Mendidik anak menjadi salah satu hal menantang bagi orang tua karena setiap orang memiliki sifat dan perilaku berbeda. Ada anak yang perlu diberi ketegasan dan ada juga yang hanya bisa diarahkan dengan lemah lembut.
Pola didik seperti ini dikenal dengan istilah good cop dan bad cop. Apabila merujuk pada arti harfiahnya, kedua istilah tersebut berarti seorang polisi atau pengawas yang memiliki peran baik dan buruk. Lalu, apa hubungannya dengan pola mendidik anak?
Daripada penasaran, mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Strategi Good Cop dan Bad Cop dalam Mendidik Anak
Mari pahami satu per satu cara mendidik anak yang satu ini:
1. Strategi Good Cop
Sesuai dengan namanya, strategi good cop adalah pendekatan yang dilakukan dengan berperan sebagai sosok orang tua lemah lembut, baik, dan sabar. Umumnya, strategi ini banyak diperankan oleh ibu rumah tangga. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa ayah berperan sebagai good cop tergantung dari sifat dan kepribadian masing-masing pasangan.
Tidak ada salahnya dalam menerapkan pendekatan ini karena anak bisa merasa lebih nyaman dan dekat dengan orang tua. Pasalnya, mereka akan berpikiran bahwa orang tua adalah teman mereka dan bisa menceritakan apa pun yang dialami dan dirasakan.
Anak tidak takut dalam menyampaikan pendapat mereka. Orang tua pun akan lebih mudah memberikan masukan, arahan, dan pendapat terkait aktivitas anak. Akan tetapi, sebagai orang tua, Anda perlu mewaspadai strategi ini.
Dilansir dari situs Orami, anak bisa memiliki kecenderungan untuk menggampangkan atau meremehkan aturan di rumah. Hal ini disebabkan karena mereka percaya bahwa Anda tidak akan marah dan hanya akan menasihati.
2. Strategi Bad Cop
Berkebalikan dengan sebelumnya, strategi bad cop merupakan pendekatan mendidik anak dengan berperan sebagai orang tua tegas, disiplin, dan cenderung ditakuti. Strategi ini ditujukan agar anak memahami batasan dan mengerti bagaimana harus menaati aturan yang berlaku di rumah ataupun di masyarakat.
Strategi ini bisa berdampak buruk bagi anak apabila orang tua lebih condong memarahi dibandingkan memberi arahan. Dengan kata lain, Anda cenderung “memaksakan” apa yang harus dilakukan anak daripada mendekatinya secara personal.
Dalam jangka pendek, strategi ini cukup efektif untuk memberi efek jera atau takut pada anak. Akan tetapi, jika dilakukan terus-menerus, dikhawatirkan anak akan menutup diri dan tidak ingin mendengar perintah atau perkataan Anda.
Kelebihan Strategi Good Cop dan Bad Cop
Kedua strategi ini berdampak baik dalam mendidik anak yang dapat terlihat pada beberapa poin di bawah ini:
1. Anak Terdidik sesuai Aturan
Dilansir dari situs Parentalk, anak bisa mengikuti aturan yang berlaku di rumah berkat adanya penerapan strategi ini. Orang tua yang berperan sebagai bad cop akan membuat aturan tegas agar mereka menaatinya.
Sementara itu, good cop bisa memberikan pemahaman dan pengertian kepada anak agar mereka bisa mengikuti arahan yang ada. Misalnya, ayah membuat aturan agar selalu pulang sebelum jam 9 malam.
Dalam kasus ini, ayah berperan sebagai bad cop di mana anak harus menuruti perintah. Nah, sang ibu berusaha meyakinkan anak bahwa aturan tersebut dibuat dengan tujuan agar mereka tidak mengalami hal yang tidak diinginkan karena banyak bahaya di luar sana.
2. Meningkatkan Kepatuhan dan Ketegasan
Dari aturan yang sudah dibuat, anak diharapkan untuk lebih patuh pada aturan yang ada. Hal ini akan berdampak baik untuk kehidupan bermasyarakat mereka. Di masyarakat, sudah ada norma dan aturan yang berlaku sehingga harus ditaati.
Dengan menanamkannya sejak dini di rumah, mereka akan terbiasa dan bisa mengikuti contoh yang baik. Selain itu, mereka juga dapat menjadi pribadi yang tegas karena belajar dari orang tua.
3. Bangun Kepercayaan Anak
Di samping orang tua yang berperan sebagai bad cop, anak bisa mempercayakan segalanya kepada good cop. Mereka dapat menyalurkan emosi dan perasaan dalam bentuk apa pun kepada orang tua good cop.
Kepercayaan akan terbangun karena mereka yakin bahwa seluruh rahasia dan perasaan apa pun tidak akan diremehkan atau dibeberkan ke orang lain. Hal ini sangat baik bagi perkembangan mental anak agar seluruh emosinya bisa tersalurkan dengan baik.
Kekurangan Strategi Good Cop dan Bad Cop
Di balik kelebihannya, tentu ada kekurangan dari penerapan kedua strategi ini dalam mendidik anak. Berikut adalah beberapa kekurangan tersebut:
1. Anak Hanya Memilih Salah Satu Pihak
Dibandingkan bad cop, umumnya anak cenderung memilih good cop sebagai pihak yang dipercaya. Peran yang dibangun oleh bad cop condong ke arah tegas dan menakutkan sehingga anak lebih memilih untuk menghindar.
Sederhananya, mereka akan memilih pihak yang memberi kenyamanan dan bukan yang membuat takut.
2. Cenderung Memiliki Orang Tua Kesayangan
Dalam mendidik anak, orang tua tentunya perlu menyatukan persepsi dan tujuan. Jika tidak demikian, anak akan cenderung memilih salah satu orang tua yang mereka sukai. Baik ibu maupun ayah, mereka condong akan lebih sayang kepada pihak yang tidak suka memberi aturan.
3. Kesulitan dalam Menentukan Skala Prioritas
Penerapan kedua strategi ini menimbulkan dua kubu. Salah satu pihak akan lebih sering berkata “ya” kepada apa yang anak minta. Sementara itu, pihak lain berperan untuk mengatakan “tidak” pada suatu hal.
Hal ini dapat membuat anak bingung karena tidak bisa menentukan pihak mana yang harus dipercaya. Akibatnya, mereka akan kesulitan dalam menentukan hal apa baik dan buruk untuk dilakukan.
Misalnya, anak minta izin untuk pulang terlambat di atas jam 9 malam. Bad cop akan memberi aturan tegas dan berkata tidak pada permintaan tersebut. Akan tetapi, good cop akan mengiyakan dan memberi sejumlah persyaratan yang menyenangkan perasaan mereka.
Dua argumen yang berbeda ini akan membingungkan anak sehingga tidak bisa mengambil keputusan tepat. Biasanya, solusinya adalah salah satu pihak orang tua akan bertindak lebih tegas demi menegakkan salah satu aturan.
Strategi Alternatif dalam Mendidik Anak
Setelah memahami penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa ada kelebihan dan kekurangan dari penerapan strategi tersebut. Sebenarnya, ada strategi alternatif yang bisa diterapkan dalam mendidik anak dan lebih mengarah pada penyamarataan persepsi.
Dalam hal ini, strategi tersebut dikenal dengan istilah United Front. Penerapan pola mendidik ini menitikberatkan pada diskusi antara Anda dan pasangan. Jadi, sebagai orang tua, Anda bisa berdiskusi terlebih dahulu mengenai aturan dan batasan yang akan diberlakukan di dalam keluarga. (Sumber: Orami)
Ketahui dan pahamilah kebutuhan anak sehingga aturan yang berlaku bisa dilakukan dengan maksimal tanpa perasaan beban. Anda juga bisa mengajak anak untuk berdiskusi mengenai peraturan di rumah agar tercipta keterbukaan dan transparansi di dalam keluarga.
Itulah beberapa hal mengenai strategi good cop dan bad cop dalam mendidik anak. Setiap strategi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk kemudian dicerna dan dipilih kembali sesuai kebutuhan keluarga. Apabila kedua strategi tersebut tidak sesuai, Anda bisa menggunakan alternatif lain yang lebih tepat.