberikan apresiasi terhadap apapun hasil yang telah mereka capai. Apresiasi adalah hal yang penting untuk meningkatkan moralitas si kecil supaya bisa bangkit kembali dan mencoba lagi, serta meningkatkan rasa percaya dirinya ketika dewasa nanti.
Sebaliknya, alih-alih mendorong si kecil untuk mencoba lebih keras lagi, kata-kata perbandingan dan hukuman justru akan membuat dirinya tertekan, takut mencoba dan pada akhirnya akan membuat dirinya jadi orang yang rendah diri dewasa nanti.
Apresiasi tidak melulu soal hadiah, apalagi hadiah yang mahal. Seringkali kata terimakasih, maaf dan tolong serta beberapa pujian ringan cukup untuk membuat anak kembali ceria dan mau mencoba lagi.
Beberapa Contoh Aktivitas Untuk Mendorong Kreativitas Anak
Ada banyak aktivitas menyenangkan dan terjangkau yang bisa Anda coba untuk mendorong kreativitas si kecil Berikut ini beberapa diantaranya:
- Menggambar dan mewarnai.
- Memberi makan hewan baik yang Anda pelihara maupun di kebun binatang.
- Berjalan-jalan di kebun untuk mengidentifikasi hewan dan tumbuhan yang ada di kebun tersebut.
- Memakaikan baju untuk boneka.
- Mendongeng.
- Bermain peran.
- Berjalan-jalan.
- Bermain bongkar pasang.
- Bernyanyi dan menari bersama.
- Membuat kliping dan masih banyak lainnya.
Disadari atau tidak, usaha mengembangkan kreativitas anak sejak dini juga mendorong orang tua untuk lebih kreatif dan inovatif. Tidak hanya kreatif dalam memilih mainan atau buku cerita, tetapi juga kreatif dalam menemani tumbuh kembang fisik dan kreativitas anak.