Pada era serba modern sekarang ini, informasi dan pengetahuan dapat mudah diakses dari berbagai media dan salah satunya adalah televisi (TV). TV menjadi salah satu media informasi populer dan bisa dinikmati siapa saja, tak terkecuali juga oleh bayi yang baru lahir.
Bagi para orang tua, media ini menjadi senjata cukup ampuh untuk menenangkan bayi rewel atau sebagai distraksi anak jika ingin menyelesaikan pekerjaan lainnya. Bagaikan dua sisi koin yang berbeda, ternyata aktivitas menonton TV bagi bayi memiliki dampak positif dan negatif tersendiri.
Kendati demikian, apakah sebenarnya bayi boleh menonton TV? Untuk mengetahui informasi lebih jelasnya, mari simak pembahasannya pada artikel berikut ini!
Dampak Positif Menonton TV bagi Bayi
Sebagai media informasi, televisi tentu berikan dampak positif bagi perkembangan bayi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Media Pembelajaran
Bayi berusia 0–18 bulan merupakan usia krusial di mana pengawasan dan perhatian sangat dibutuhkan demi perkembangan tubuh dan jiwa. Di usia ini, bayi akan lebih banyak menyerap dan meniru aktivitas atau perilaku lingkungan di sekitarnya dan salah satunya melalui tontonan di televisi.
Bayi akan melihat, mengamati, dan meniru apa yang dilakukan seseorang dalam televisi. Oleh karena itu, menonton TV bisa jadi media pembelajaran efektif melalui tayangan ramah anak. Bayi bisa belajar mengenai bentuk-bentuk benda di sekitarnya hingga belajar bahasa baru.
Sekarang ini, sudah banyak channel atau siaran TV yang dikhususkan untuk para orang tua yang memiliki bayi. Jadi, Anda bisa menyetelnya untuk anak tanpa khawatir konten yang ada di dalamnya.
2. Tingkatkan Kemampuan Kognitif dan Imajinasi
Informasi yang didapat dari televisi kemudian diserap dan diproses menjadi pengetahuan baru.
Walaupun perkembangan otak bayi belum-lah signifikan, daya imajinasi bisa terbentuk dari tayangan televisi yang ditampilkan. Dengan kata lain, memori baru akan terbentuk melalui alur cerita atau bentuk-bentuk yang ada di televisi.
3. Asah Kemampuan Sensorik Bayi
Bayi yang baru lahir perlu diasah kemampuan sensoriknya, seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, hingga sentuhan. Sebagai orang tua, Anda bisa memaksimalkan tayangan TV untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
Gambar visual yang muncul bisa meningkatkan daya penglihatan si kecil agar bisa mengenali sekitarnya dengan lebih baik. Selain itu, gerakan objek di TV bisa memberikan stimulasi bagi bayi untuk meniru gerakan tersebut. Indra pendengaran pun akan terasah dengan suara atau musik yang keluar dari TV.
Misalnya, Anda menayangkan acara tarian anak di TV untuk bayi. Nah, si kecil akan memproses informasi tersebut dengan mengikuti gerakan tangan atau kaki dan mengeluarkan suara dengan tujuan meniru tayangan televisi.
Dampak Negatif Menonton TV bagi Perkembangan Bayi
Sayangnya, menonton TV ternyata bisa berikan dampak negatif bagi perkembangan bayi seperti berikut ini:
1. Kualitas dan Durasi Tidur Bayi Terganggu
Dilansir dari situs Vidoran, paparan sinar dari televisi bisa memicu hormon melatonin mengalami penurunan. Hormon tersebut berfungsi untuk mengontrol otak agar tubuh segera tidur dan beristirahat.
Nah, jika hormon ini terganggu, bayi akan sulit tidur sehingga tidak memiliki durasi istirahat yang cukup dan kualitas tidur pun menurun. Padahal, bayi memerlukan waktu sekitar 11–14 jam sehari untuk tidur di mana sudah termasuk tidur siang. (Sumber: Kemenkes).
2. Perkembangan Otak dan Fisik Terhambat
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bayi yang baru lahir sedang mengalami proses perkembangan otak agar lebih matang. Bayi yang sering menonton TV akan memiliki ukuran otak yang lebih kecil dibandingkan yang jarang menonton atau hanya menatap layar kurang dari 1 jam. (Sumber: The Asian Parent).
Kecilnya ukuran otak ini akan memengaruhi keterampilan bahasa dan kognitif anak. Itulah sebabnya mengapa tayangan televisi hanya disarankan bagi anak yang sudah berumur 5 tahun ke atas.
Selain otak, perkembangan fisik bayi pun bisa terhambat apabila banyak menonton tayangan televisi. Mengapa demikian? Dengan menonton, anak akan lebih banyak duduk atau tiduran dengan postur tubuh yang tidak baik. Jika hal tersebut terjadi, tubuh anak tidak akan tumbuh dengan baik dan tentunya dapat berpengaruh pada kesehatan mereka.
3. Penurunan Kemampuan Berbicara (Speech Delay)
Dampak lainnya adalah anak kemungkinan besar akan mengalami keterlambatan bicara. Anak yang terlambat bicara berpengaruh terhadap kecerdasannya, mulai dari pemahaman membaca, menulis, dan kesulitan merespons orang lain.
Anak terbiasa hanya mendengar dan tidak menanggapi percakapan dari ujaran objek di televisi. Maka dari itu, mereka kesulitan untuk mengucapkan kata dibandingkan bayi yang jarang menonton TV.
Rekomendasi dari Organisasi Kesehatan
Dilansir dari situs resmi WHO (World Health Organization), anak di bawah usia 5 tahun dianjurkan untuk tidak banyak menonton tayangan televisi. Pasalnya, aktivitas tersebut bisa mengganggu kebiasaan dan kesehatan fisik anak menjadi buruk. Jadi, secara tidak langsung, organisasi tersebut menyarankan bagi para orang tua agar tidak memperbolehkan bayi menonton TV.
Namun, jika dirasa aktivitas menonton TV sangat diperlukan bagi bayi, WHO merekomendasikan beberapa hal untuk diterapkan oleh para orang tua. Anda bisa mengadakan selingan kegiatan fisik di tengah-tengah aktivitas menonton TV. Upayakan agar anak lebih banyak bergerak dibandingkan duduk di depan televisi.
Berikutnya, waktu menonton TV tidak boleh lebih dari 1 jam per harinya. Pastikan bayi memiliki waktu 11–14 jam sehari untuk tidur dan beristirahat.
Tips untuk Orangtua
Agar aktivitas menonton TV bisa berikan dampak positif bagi bayi, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan manfaatnya, antara lain:
1. Atur Batasan Waktu Menonton
Idealnya, tayangan televisi diperbolehkan untuk anak berusia 5 tahun ke atas. Akan tetapi, orang tua yang kewalahan menghadapi bayi rewel kerap kali memberikan tayangan TV agar mereka segera diam.
Anda diperbolehkan menerapkan hal tersebut dengan syarat mengatur batas waktu menonton pada anak. Usahakan untuk tidak memberikan kesempatan menonton lebih dari 1 jam karena akan memberikan dampak negatif seperti yang sudah disebutkan di atas.
2. Pilih Tayangan Sesuai Usia
Agar kemampuan kognitif, imajinasi, dan berbicara anak semakin terasah, pilihlah tayangan TV edukatif dan sesuai batasan usia. Anda bisa menayangkan program yang banyak mengajak interaksi kepada penonton, tarian, nyanyian, dan sebagainya.
Dengan begitu, bayi bisa memberikan respons berupa gerakan atau suara yang dapat menambah kosakata dan kemampuan sensorik serta motorik anak.
3. Awasi Bayi saat Menonton
Bayi tidak bisa ditinggalkan sendirian saat menonton TV agar perkembangan mereka tidak terganggu. Dengan pengawasan ini, Anda bisa mengatur jarak pandang bayi dengan televisi agar tidak terlalu dekat yang bisa merusak indra penglihatan.
Selain itu, Anda juga dapat memantau dan memperbaiki postur tubuh bayi agar tidak terlalu bungkuk yang menyebabkan ketidaknyamanan dan berujung pada masalah kesehatan.
Nah, demikianlah informasi terkait apakah bayi boleh menonton TV dari sisi kesehatan dan perkembangan fisik anak. Penting untuk memahami dampak positif dan negatif dari aktivitas tersebut agar orang tua mengetahui bagaimana menonton TV bisa berpengaruh bagi perkembangan bayi.