Pernahkah Anda mendengar pepatah yang mengatakan “Orang tua yang cerdas akan menghasilkan anak cerdas pula”? Jika pernah, hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi karena beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan anak memang menurun dari orang tua kandung.
Walaupun kecerdasan tidak bisa diukur dengan parameter tertentu, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah bisa terlihat dari bagaimana seorang anak dididik. Maka dari itu, tidak heran jika para orang tua berpendidikan akan menghasilkan anak yang terdidik pula.
Artikel kali ini akan membahas mengenai kecerdasan itu sendiri dan hubungannya dengan faktor genetik dan faktor lingkungan. Daripada penasaran, mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Definisi Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan untuk berpikir, belajar, memahami, berpikir, menilai, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ada berbagai teori dan pendekatan yang berbeda untuk memahami kecerdasan. Dengan kata lain, tidak ada dasar pasti atau parameter tertentu yang dapat menggambarkan secara lengkap semua aspek dan faktornya.
Kecerdasan ini sendiri bisa dibagi ke dalam beberapa bagian, seperti kecerdasan emosi, kognitif, dan spiritual. Setiap orang memiliki kelebihan di tiap bagiannya masing-masing sehingga perlu arahan untuk membentuknya agar lebih sempurna.
Faktor Genetik dan Kecerdasan
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, salah satu faktor yang mendorong kecerdasan anak adalah faktor genetik. Pada dasarnya, genetik adalah sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau biasa dikenal dengan istilah ‘keturunan’.
Genetika bisa beragam bentuknya, bisa dari bentuk fisik, kesehatan, hingga kecerdasan seperti yang sedang dibahas saat ini. Dilansir dari laman BBC, ternyata sebesar 50% kecerdasan anak didasari dari faktor genetika. Nah, dalam hal ini, genetika ibu sangat berperan besar dalam menyumbang kepintaran tersebut.
Seorang ibu membawa kromosom X yang melibatkan fungsi otak seperti kemampuan kognitif yang berhubungan dengan kecerdasan dan pengetahuan. (Sumber: Warstek.com). Kemudian, ibu akan mewariskan kepintarannya melalui sel mitokondria. Menariknya, sel ini hanya dimiliki oleh wanita.
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa kecerdasan bukanlah berasal dari perempuan saja walaupun menyumbang bagian paling besar. Peran pria serta pola asuh orang tua juga memengaruhi perkembangan kognitif seseorang sehingga perlu kerja sama yang baik antara suami dan istri dalam mewujudkannya.
Faktor Lingkungan dan Kecerdasan
Selain genetika, lingkungan juga memiliki pengaruh cukup signifikan dalam membentuk kecerdasan seseorang. Walaupun hanya menyumbang 36% kecerdasan anak, lingkungan bisa membentuk pola pikir dan perilaku anak khususnya lingkungan keluarga.
Anak yang baru lahir tentunya akan diasuh oleh keluarga kandung, terlebih lagi ibu dan ayah. Jika pola asuh dan lingkungan orang tua tidak baik, anak juga kurang lebih akan menerapkan hal yang sama. Hal ini disebabkan karena seorang anak baru bisa mengimitasi (meniru) aktivitas yang ada di sekitarnya.
Mereka belum bisa mengolah atau menentukan sendiri tindakan yang akan dilakukan. Misalnya, orang tua sering berkata kasar di sekitar anak. Anak pun lambat laun akan meniru perkataan tersebut tanpa tahu makna di baliknya.
Maka dari itu, penting untuk memiliki lingkungan yang sehat dan suportif. Sebagai orang tua, Anda bisa memulainya dari kebiasaan membacakan buku sebelum tidur. Penelitian menyebutkan bahwa aktivitas tersebut bisa bantu mengasah tingkat kecerdasan kognitif anak, khususnya dalam hal verbal dan bahasa.
Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan Anak
Dari pembahasan sebelumnya, dapat terlihat bahwa peran orang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan anak, bukan? Tidak hanya kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional dan sosial juga turut terbentuk berkat adanya peran orang tua.
Lalu, bagaimana orang tua bisa mengimplementasikan hal tersebut? Berikut ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk bantu kembangkan kecerdasan anak, antara lain:
1. Jadilah Sosok yang Layak Ditiru
Anak akan meniru apa pun yang dilakukan orang tua mereka. Maka dari itu, berikanlah contoh yang baik dan sesuai norma masyarakat apabila ingin mereka tumbuh cerdas.
Misalnya, Anda tidak ingin anak malas membaca buku guna menambah wawasan. Salah satu cara mewujudkannya adalah ajak anak membaca bersama dan tunjukkan kebiasan membaca tersebut di sela-sela waktu luang. Dengan begitu, mereka bisa memproses dan meniru tindakan Anda.
2. Bangun Lingkungan Belajar yang Kondusif dan Menyenangkan
Lingkungan yang positif tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu, ciptakanlah lingkungan keluarga yang nyaman dan menyenangkan.
Bagaimana caranya? Anda bisa menyediakan bacaan anak atau mainan edukatif. Melalui cara tersebut, anak bisa mengeskplorasi banyak hal dan mendapat wawasan baru setiap harinya. Dari situ, anak juga bisa menjelajahi berbagai aktivitas dan hobi yang berbeda.
3. Libatkan Anak dalam Diskusi dan Komunikasi
Kecerdasan anak juga bisa terlihat dari bagaimana cara mereka berkomunikasi. Komunikasi yang baik bisa terbentuk apabila orang tua menciptakan ruang diskusi yang aman dan nyaman bagi mereka.
Dengan diskusi terbuka, orang tua bisa mengetahui bagaimana pola pikir dan sudut pandang anak terhadap sebuah masalah atau pembahasan. Kedua pihak pun bisa saling memahami dan menghargai kondisi serta perasaan masing-masing dari diskusi dan komunikasi tersebut.
Mitos Umum tentang Kecerdasan
Para peneliti yang sudah mempelajari tentang pola kecerdasan anak tidak terlepas dari mitos umum yang beredar di masyarakat. Apa sajakah mitos tersebut? Mari simak informasinya di bawah ini:
1. “Kecerdasan hanya diturunkan dari ibu atau ayah saja”
Seperti yang sudah dibahas di atas, kecerdasan anak tidak hanya diturunkan oleh ibu saja. Akan tetapi, kedua belah pihak berperan besar untuk memiliki anak yang pintar.
Dengan kata lain, seorang anak tidaklah bisa lahir di dunia ini tanpa peran ayah yang memberikan kromosom Y kepada ibu.
2. “Kecerdasan adalah tetap dan tidak bisa berkembang”
Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini berasal dari kecerdasan para peneliti dan masyarakat. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang bahwa kepintaran tidak bisa berkembang atau stagnan.
Kepintaran bisa diasah melalui pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, hingga lingkungan sekolah. Itulah sebabnya kecerdasan tidak memiliki definisi yang pasti karena terus mengalami perkembangan setiap waktunya.
3. “Nilai sekolah adalah ukuran utama kecerdasan anak”
Perlu dipahami dan diingat bahwa kepintaran seseorang bukanlah dilihat dari seberapa besar nilai yang didapatkan di sekolah. Anak yang mendapat nilai rendah bukan menandakan dirinya tidak pintar.
Bisa jadi seseorang tersebut lebih pandai di bidang tertentu sehingga memiliki nilai kognitif yang rendah. Oleh karena itu, nilai atau angka tidak bisa dijadikan patokan dalam mengukur kepintaran seseorang.
Nah, dari pembahasan di atas, kini Anda sudah lebih tahu tentang kecerdasan anak menurun dari siapa serta bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan kepintaran tersebut. Perlu diingat bahwa kecerdasan tidak bisa diukur oleh apa pun dan bisa terus berkembang disertai lingkungan yang suportif.