Salah satu aspek dalam mendidik anak adalah pemberian pujian dan hukuman. Hukuman diberikan dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada anak. Namun, seringkali orang tua salah persepsi atau mengutamakan emosinya sehingga menghukum anak dengan kekerasan fisik atau verbal.
Padahal, sebenarnya pemberian efek jera ini akan sangat efektif apabila Anda mengetahui contoh hukuman yang mendidik bagi anak. Dengan begitu, anak pun bisa mengevaluasi diri sendiri dan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dibandingkan dengan kekerasan.
Lalu, apa saja contoh hukuman yang mendidik tersebut? Daripada penasaran, mari simak informasi lebih lengkapnya pada pembahasan berikut ini!
Tujuan Memberi Hukuman ke Anak
Memberi hukuman ke anak bukan berarti untuk menimbulkan rasa takut atau segan kepada orang tua. Hukuman bisa berdampak positif pada perkembangan anak apabila diberikan secara positif. Tujuannya adalah agar anak bisa mendapatkan beberapa hal di bawah ini:
1. Memahami Adanya Konsekuensi atas Suatu Tindakan
Anak yang sedang dalam masa perkembangan belum bisa secara maksimal mengolah dan memilah tindakan mana yang baik atau buruk. Mereka cenderung lebih banyak mengeksplorasi berbagai tindakan tanpa mengetahui konsekuensi di baliknya.
Di sinilah peran pemberian hukuman sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. Ketika melakukan perbuatan kurang baik, mereka bisa mengetahui bahwa akan ada akibat atau hukuman yang akan diterima dari orang tua.
Jika sudah merasakannya, mereka bisa menyerap informasi bahwa tindakan tersebut tidak baik dan tidak untuk diulangi.
2. Penanaman Nilai dan Etika
Setiap individu, termasuk anak, tinggal di tengah masyarakat yang penuh akan aturan nilai dan etika. Ada banyak nilai yang perlu ditanamkan kepada anak agar mereka bisa memenuhinya. Namun, tidak jarang bahwa anak pun akan memberontak terhadap nilai dan etika tersebut sehingga memilih melakukan tindakan kurang baik.
3. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab
Seperti yang sudah disebutkan pada poin 1 bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Dari konsekuensi tersebut, anak bisa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap tindakan yang diambilnya.
Pemberian hukuman ini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dari setiap tindakan atau keputusan yang mereka ambil. Tanggung jawab ini berupa melakukan hukuman sesuai yang diperintahkan oleh orang tua tanpa membangkang karena tahu bahwa mereka sudah melakukan kesalahan.
Contoh Hukuman yang Mendidik bagi Anak
Agar tujuan-tujuan di atas tercapai, Anda dapat menerapkan beberapa contoh hukuman yang mendidik bagi anak berikut ini:
1. Sediakan Waktu atau Ruang Tersendiri bagi Anak
Membiarkan anak mengevaluasi dan merenungkan tindakannya merupakan salah satu contoh hukuman yang mendidik. Dengan begini, mereka bisa berpikir dengan lebih matang dan menyadari tindakan yang telah dilakukan.
Berikanlah waktu beberapa menit atau jam kepada anak untuk memikirkan kembali dan mengambil keputusan atas tindakannya. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai berdiskusi dan bertanya apakah mereka sudah menyadari perbuatannya atau belum.
Apabila dirasa belum cukup, berikanlah waktu tambahan lebih banyak. Cara ini bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemampuan berpikir kritis anak terhadap setiap aksinya.
2. Berikan Konsekuensi atas Tindakan yang Dilakukan
Konsekuensi ringan hingga berat dapat diberikan kepada anak tergantung dari seberapa besar kesalahan yang dibuat. Namun, perlu diingat untuk selalu menghindari kekerasan fisik dan verbal agar tidak meninggalkan rasa takut atau trauma kepada anak.
Misalnya, anak berbuat salah karena mencoret-coret dinding tembok menggunakan spidol. Sebagai konsekuensinya, Anda perlu mengarahkannya untuk segera membersihkan tembok. Pastikan bahwa Anda pun sudah memberikan contoh bagaimana cara membersihkannya agar mereka lebih paham.
Sesuaikan pemberian konsekuensi dengan usia anak. Semakin bertambah usia, tentu pemberian hukuman akan berbeda.
3. Atur Batasan
Anda bisa mengatur batasan terhadap akses tertentu jika anak didapati melakukan kesalahan. Misalnya, anak sering begadang karena terlalu lama bermain gadget. Sebagai hukumannya, Anda perlu mengatur batasan bermain gadget dalam sehari agar mereka mendapatkan istirahat yang cukup.
Tentu hal ini tidak akan mudah dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan pembiasaan sejak dini agar mereka pun dapat terbiasa dengan aturan tersebut. Sebagai hasilnya, mereka akan mengurangi sendiri waktu bermain gadget tanpa merasa bahwa hal tersebut adalah sebuah hukuman.
4. Ciptakan Ruang Diskusi
Anak akan cenderung melawan dan mempertahankan diri atas tindakannya agar tidak mendapatkan hukuman. Oleh karena itu, Anda perlu menciptakan ruang diskusi yang aman dan nyaman supaya mereka dapat menyuarakan keinginannya serta menyampaikan alasan di balik perbuatannya.
Sebagai orang tua, Anda perlu terbuka dan berusaha memahami kebutuhan anak agar tidak tercipta hukuman yang berupa kekerasan atau emosi. Jadi, biarkan mereka menyampaikan seluruhnya dan Anda pun berkesempatan untuk menasehati, memberikan arahan, serta melimpahkan hukuman.
5. Berikan Tugas Tambahan
Sebagai hukuman atas perbuatannya, anak bisa diberikan tugas tambahan di luar tanggung jawabnya sehari-hari. Misalnya, anak pulang larut malam karena terlalu asyik bermain bersama teman.
Anda bisa memberikan hukuman kepada mereka berupa membersihkan rumah selama akhir pekan yang seharusnya merupakan waktu istirahat. Namun, pastikan juga bahwa Anda pun memberikan contoh atau peran model kepada mereka sehingga mereka pun tidak merasa sendiri.
Itulah beberapa contoh hukuman yang mendidik bagi anak untuk bisa ditiru oleh para orang tua. Pastikan bahwa Anda tidak memberi hukuman berupa kekerasan fisik atau verbal karena tindakan tersebut dapat memengaruhi perilaku anak. Berikan hukuman yang mengarahkan anak kepada pembelajaran dan perbaikan pola perilaku.