Mencintai seseorang dan menikah dengannya tentu merupakan kebahagiaan tersendiri. Namun, seringkali kita lupa kalau kebahagiaan di dunia tidak akan abadi. Akan ada waktunya orang yang kita cintai itu pergi menghadap yang maha kuasa.
Tidak jarang hal ini akan membuat seorang perempuan limbung tidak ikhlas dan bahkan susah untuk membuka hatinya kembali. Khususnya apabila suami adalah individu yang baik dan sosok imam yang bisa diandalkan.
Berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk mengikhlaskan suami yang telah tiada:
1. Menerima Emosi yang Ada
Ketika orang yang kita cintai dan telah hidup bersama dengan kita selama bertahun-tahun tiada, tentu akan banyak emosi yang akan kita rasakan. Sedih, marah, kecewa, hingga penyesalan pasti ada. Namun, mengakui dan menerima kalau pasangan kita sudah meninggal dan kita memang memiliki emosi-emosi tersebut adalah langkah penting untuk move on.
Terimalah emosi-emosi tersebut. Tidak apa-apa jika Bunda perlu menangis, atau perlu cerita kepada orang lain. Tidak apa-apa juga jika Bunda bercerita dan berdoa kepada tuhan yang maha kuasa. Sebab, emosi-emosi tersebut valid adanya dan penting untuk diakui supaya Bunda bisa lebih mudah move on.
2. Mengakui Kalau Ada Hal-Hal yang Tidak Bisa Dikontrol
Kelahiran, rezeki, jodoh dan kematian adalah 4 hal yang tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh manusia. Keempat hal tersebut sepenuhnya menjadi misteri ilahi. Oleh sebab itu, dengan meyakini kalau Bunda dan suami adalah makhluk tuhan yang bisa sewaktu-waktu dipanggil, tentu sedikit banyak akan membantu Bunda ikhlas. Sebab walau bagaimanapun, atas kehendak-Nya lah kita hidup dan atas kehendak-Nya juga kita atau orang yang kita cintai meninggal.
Bunda mungkin menyesal atas banyak hal yang pernah atau belum pernah Bunda berikan kepada suami, tapi kematian memang bisa datang tanpa diundang dan tanpa dipanggil. Toh, Bunda juga masih bisa memohonkan ampun atas suami yang sudah wafat dan melanjutkan amal baiknya di dunia.
3. Menyendiri dan Mendekatkan Dengan Diri dengan Tuhan
Tips yang ketiga adalah memberikan waktu untuk diri sendiri dan mendekatkan diri dengan tuhan. Berbeda dengan manusia, Bunda bisa bercerita apapun dengan tuhan dan bahkan memohonkan ampun untuk suami Bunda.
Ingat, tuhan tidak hanya maha pengasih dan maha penyayang, tetapi juga maha mendengar. Berdoa dan kembali kepada tuhan niscaya akan membuat Bunda lebih tenang. Bunda harus percaya, kalau bisa jadi tuhan tidak memberi solusi sekarang, tapi solusi tersebut akan datang tepat pada waktu Bunda membutuhkannya.
4. Membereskan Barang Suami
Tentu sedih ya Bunda jika harus membereskan barang suami yang sudah meninggal. Tapi, hal ini perlu loh, supaya Bunda bisa lebih mudah move on. Sebab, tidak dapat dipungkiri kalau terkadang hanya dengan melihat barangnya saja, Bunda pasti akan teringat sosoknya.
Kalau Bunda merasa tidak mampu untuk membersihkannya sendiri, Bunda bisa meminta anak Bunda atau tenaga profesional untuk membersihkannya. It’s okay jika barang-barang tersebut baru dibersihkan beberapa bulan setelah suami wafat.
Bunda bisa memilih mana barang yang akan disimpan sebagai kenang-kenangan, barang yang akan disumbangkan kepada orang lain dan mana barang yang akan dibuang. Supaya amal baik suami tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya, Bunda bisa menyumbangkan barang-barang milik suami tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan dengan atas nama suami.
5. Melanjutkan Amal Baik Suami
Cara mengikhlaskan suami yang telah meninggal selanjutnya adalah dengan melanjutkan amal baik yang sudah dia lakukan selama hidup. Misalnya, suami adalah sosok yang suka membantu orang miskin dan anak yatim, maka Bunda bisa lanjut membantu orang miskin dan membantu anak yatim.
Hal ini bisa membantu Bunda menyadari bahwa meskipun suami Bunda telah tiada, masih ada amal kebaikan yang bisa membantunya di akhirat sana. Selain itu, Bunda juga bisa menyadari kalau masih ada hal-hal baik yang bisa Bunda lakukan untuk suami, meskipun ia telah beristirahat dengan tenang di alam baka.
6. Lakukan Banyak Kegiatan Positif
Menangisi kepergian suami terlalu lama juga tidak baik loh Bunda. Oleh sebab itu, salah satu cara supaya bisa cepat ikhlas ditinggal oleh suami adalah dengan melakukan banyak kegiatan positif, supaya fokus Bunda bisa beralih ke kegiatan positif tersebut.
Tidak hanya melakukan amal baik yang pernah dilakukan suami semasa hidup, Bunda juga bisa melakukan kegiatan positif lainnya, misalnya berolahraga atau menekuni kembali hobi yang telah Bunda tinggalkan sejak menikah.
7. Berkonsultasi dengan Psikolog
Salah satu cara untuk keluar dari rasa duka adalah dengan bercerita mengenai rasa duka kita kepada orang lain. Namun tidak dapat dipungkiri kalau tidak jarang, ada banyak hal yang tidak bisa kita ceritakan kepada keluarga karena satu dan lain hal.
Jika hal ini terjadi kepada Bunda, Bunda bisa bercerita dengan psikolog terdekat. Tenang, saat ini konsultasi di psikolog juga sudah dicover oleh BPJS, tapi Bunda tetap harus datang dan mendaftar di fasilitas kesehatan pratama. Beberapa perusahaan juga menyediakan asuransi untuk konsultasi dengan psikolog ini.
Jika Bunda sudah memiliki anak, tidak masalah jika Bunda meninggalkan si kecil sejenak di rumah kakek nenek untuk mengunjungi psikolog terdekat. Psikolog bisa jadi tidak akan menyediakan solusi untuk masalah Bunda atau menyediakan obat. Tapi, seorang psikolog bisa menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan semua cerita Bunda.
Lalu, apakah wanita yang sudah ditinggal mati oleh suaminya bisa menikah lagi? Jawabannya tentu saja boleh. Hanya saja, jika Bunda adalah seorang muslimah, Bunda harus melewati masa iddah selama beberapa bulan terlebih dahulu.
Menikah kembali dengan orang lain bukan berarti Bunda sudah tidak setia dengan suami. Menikah kembali bisa juga dipandang sebagai cara untuk menghindari zina atau memenuhi kebutuhan si kecil atas sosok father figure setelah ditinggal suami dan ayah tersayang.
Menikah kembali juga bukan berarti Bunda sudah melupakan kasih dan sayang suami. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan. Mengikhlaskan berarti kita menyadari sepenuhnya kalau ada hal-hal yang terjadi di luar kehendak kita dan terus mencoba hidup meskipun rasa yang ditinggalkan oleh suami atau orang yang kita sayang itu pasti akan tetap ada.